Asian Agri Dorong Kawula Muda Menjadi Wirausahawan

Rabu, 31 Oktober 2018 19:45 WIB
asian-agri-dorong-kawula-muda-menjadi-wirausahawanSuasana praktik membuat makanan olahan dari ikan lele.
PELALAWAN, POTRETNEWS.com - Asian Agri Group melalui unit bisnis PT Inti Indosawit Subur (PT IIS) bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau, mengadakan Pelatihan Pengolahan Ikan Lele. Selain kerja sama dengan Unilak, Asian Agri juga bekerja sama dengan Disperindag Kabupaten Siak, Dinas Pertanian Kabupaten Siak, dan FKPPKS Indosawit Buatan.

Pelatihan dilakukan pada Selasa, 30 Oktober 2018 di SP2 Desa Buana Bhakti, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak.

Hadir pada acara tersebut Koordinator Plasma Riau Lim Djum Sin, Manager Plasma Buatan Djuamsyah Purba, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Sri Utami Lestari SP MSi, Kepala Prodi Agroteknologi Drs M Rizal MSi, dan Sekretaris Prodi Angroteknologi Dra Neng Susi MP.

Kemudian, Ketua FKPPKS H Sunarno, Koordinator CSR Riau Fajar Suryono, Perwakilan Disperindag Siak, Perwakilan Dinas Pertanian Siak, dan Mahasiswa PKL Penerima Beasiswa Tanoto Foundation Imratil Edison, serta peserta Pelatihan Pengolahan Lele yang terdiri dari ibu rumah tangga, pemuda dan pemudi SP 1 – 12, serta istri staf dan karyawan PT IIS Buatan – Asian Agri.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/01112018/potretnewscom_qg5ne_1400.jpg
Peserta antusias mengikuti Pelatihan Pengolahan Ikan Lele yang diselenggarakan Asian Agri Group melalui unit bisnisnya, PT Inti Indosawit Subur (PT IIS) bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning (Unilak). 

Manager Kebun Plasma, Djuamsyah, pada saat membuka acara menyampaikan bahwa, Pelatihan Pengolahan Ikan Lele tersebut selain untuk meningkatkan nilai ekonomi dari ikan lele sekaligus membangun jiwa kewirausahaan bagi para kawula muda sekitar perusahaan.

”Saat ini perusahaan terus mendorong bentuk usaha yang dilakukan oleh pemuda-pemudi di kebun plasma, salah satunya adalah budidaya ikan lele. Karena ada kalanya ketika panen, kita kesulitan untuk memasarkannya atau harganya tidak kompetitif. Dengan adanya pelatihan ini tentunya akan menambah nilai ekonomi, pendapatan keluarga dan gizi keluarga sekaligus membangun jiwa kewirausahaan kawula muda yang tinggal di desa. Sehingga ke depan diharapkan kegiatan agrobisnis ini menjadi salah satu alternatif income untuk keluarga petani plasma ketika menghadapi masa replanting”, kata Djuamsyah Purba.

Sebagai narasumber pelatihan tersebut adalah Dra Neng Susi MP, Sri Utami Lestari SP MSi, dan dibantu oleh Mawar dari Dinas Pertanian Siak.

Pada kegiatan tersebut peserta diajak langsung mempraktikkan pengolahan ikan lele mulai dari membersihkan ikan, menghaluskan, pembuatan bahan tambahan dan bumbu sampai menjadi makanan olahan dari ikan lele. Kemudian, peserta diajari mengolah ikan lele menjadi bakso, tekwan, krispi, empek – empek dan abon.

Kepala Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unilak Drs M Rizal MSi menyampaikan bahwa Unilak sangat mendukung usaha-usaha kecil menengah yang dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini sangat positif kita lakukan sebagai bentuk peran serta akademisi dalam meningkatkan kemampuan masyarakat. Kita berharap usaha-usaha produktif ini mampu mengerakan ekonomi lokal.

”Unilak beberapa tahun belakangan ini bekerja sama dengan Asian Agri untuk memberdayakan masyarakat, seperti budidaya ikan lele, pembuatan pakan ikan, dan budidaya ternak sapi. Kita sangat berharap kerjasama tersebut bisa terus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata M Rizal yang mengajar Mata Kuliah Ekologi di Fakultas Pertanian Unilak.

Ketua Forum Komunikasi Petani PIR Kelapa Sawit (FKPPKS) Indosawit Buatan H Sunatno, mengemukakan, pelatihan seperti ini harus terus dilakukan untuk menciptakan produk-produk yang mempunyai nilai jual ekonomi, sehingga petani memiliki alternatif pendapatan selain dari kelapa sawit.

”Saya terus mendorong pemuda-pemudi desa untuk melakukan usaha-usaha kecil menengah, seperti budidaya ikan, ayam, kambing, atau mengolah bahan – bahan yang tersedia di desa menjadi makanan, seperti manisan pepaya, olahan ikan dan lain sebagainya. Dan ini menjadi tambahan pendapatan alternatif bagi keluarga, bahkan bisa menjadi usaha yang permanen jika kita mampu mengelola dengan baik,” ujarnya.

Pada pelatihan tersebut seluruh peserta dan tamu yang hadir juga langsung menikmati hasil pelatihan, berupa bakso, tekwan, krispi, empek-empek, dan abon. (rls)

Kategori : Pelalawan, Umum
wwwwww