Home > Berita > Sport

Cerita Koper yang Menginspirasi Syuci Indriani, Dara Asal Kampar Sang Bintang Asian Para Games 2018

Cerita Koper yang Menginspirasi Syuci Indriani, Dara Asal Kampar Sang Bintang Asian Para Games 2018

Syuci Indriani memamerkan medali emas yang diraihnya dari cabor renang Asian Para Games 2018. (foto: metrotvnews.com)

Sabtu, 13 Oktober 2018 12:57 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Syuci Indriani menjadi salah satu atlet paling berprestasi di pentas Asian Para Games 2018. Dara berusia 17 tahun tersebut sukses mengumpulkan empat medali di mana dua di antaranya adalah emas. Syuci mengawali Asian Para Games dengan medali perunggu pada Ahad (7/10/2018).

Ketika itu ia mendapatkannya dari nomor 200 meter gaya bebas S14 putri. Dia juga menjadi atlet Indonesia pertama dari arena akuatik yang menyumbangkan medali untuk Indonesia.

Raihan medali perunggu itu ternyata menjadi awal kesuksesan Syuci untuk mendapatkan medali demi medali dari lintasan renang. Buktinya, sehari setelahnya, atau 8 Oktober, Syuci kembali naik podium.

Kali ini Syuci mampu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Ia mendapatkannya setelah bertarung pada nomor 100 meter gaya dada SB8.

Raihan medali Syuci sedikit turun level ketika ia turun pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 putri. Ketika itu wanita kelahiran 28 Januari 2001 ini hanya meraih medali perunggu.

Tapi itu bukan akhir dari performa gemilang Syuci di panggung Asian Para Games. Sebab saat turun pada nomor 200 meter gaya campuran SM14, dara kelahiran Kampar, Riau ini kembali mempersembahkan medali emas. Total Syuci telah menyumbangkan dua emas, satu perak, dan satu perunggu.

Prestasi yang ia dapat saat ini, bukan tanpa sebab. Berangkat dari rasa iri dengan jumlah koper kakak laki-lakinya, Syuci pun bertekad untuk bisa menjadi atlet nasional, meski memiliki kelainan saraf pada otaknya atau disebut Intelectual Disability.

”Dulu pernah iri sama abang sih, kenapa abang kopernya banyak banget. jadi sekarang malah saya yang dapat banyak koper, besar lagi," ucap Syuci, dilansir potretnews.com dari metrotvnews.com.

Usut punya usut, koper kepunyaan abang yang membuat Syuci iri adalah, lantaran abangnya yang sering keluar kota untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan, termasuk Pekan Olahraga Nasional.

Pernyataan Syuci diluruskan oleh asisten pelatihnya, Dinda Ayu. Ia bercerita secara detail terkait koper yang menjadi motivasi Syuci untuk berprestasi.

"Jadi abangnya itu atlet non-disabilitas. Mereka dulu adalah atlet normal dua-duanya. Abangnya itu sering ikut PON," ujar Dinda membuka pernyataan.

"Abangnya itu memang sering keluar kota. Kalau cerita ke saya, dia ingin sekali ingin seperti abangnya, dia ingin lebih hebat dari abangnya gitu loh, karena dia sudah melihat keputusasaan jadi orang normal," lanjut Dinda.

"Kata dia, bisa enggak ya Syuci itu seperti abang Syafril. Syuci tuh ingin dapat jatah baju kontingen, ingin mewakili Indonesia keluar negeri," ujar Dinda menirukan gaya Syuci sambil menangis.

Keinginan Syuci itu dijawab oleh yang Maha Kuasa. Perempuan kelahiran Kampar, Riau ini direkrut oleh NPC pada 2011.

"Sekarang Alhamdulillah dia sering keluar negeri, dia sudah buat passport sejak umurnya masih di bawah 17 tahun. Dia bisa keluar negeri berkali-kali," kata Dinda.

"Allah baik yah sama Syuci. Syuci berdoa itu dikasih, Syuci minta apa aja dikasih. Sekarang kopernya dia banyak, dapat jatah dari kemenpora. Sekarang baju kontingen pun sudah banyak, melebihi abangnya. Itu mungkin maksudnya," jelas Dinda.

Kini Syuci mampu menjawab segala tantangan dari dirinya. Ia telah mengantongi dua emas, satu perak dan satu perunggu. Yang berarti, bonus juga menantinya.

Harapan Syuci bisa membuat kolam renang sendiri, untuk orang tua, dan tentunya investasi masa depan dari hasil bonus tersebut. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Sport, Kampar
wwwwww