Home > Berita > Umum

Menteri Susi Berdialog dengan Ribuan Santri di Kampar: Kalau Tak Mau Makan Ikan, Saya Tenggelamkan!

Menteri Susi Berdialog dengan Ribuan Santri di Kampar: Kalau Tak Mau Makan Ikan, Saya Tenggelamkan!

Menteri Keluatan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, disambut meriah oleh warga saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Ihsan Boarding School (IBS), Kampar, Rabu (3/10/2018) . (foto: riauonline.co.id)

Rabu, 03 Oktober 2018 18:38 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti makan lima ton berbagai olahan masakan ikan dengan ribuan santri dan wali santri di Pondok Pesantren Al-Ihsan, Desa Kubangraya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. "Hari ini kita makan ikan bersama ya. Dan selanjutnya, terus kita makan ikan," kata Susi yang disambut riuh tepuk tangan jemaah, Rabu (3/10/2018).

Susi menuturkan bahwa pemerintah telah berupaya keras mengembalikan produksi ikan nasional. Ratusan kapal ilegal asing yang selama ini menangkap ikan di perairan Indonesia ditangkap. "Tenggelamkan," ujar Susi.

Menteri Susi mengatakan bahwa pemerintah memiliki niat untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia, yang saat ini sebesar 35 kilogram per kapita menjadi 45 kilogram per kapita.

Meskipun, lanjutnya, target tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih jauh di bawah Jepang yang saat ini mencapai 80 kilogram per kapita.

Lebih jauh, Susi yang dikenal sebagai menteri nyentrik dan bersahaja serta ceplas-ceplos dalam berbicara itu mengatakan mengkonsumsi ikan jauh lebih sehat, dibandingan daging merah. Selain itu, makan ikan juga terbukti jauh lebih hemat.

”Ikan adalah omega yang meningkatkan kualitas otak kita. Kalau ada anak-anak di (usia) bawah 1.000 hari, makan ikan (sejak bayi), maka akan menjadi juara-juara di sekolah,” jelasnya, dilansir potretnews.com dari riauonline.co.id.

Susi menilai, kandungan ikan yang memberikan kecerdasan pada anak nantinya bakal meningkatkan daya saing era globalisasi di masa mendatang. Dengan kecerdasan dan kepintarannya membuat anak Indonesia bakal mampu bersaing di dunia kerja masa mendatang.

"Hari ini terjadi surplus demografi, jangan sampai pertambahan penduduk dengan kualitas rendah, persaingan semakin ketat, bekerja sebagai supir pun nanti bakal didatangkan dari luar negeri," katanya.

Masyarakat saat ini tidak perlu khawatir dengan ketersediaan ikan. Saat ini, kata dia, Indonesia telah menjadi negara ekspor ikan terbesar di Indoensia. Pendapatan domestik bruto ikan mencapai 6.7 persen, jauh lebih tinggi dari Pdb nasional 5.7 persen.

"Ini bangsa besar, kalau mau bekerja yang bagus, Ibu ibu harus kasih anak makan ikan sejak kecil. Ikan ini lebih murah dari ayam dan daging merah. Kalau tak mau makan ikan, saya tenggelamkan," ujarnya sambil berseloroh. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Kampar
wwwwww