PALU, POTRETNEWS.com - Pascagempa disusul tsunami di Palu dan Donggala, Selawesi Tengah, Jumat (28/8/2018) lalu, membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akibatnya, Ahad (30/9) warga Kota Palu melakukan penjarahan di toko-toko ritel dan mal.
Tidak hanya itu, warga juga menjarah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, terus bertambah.Data terbaru yang disampaikan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ahad (30/9/2018), jumlah korban jiwa hingga pukul 13.00 Wita mencapai 832 orang meninggal dunia terdiri di Kota Palu 821 orang dan Donggala 11 orang.Sutopo berujar, jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah karena pencarian dan evakuasi terus dilakukan.
Proses pencarian dan evakuasi korban fokus di Hotel Roa Roa yang runtuh, Ramayana, Pantai Talise, hingga perumahan Balaroa. "Di Hotel Roa Roa diperkirakan ada 50-an orang korban," tuturnya, dilansir
potretnews.com dari
tribunnews.com. ***
Editor:Akham Sophian