Kendati Bertaraf Internasional dan Habiskan Anggaran Rp3,7 M, Race Director Sondi Sampurno Sayangkan Tour de Siak 2018 Kurang Publikasi Media

Kendati Bertaraf Internasional dan Habiskan Anggaran Rp3,7 M, Race Director Sondi Sampurno Sayangkan <i>Tour de Siak</i> 2018 Kurang Publikasi Media

Pembalap berpacu di etape II Tour de Siak 2018

Jum'at, 21 September 2018 23:22 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com  - Iven balap sepeda Tour de Siak (TdSi) 2018 resmi ditutup Bupati Siak Syamsuar, Jumat (21/9/2018) malam.

Untuk menyukseskan helat ini, Pemkab Siak melalui Dinas Pariwisata Siak menghabiskan dana Rp3,7 Miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanjan Daerah (APBD) Murni 2018.

Untuk tahun ini, kali pertama sejak digelar 2013 silam, pembalap yang berlaga di Tour de Siak juga memperebutkan poin dari Union Cycliste Internazionale (UCI). Sebab Tour de Siak sudah masuk dalam kalender UCI. Karena itu, helat balap sepada ini diklaim selevel dengan Tour de Singkarak (TDS) Sumatera Barat.

Kendati begitu, masih banyak kekurangan di helat tahunan tersebut. Bahkan kekurangannya sangat mencolok dan semestinya tidak terjadi pada iven bertaraf internasional.

Hal ini disampikan langsung Race Director Tour de Siak 2018, Sondi Sampurno. Dia mengatakan, ada yang kurang baik dan semestinya tidak terjadi pada helat ini. Seperti minimnya publikasi media.

"Selain itu manual booknya juga kurang lengkap. Alamat rumah sakit tidak ada, peta-peta juga belum lengkap. Mudah-mudahan tahun depan lebih baik lagi, dan harus sudah sesuai standar UCI," kata Sondi.

Secara keseluruhan, menurut Sondi, helat Tour de Siak 2018 sudah baik. Mengenai rute, jarak dan tantangan juga sangat baik. Namun yang perlu menjadi cacatan penting, bahwa makanan yang disajikan untuk pembalap selama pelaksanaan Tour de Siak 2018 juga masih jauh dari standar UCI.

"Mestinya harus semua sesuai standar UCI, termasuk makanan atlet. Itu juga menjadi keluhan atlet, karena makannya masih berminyak, pedas dan berbumbu. Jadi selain soal teknis, makanan juga menjadi catatan penting yang harus diperhatikan," kata Sondi.

Selain itu, lanjut Sondi, yang paling penting lagi adalah tersedianya media conference. Sebab hal itu tidak ada di Tour de Siak 2018. Harusnya banyak media yang diundang dalam acara besar ini. Seperti media televisi, online, cetak, radio dan lainnya.

"Publikasinya juga sangat kurang, padahal ini baraf Internasional. Harusnya, sebelum acara ada jumpa pers dulu dan interview (wawancara), agar informasi setiap etape tersampaikan dengan lengkap dan jelas di media televisi, online, radio dan media cetak," kata Sondi.

Untuk itu dia berharap, Tour de Siak 2019 pihak penyelenggra membentuk tim khusus media yang akan mengatur segala jadwal konferensi pers dan rilis kepada seluruh media.

"Harus ada ketuanya, apakah dari Humas Pemkab Siak atau dari perwakilan media. Dibuat jadwal yang jelas, leadernya yang akan mengatur semua. Setiap hari harus ada jadwal konferensi pers, dan pembagian rilis untuk rekan-rekan media," ujarnya.

Selain itu, Sondi juga mengingatkan agar Tour de Siak 2019 mendatang, penyerahan hadiah setiap etape kepada pembalap harus dekat garis finish.

"Siak kan punya banyak icon yang bisa dipromosikan, tidak mesti di depan Istana Siak podium. Sebab, start juga di depan Istana. Mestinya, finishnya di cari tempat yang lebih dekat dengan Istana, dan disana dibuat podiumnya," jelas Sondi.****

Kategori : Peristiwa, Sport, Siak, Riau
wwwwww