Home > Berita > Sport

Cerita Sedih Tim Sepakbola U-14 Riau, Gagal Juara Piala Menpora dan Pulang Naik Minibus dari Bali karena Tak Ada Biaya Beli Tiket Pesawat

Cerita Sedih Tim Sepakbola U-14 Riau, Gagal Juara Piala Menpora dan Pulang Naik Minibus dari Bali karena Tak Ada Biaya Beli Tiket Pesawat

Tim sepakbola Kabupaten Kampar yang mewakili Riau pada Piala Menpora 2018 saat disambut Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Ade Hartati, Rabu (12/9/2018). (foto: kompas.com)

Jum'at, 14 September 2018 12:21 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Tim sepakbola pelajar U-14 Kabupaten Kampar yang mewakili Provinsi Riau di Piala Menpora 2018 di Bali gagal untuk meraih kemenangan. Tim tersebut kalah di babak penyisihan. Usai menerima kekalahan, para pemain dan pelatih harus kembali ke Riau. Namun, untuk kembali ke kampung halaman, mereka terpaksa menggunakan minibus dari Bali ke Riau, karena tidak ada biaya untuk membeli tiket pesawat.

Sehingga, tim perwakilan Riau pada kejuaraan nasional, itu terpaksa menempuh perjalanan dua hari dua malam. Ibarat kata, sudah jatuh tertimpa tangga.

Dilansir potretnews.com dari kompas.com, Tim Persatuan Sepak Bola Bangkinang dan sekitarnya (PSBS) Kampar, ini tiba di Pekanbaru, Rabu (12/9/2018) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB. Mereka pulang dari Bali sejak Senin (10/9/2018) menggunakan mobil minibus.

Pelatih PSBS Kampar Triono mengaku sedih dengan kondisi tersebut. Namun, ia tidak bisa berbuat banyak. Para pemain harus pulang dengan menggunakan minibus.

”Sedih sekali menceritakan hal ini. Mau tak mau kami harus pulang naik minibus," ucap Triono saat dikonfirmasi wartawan, Rabu. Dia mengaku, tidak pernah mendapat dana selama mengikuti kompetisi, baik dari Pemerintah Kabupaten Kampar maupun dari Provinsi Riau.

Bahkan, awal keberangkatan timnya ke Bali usai menjuarai liga pelajar di Riau, Triono dan tim official mencari dana dengan cara berhutang. "Pas berangkat kami pinjam uang ke sana kemari. Akhirnya terkumpul Rp40 juta. Ada juga bantuan dari orang tua pemain," kata Triono.

Menurutnya, hal itu dilakukan dengan harapan manajer dan pengurus bisa berupaya mendapatkan dana selama anak-anak sedang bertanding. "Ya, apa mau dikata. Sampai kejuaraan selesai, dana yang di harapkan tidak kunjung didapat. Padahal kami sudah mengajukan proposal baik ke pemerintah dan pihak lainnya," sambung Triono.

Masih menurut dia, keberangkatan untuk bertanding di Piala Menpora di Bali bisa saja dibatalkan. Namun, para pemain akan menjadi korban beban mental.

”Mental mereka bisa jatuh dan akan malas-malasan dalam latihan. Kan tidak mustahil dari U-14 ini akan lahir pemain- pemain yang berbakat dan bisa mengharumkan nama Riau ke depan," tutur Triono.

Dia menambahkan, bukan juara yang menjadi motivasi utama. Akan tetapi, bagaimana anak didiknya bisa banyak bertanding dan mengasah mental mereka menghadapi tim-tim nasional lainnya.

"Juara itu sudah pasti semuanya mau dapat. Tapi kan yang perlu itu adalah mengasah mental mereka bertanding. Apalagi kesempatan dan karier pesepakbolaan mereka ini masih panjang," ujar Triono.

Kendati demikian, dia mengaku cukup senang setelah sampai di Pekanbaru yang disambut salah satu Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Ade Hartati Rahmad.

”Alhamdulillah, kami disambut Bu Ade Hartati dan dibawa ke rumahnya. Ini sudah menjadi kebanggaan bagi kami," ucap Triono. Dia mengaku dihubungi Ade Hartati, sehari sebelum sampai ke Pekanbaru.

”Jam 1 malam saya dan anak-anak sampai di Pekanbaru langsung dibawa ke rumahnya (Ade Hartati)," tambahnya. Sementara itu, Anggota DPRD Kota Pekanbaru Ade Hartati saat dikonfirmasi kompas.com, mengaku prihatin dengan nasib pesepakbola Kabupaten Kampar tersebut.

Dia pun berjanji akan membantu tim pesepakbola generasi penerus tersebut. "Ya, insya Allah ini akan saya bawa dalam hearing di DPRD lewat pihak-pihak terkait. Semoga kita bisa berbuat lebih kepada pahlawan-pahlawan muda Riau," terang Ade Hartati. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Sport, Riau
wwwwww