Home > Berita > Riau

Aksi Teror di Surabaya, Mapolda Riau, dan Mako Brimob Terkoneksi

Aksi Teror di Surabaya, Mapolda Riau, dan Mako Brimob Terkoneksi

Teroris terkapar dilumpuhkan saat menyerang Mapolda Riau, baru-baru ini. (foto: kompas.com)

Selasa, 22 Mei 2018 20:22 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kerusuhan di Mako Brimob, aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya dan aksi penyerangan Mapolda Riau beberapa waktu lalu, saling terkait. Aksi itu tidak lepas dari peran organisasi Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terkoneksi dengan kelompok ISIS di Suriah.

"Pasca-bom Surabaya minggu lalu, Polri sudah melakukan investigasi pengungkapannya termasuk mendeteksi jaringan. Dari hasil operasi kita, kita meyakini atau dugaan yang sangat kuat sekali aksi di Surabaya terkoneksi dengan penyerangan di Polda Riau juga insiden di Mako Brimob dilakukan oleh JAD yang memiliki afiliasi ISIS di Suriah," kata Tito di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Dari kejadian bom di Surabaya, kata Tito, Polri didukung TNI langsung melakukan penindakan. Hasilnya, dalam waktu 8 hari yakni dari 13-21 Mei 2018, 74 orang ditangkap dan 14 orang di antaranya meninggal dunia karena melawan saat ditangkap

"Di Jatim 31 orang, Jabar 8 orang, Banten 16 orang, Sumatera bagian selatan 8 orang, Riau 9 orang, Sumut 6 orang. Ada barang bukti disita baik bom siap pakai maupun materi bahan peledak lainnya dan kemudian baterai, switch dan lain-lain," kata Tito, dilansir potretnews.com dari detikcom.

Tito mengatakan, berkaca dari kejadian teror tersebut, maka perlu dilakukan upaya komprehensif. Presiden Jokowi sendiri, kata Tito, mendukung upaya komprehensif tersebut.

"Artinya selain penegakan hukum kepada jaringan ini, dilakukan juga upaya soft power terutama untuk membendung ideologi terorisme, bukan agama tertentu. Kemudian upaya pengembangan ekonomi dan soft lainnya termasuk melibatkan stakeholder masyarakat, kajian kurikulum, masalah pentingnya untuk membendung ideologi terorisme dengan ideologi lain seperti Pancasila," jelasnya.

"Kemudian juga stakeholder lain melalui pengembangan lebih humanis, memberikan penerangan kepada mereka untuk meluruskan ideologi terorisme yang bukan hanya melibatkan pemerintah tapi juga masyarakat," pungkas Tito. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Pekanbaru, Umum, Hukrim
wwwwww