Benny Syamsu Tresno, Napi Terorisme yang Tewas dalam Kerusuhan Mako Brimob Pernah Latihan Fisik di Bukitgema Kampar

Benny Syamsu Tresno, Napi Terorisme yang Tewas dalam Kerusuhan Mako Brimob Pernah Latihan Fisik di Bukitgema Kampar

Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrahim, napi teroris yang tewas di Mako Brimob. (foto: pojoksatu.id)

Jum'at, 11 Mei 2018 09:22 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrahim adalah narapidana teroris (napiter) yang tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Pria 29 tahun itu diduga salah satu provokator atas bentroknya anggota polisi dan napiter di Mako Brimob. Benny ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri pada 24 Oktober 2017 silam di Jalan Kopkar Jaya Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Sebelum ditangkap polisi, Benny tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Giam, RT 03 RW 15, Desa Pandau Jaya, bersama istri dan satu orang anaknya yang berusia 4 tahun. Istrinya saat itu tengah hamil empat bulan.

Ketua RT 03, Zaenal, Kamis (10/5/2018), mengaku mengetahui Benny tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob. "Saya tahu awalnya saat ke kantor desa. Ada kawan cerita kalau Benny meninggal dunia karena sakit. Tapi pas saya nonton TV, saya lihat berita bentrok di Mako Brimob Kelapa Dua. Teroris yang meninggal Benny Syamsu. Saya ingat betul, karena dia warga saya sebelumnya," tutur Zaenal, dilansir potretnews.com dari kompas.com.

Kendati demikian, tewasnya Benny pasca-bentrok di Mako Brimob tidak begitu heboh diceritakan oleh warga di kawasan Jalan Giam. Berbeda saat dia ditangkap sebagai jaringan teroris. "Warga biasa saja. Karena jasad Benny tidak di bawa ke sini (Desa Pandau Jaya)," kata Zaenal.

Dia mengatakan, istri Benny sudah melahirkan anak kedua. Istrinya tinggal bersama mertuanya. Rumah yang dikontrak sebelumnya ditinggalkan setelah Benny ditangkap polisi.

"Seminggu setelah (Benny ditangkap) itu, istrinya datang mengambil barang rumah tangga. Dia juga minta izin ke saya," kata Zaenal.

Sosok Benny
Lalu, siapa sosok Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrahim ini? Zaenal mengatakan, di kalangan masyarakat Benny terlihat ramah dan baik. Selain itu, dia rajin ke masjid dan mengikuti kegiatan sosial bersama warga.

"Kami melihat dia (Benny) seperti biasa saja. Kami tidak menyangka kalau dia teroris. Tahunya pas ditangkap Densus 88," ujar Zaenal. Rumah Zaenal berhadapan dengan rumah kontrakan Benny. Jadi dia tahu persis seperti apa keseharian Benny.

Benny tinggal di rumah kontrakan itu lebih kurang empat bulan bersama istri dan satu anaknya. Benny sehari-hari bekerja sebagai tukang instalasi listrik.

"Dia waktu remaja bergabung organisasi ikatan remaja masjid. Dia tinggal bersama orang tuanya. Tapi heran juga kenapa dia jadi teroris," imbuh Zaenal.

Setelah beranjak dewasa, warga cukup jarang melihat Benny. Bahkan jarang terlihat mengikuti kegiatan pemuda masjid. "Tak tahu ke mana dia pergi. Tiba-tiba saja dia sudah punya istri. Istrinya orang Lubuk Basung, Sumatera Barat (Sumbar)," kata Zaenal.

Selama empat bulan tinggal di Jalan Giam, Benny dikenal cukup ramah dengan warga, sehingga warga tidak mencurigai kalau dia seorang teroris. "Dia sering ke rumah saya. Kadang terdengar dia sedang mengaji di rumahnya. Ya, gak menyangka kalau dia teroris," ujar Zaenal.

Benny sebelumya ditangkap bersama tiga orang teroris lainnya, yakni Wawan alias Abu Afif, Yoyok Handoko alias Abu Zaid dan Handoko alias Abu Buchori. Mereka satu jaringan teroris Jemaah Ansor Daulah (JAD).

Berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian, para teroris itu berencana menyerang kantor polisi di Pekanbaru. Namun, aksi tersebut belum sempat dilakukan karena cepat terendus oleh polisi. Keempat pelaku satu jaringan dengan teroris yang ditangkap di Provinsi Jambi beberapa waktu lalu, yang terkait pelatihan menembak dan meracik bom.

Benny dan teroris lainnya pernah melakukan latihan fisik di Bukitgema, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Namun, setelah diketahui polisi, lokasi tersebut telah disterilisasi dan terus diawasi.

Sebagaimana diketahui, bentrokan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat terjadi pada Selasa (8/5/2018) malam. Akibat bentrokan itu, lima anggota polisi gugur.

Mereka adalah, Bripda Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, Ipda Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji, Briptu Luar Biasa Anumerta Fandy, Brigpol Luar Biasa Anumerta Denny, dan Bripda Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas. Kini, situasi Mako Brimob Kelapa Dua mulai dingin setelah 155 napiter dipindahkan ke Nusa Kambangan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim, Umum, Kampar
wwwwww