Kronologi Meledaknya Meriam di Istana Kerajaan Darussalam Gunungsahilan Kampar

Kronologi Meledaknya Meriam di Istana Kerajaan Darussalam Gunungsahilan Kampar

Kepingan sisa meriam yang meledak di Istana Darussalam, Riau. (foto: istimewa via okezone.com)

Kamis, 10 Mei 2018 08:15 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Satu tewas dan tiga lainnya mengalami luka yang cukup parah setelah meriam Istana Darussalam Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunungsahilan Kabupaten Kampar, Riau meledak dan hancur. Polisi masih menyelidiki panyebab meledaknya meriam milik istana yang merenggut satu nyawa dan tiga warga lainnya mengalami luka.

Dilansir potretnews.com dari okezone.com, Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto, menjelaskan meriam meledak berawal bermula saat pukul pukul 10.45 WIB, Raja Gunung Sahilan, HMT Nizar diarak dari Kantor Desa Gunungsahilan menuju istana.

Saat diiringi, Raja Gunungsahilan didampingi oleh Kapolres Kampar AKBP Ananta Yudhistira, tokoh masyarakat dan sesepuh adat.

Di Istana Raja Gunungsahilan, sudah menunggu sekira 1.500 warga. Rencananya mereka akan memperingati genap satu tahun kepemimpinan Raja HMT Nizar. Iring iringan diwarnai dengan musik tradisional Kerajaan Gunungsahilan.

"Pukul 11.00 WIB rombongan Raja Gunungsahilan sampai di gerbang istana," ucap AKBP Sunarto.

Tidak berapa lama, salah satu penyelenggara acara bergerak ke meriam tradisional atau lelo. Ia bermaksud membunyikan meriam tersebut untuk menyambut kedatangan raja dan rombongan.

Namun tiba tiba, saat dihidupkan, meriam itu meledak dan hancur berkeping-keping. Ledakan itu membuat lima orang yang berada di sekitar meriam terpental.

Satu orang meninggal atas nama Ikram (38). Sementara tiga orang mengalami luka cukup parah, yakni Sumanto Rebo (58 tahun) warga Gunung Sahilan, Rapika Alni (16 tahun) warga Desa Subarak Kecamatan Gunung Sahilan dan Aisyah (12 tahun). Sementara satu orang mengalami luka ringan yakni Sarimah (51 tahun).

Meriam yang meledak itu memiliki panjang 1 meter dengan diameter 7 cm. Saat ini tim masih menyelidiki penyebab meledaknya meriam tersebut. “Menghidupkan meriam atau lelo itu merupakan salah satu ritual untuk memulai jalannya acara," imbuhnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa, Umum, Kampar
wwwwww