Harimau Pemangsa Manusia Muncul Lagi, Buruh PT THIP Diwajibkan Pakai Topeng Terbalik Saat Bekerja yang Letaknya Menghadap ke Sisi Belakang

Harimau Pemangsa Manusia Muncul Lagi, Buruh PT THIP Diwajibkan Pakai Topeng Terbalik Saat Bekerja yang Letaknya Menghadap ke Sisi Belakang

Petugas patroli di kawasan perlintasan harimau Bonita di Desa Tanjungsimpang Kabupaten Indragiri Hilir. (foto: kompas.com)

Rabu, 04 April 2018 09:24 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menginstruksikan kepada seluruh pekerja yang berada di PT Tabung Haji Indo Plantation (PT THIP) di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) untuk menggunakan topeng dalam menjalankan aktivitasnya di perkebunan. Instruksi ini buntut panjang dari kembalinya harimau sumatera yang muncul di area perkebunan perusahaan dan berbatasan langsung dengan hutan produksi milik dari PT Satria Perkasa Agung (PT SPA).

”Dengan kemunculan kembali Harimau Sumatera, tim memberikan edukasi dan sosialisasi kepada pekerja untuk menggunakan topeng," kata Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati, Rabu (4/4/2018), dilansir potretnews.com dari riauonline.co.id.

Namun penggunaannya tidak seperti biasa. Para pekerja diwajibkan menggunakan topeng tidak pada sisi wajah. Melainkan menghadap ke sisi belakang.

Pemasangan topeng terbalik ini dimaksudkan karena biasanya secara naluri harimau menyerang korbannya tidak dari depan, melainkan dari belakang menyasar urat nadi sang korban.

Jadi seakan-akan para pekerja yang menggunakan topeng terbalik memiliki dua wajah, sisi depan dan belakang.

Sehingga besar kemungkinan membuat harimau sumatera enggan menampakkan diri di area jika pekerjanya menggunakan topeng dengan cara aneh seperti ini.

"Selain itu, pekerja juga kami minta untuk tidak sendiri-sendiri. Bekerjalah secara berkelompok, membawa tongkat dan membawa sumber bunyi-bunyian sejenis lonceng," imbuhnya.

Karyawan perkebunan kelapa sawit ini juga dimintai untuk tetap waspada jika kembali berhadapan langsung dengan harimau.

Selain kepada para buruh, BBKSDA Riau juga mengambil langkah lainnya. Seperti lebih mengintensifkan tim patroli, menambah tenaga komunikator satwa yang diterjunkan langsung dari Yayasan ASARI serta memasang kamera pengintai.

"Khususnya pemasangan kamera trap di jalur perlintasan harimau sumatera di batas konsesi milik PT SPA dengan PT THIP," jelasnya.

Sebelumnya, buruh asal, Iwan berhasil lolos dari kejaran harimau sumatera setelah menceburkan diri ke kanal raksasa milik PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Sebelum dikejar, Iwan tengah memanen buah sawit pada pukul 09.00 WIB, Senin, 2 April 2018. Kemudian, kata Dian, harimau datang tiba-tiba dari arah timur tepat dalam blok kebun.

Iwan yang berhasil menyelamatkan diri dari kejaran setelah berdiam diri sejenak di kanal sampai harimau itu kembali menghilang. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa, Umum, Inhil, Riau
wwwwww