Remaja 13 Tahun Diduga Korban Pencabulan hingga Melahirkan di Kampar Beberkan Nama Pelaku ke Polisi

Remaja 13 Tahun Diduga Korban Pencabulan hingga Melahirkan di Kampar Beberkan Nama Pelaku ke Polisi

Remaja 13 tahun diduga korban pencabulan bersama bayinya.

Senin, 12 Maret 2018 09:11 WIB
BANGKINANG, POTRETNEWS.com - Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kampar, AKP. Fajri mengungkap dugaan ihwal pelaku rudapaksa MH, remaja 13 tahun yang melahirkan, tertuju kepada ayah tirinya, MEH. Pihaknya masih memngejar MEH yang keburu menghilang. "Anggota masih melakukan pengejaran kepada diduga pelaku, ayah tiri korban," ungkap Fajri, Ahad (11/3/2018). Dia engatakan, dugaan akhirnya mengarah ke MEH atas pengakuan MH.

Diakui MH, menurut dia, pelaku yang mencabuli MH sampai hamil lalu melahirkan tak lain adalah ayah tirinya sendiri. "Setelah kita bujuk, akhirnya korban mengaku," kata Fajri.

Ia mengatakan, MH juga mengaku beberapa kali dicabuli MEH. Dugaan itu diperkuat dengan kaburnya MEH yang keberadaannya masih dicari. Fajri menjelaskan, pengakuan MH telat didapat.

Sehingga MEH sudah lebih dahulu menghilang. Kendati begitu, pihaknya akan mengupayakan MEH ditangkap. ‎Fajri belum bersedia memberi keterangan lebih rinci.

Semua dugaan itu akan terjawab jika MEH ditangkap. "Nanti tergantung pengakuan bapaknya itu. Belum bisa sekarang kita simpulkan," katanya.

Ditanya pengakuan MH yang lebih rinci, Fajri menjawab pihaknya tidak bisa terlalu terbuka. Ia mempertimbangkan status MH yang masih di bawah umur. "Sidangnya pun nanti tertutup, kan," ujarnya, dilansir potretnews.com dari tribunnews.com.

RN, abang HM, remaja 13 tahun yang melahirkan di Kampar, juga mengungkap cerita yang mengejutkan.

Ia menduga pelaku rudapaksa adiknya itu adalah ayah tirinya sendiri berinisial MEH. Dugaan ini muncul setelah MEH menghilang sejak Jumat (9/3/2018) lalu.

Hari itu, MEH mestinya memenuhi panggilan Kepolisian Resort Kampar. MEH dimintai keterangannya terkait laporan tentang dugaan pencabulan yang menimpa MH. "Kami menduga dialah (MEH) pelakunya," ungkap RN saat dihubungi Ahad (11/3/2018). Dugaan ini memang belum terbukti. Namun hilangnya MEH menjadi dasar dugaan tersebut.

Pasalnya, MEH belum kembali hingga Ahad (11/3/2018) sejak menghilang. RN juga mengungkap bahwa nomor kontak MEH sudah tidak aktif lagi.

Ia menceritakan, MEH pergi meninggalkan rumah di Kilometer 11 Jalan Garuda Sakti Desa Karya Indah Kecamatan Tapung dengan alasan ingin pergi ke Mapolres Kampar.

"Rupanya menghilang. Sampai sekarang belum balik," kata RN. Menurut dia, pihak Pusat Pelayananan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kampar juga memberitahunya bahwa sang ayah tiri sudah menghilang.

Di samping itu, P2TP2A juga memberitahunya bahwa MH telah mengakui pelaku rudapaksa adalah MEH. Ia mendapat kabar itu pada Jumat malam. Ibunya, JH juga telah mendapat kabar itu.

RN mengaku ibunya syok dan sangat kecewa jika benar MEH adalah pria yang tega merudapaksa MH. "Kami berharap, dia (MEH) secepatnya ditangkap," tandasnya.

‎MH melahirkan bayi perempuan secara normal, Senin (5/3/2018) lalu. Bayinya terlahir prematur dan sekarang dirawat di RSUD Bangkinang. MH mengaku dirudapaksa oleh seseorang yang tidak dikenalinya.

Pelaku menggunakan penutup wajah. MH mengaku tidak tahu jika dirinya hamil. Sampai ia melahirkan setelah air ketubannya pecah saat usia kandungan masih tujuh bulan. Ia juga mengaku tidak pernah mual.

Ia sempat merasa sesuatu keanehan diperutnya, namun tidak terpikir ada bayi di rahimnya. Keluarga tampaknya sulit menerima kenyataan pahit yang dialami MH, remaja 13 tahun diduga korban rudapaksa yang melahirkan.

Kendati begitu, keluarga ihlas menyambut kehadiran bayi perempuan HY sebagai anggota keluarga mereka yang baru. RN, 21 tahun, abang MH, tak dapat menggambarkan perasaan keluarga atas nasib adiknya.

"Emosi, marah, sedih, campur-campurlah. Nggak tau gimana perasaan kami sekarang," ungkapnya, Jumat (9/3/2018).

Orang tuanya sangat sedih. Bahkan keluarga besar di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang tahu kejadian ini, juga sangat geram. Kata dia, keluarga berharap polisi dapat mengungkap pelaku dan diberi hukuman seberat-beratnya.

RN mengatakan, MH dan orang tuanya baru sekitar dua tahun tinggal di Kilometer 11 Jalan Garuda Sakti Desa Karya Indah Kecamatan Tapung. Keluarga pindah dari Kecamatan Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim, Umum, Kampar, Riau
wwwwww