Home > Berita > Rohul

Nenek di Rokan Hulu Ini Disebut-sebut Berusia 120 Tahun, Jadi Manusia Tertua di Riau?

Nenek di Rokan Hulu Ini Disebut-sebut Berusia 120 Tahun, Jadi Manusia Tertua di Riau?

Babhinkamtibmas Polsek Rambah Hilir Resort Rohul Bripka Totok Nurdianto SH, melihat Mbah Biyung warga DU SKPD RT 08 RW 02 Dusun 3 Desa Rambahmuda, Kecamatan Rambah Hilir, usianya sudah 120 tahun.

Senin, 26 Februari 2018 17:06 WIB
PASIRPANGARAIAN, POTRETNEWS.com - Di zaman sekarang, makanan manusia banyak yang instan, mengandung pengawet dan tak memiliki gizi yang cukup untuk tubuh. Jangan heran bila banyak penyakit menghinggapi, dan berpengaruh pada harapan hidup seseorang. Jarang terdengar manusia yang berusia panjang, bahkan melebihi umur 100 tahun. Ternyata awetnya usia seseorang juga ditentukan dari pola hidup sehat. Sosok Mbah Biyung di antaranya. Wanita lansia itu tinggal bersama anak dan cucunya di DU SKPD RT 08/R 02 Dusun 3, Desa Rambahmuda, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Sekilas tampak kehidupannya biasa-biasa saja. Namun, wanita tua tersebut bukanlah nenek sembarangan. Mbah yang kerap tersenyum bila disapa tersebut, diketahui usianya sudah 120 tahun.

Bila dilihat dari fisik dan ketajaman pandangan mata sang nenek, tidak ada yang bakal menyangka Mbah Biyung ternyata usianya lebih satu abad.

Dilansir potretnews.com dari tribunnews.com, Babhinkamtibmas Polsek Rambah Hilir Resort Rohul Bripka Totok Nurdianto SH, mengaku kaget, ketika dirinya bertamu ke rumah Mbah Biyung beberapa hari lalu.

Bripka Totok yang beberapa kali meraih piagam penghargaan atas prestasinya baik dari Kapolri, Kapolda Riau maupun Kapolres Rohul dibuat salut dan heran melihat kondisi sang nenek.

Menurutnya saat ini, jarang ditemukan orang yang usianya di atas seratus tahunan lebih. Bukan hanya itu saja, meski usia lebih satu abad, fisik mbah masih kuat.

Ia bahkan mampu melaksanakan aktivitasnya sehari hari termasuk laksanakan ibadah salat dengan masih berdiri kokoh.

"Kita heran, karena seusia Mbah Biyung capai 120 tahun, dirinya masih mampu melakukan aktivitasnya. Baik salat lima waktu, berbicara, melihat, dan ini menunjukan kuasa Allah," katanya, Senin (26/2/2018).

Ternyata kesehatan Mbah Biyung ini itu tidak terlepas dari kegigihannya yang mempertahankan pola hidup sehat dan melakukan ibadah shalat setiap harinya.

Pada Bripka Totok, Mbah Biyung mengungkap rahasia umur panjangnya.

"Mbah hanya melaksanakan ibadah salat lima waktu sehari semalam, ditambah Salat Tahajud hingga kini. Lainnya yang selama ini dikerjakannya. Menu makanan sejak muda makan tidak terlalu banyak. Namun lebih banyak mengkonsumsi sayur-mayur, buah-buahan serta banyak minum air putih yang dimasak dengan kayu," ungkap Bripka Totok, menirukan Mbah Biyung

Menurut Bripka Totok, Mbah Biyung benar-benar menekankan pentingnya salat lima waktu. "Ini sesuatu yang berharga, bukan dilihat dari sisi usianya yang sudah di atas 100 tahun lebih saja. Namun dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Serta di kehidupannya sehari-harinya juga memiliki prinsip. Kita bisa mengambil hikmah apa yang sudah diajarkan dan dilaksanakan Mbah Biyung, semoga apa yang kita lihat dan dengan ini bermanfaat," terang Bripka Totok.

Diakuinya, melihat hal ini tentunya menjadi pengalaman dan guru yang berharga bagi dirinya dan semua. Bila ingin hidup awet seperti Mbah Biyung dari sekarang ikuti apa yang sudah dilakukannya.

"Apalagi di zaman sekarang ini kita tahu bahwa banyak sumber penyakit dan hal-hal yang sifatnya tidak sehat bahkan merusak kesehatan," imbuhnya.

‎Lebih lanjut dijelaskan Bripka Totok, Mbah Biyung mampu bercerita panjang lebar dengan lancar, bahkan ingatannya masih tajam dan masih mempunyai semangat hidup yang kuat.

Saat itu Mbah Biyung yang biasa disapa Mbah Wek mengaku lahir di masa penjajahan Belanda. Bahkan saat ini ia tidak mengetaui persis umurnya seratus berapa. Namun keluarga dan masyarakat sekitar meyakini mbah berusia sekitar 120 tahun.

Namun menurut seorang anaknya, yang selalu merawat dan memperhatikan Mbah Biyung menyatakan, dirinya lahir sekira tahun 1900-an. Mbah Biyung mengaku, dirinya seorang perantau dan hijrah ke Rohul ikut program transmigrasi. Kini Mbah Biyung juga diurus cucunya, Wati.

Menurut Wati, saat ini si Mbah menderita penyakit tumor, hanya saja si Mbah tidak mau dibawa berobat.

"Kini si Mbah sendiri menyatakan, dirinya tidak merasakan sakit, kini dirinya selalu bersyukur karena hingga usia 100 tahun lebih masih mampu berdiri, berjalan, berbicara, melihat dan mendengar," ujarnya. Melihat langkanya warga yang berusia di atas 100 tahun di Riau, bukan tidak mungkin jika Mbah Biyung merupakan orang tertua di daerah ini. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Rohul, Riau, Umum
wwwwww