Ibarat Mimpi Jadi Nyata, Wali Kota Pekanbaru Resmikan Rumah Sakit Daerah yang Kehadirannya Telah Sekian Lama Dinanti Warga

Jum'at, 09 Februari 2018 07:20 WIB
Advertorial
ibarat-mimpi-jadi-nyata-wali-kota-pekanbaru-resmikan-rumah-sakit-daerah-yang-kehadirannya-telahWali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menyampaikan sambutan di acara peresmian Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani.
PEKANBARU, POTRETNEWS.com – Peresmian Rumah Sakit Daerah ”Madani” Kota Pekanbaru pada Jumat (26/1/2018) lalu ibarat mimpi menjadi kenyataan. Soalnya, rumah sakit yang berlokasi Jalan Garuda Sakti Km 2, Kecamatan Tampan itu, adalah janji pasangan Firdaus-Ayat memberikan layanan kesehatan terbaik bagi warganya.

"Alhamdulillah setelah proses pembangunan beberapa tahun yang lalu hari ini kita bisa mengoperasikan RSUD Madani Pekanbaru ini dengan pelayanan yang masih minimal," kata Firdaus, dalam pidatonya di hari peresmian.

Pada momen bersejarah ini, ribuan warga kota dan pejabat pemerintah terlihat hadir. Mereka terlihat bergembira dengan dioperasikannya rumah sakit ini.

Walau diakuinya peralatan operasional belum lengkap, Wali Kota Pekanbaru bergelar doktor ilmu pemerintahan ini menyakinkan secara perlahan semua fasilitas akan dipenuhi. "Semoga keberadaan rumah sakit ini bermanfaat bagi rakyat semua," harap Firdaus.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/09022018/potretnewscom_njesv_1194.jpg
Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menggunting pita sebagai penanda diresmikannya Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani.

Pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau itu menandaskan, keberadaan RSD Madani adalah bentuk kepedulian Pemerintah Kota Pekanbaru yang cinta akan kesehatan serta memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

"Silakan masyarakat Pekanbaru gunakan fasilitas yang ada secara gratis hingga batas waktu yang belum ditentukan. Bawalah KTP dan konsultasikan kepada tenaga medis di sana tentang persoalan kesehatan bapak/ibu," katanya.

"Pelayanan gratis ada yang permanen, dan ada yang dibatasi waktunya. Tapi untuk awal ini semuanya gratis, lantaran masih promosi. Kedua karena ini masih pelayanan-pelayanan dasar. Maka kita harapkan pelayanan dasar ini permanen untuk gratis," imbuh Firdaus.

Sementara itu, Plt Direktur RSD Madani dr Dian Astuti, mengaku sangat bangga atas fasilitas yang dimiliki RS yang dipimpinnya. Meski pelayanan masih terfokus pada rawat jalan, namun dia berharap RS tersebut bisa membantu pelayanan kesehatan masyarakat.

"Ini awal yang baik bagi Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru. Kita berangsur-angsur melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan. Mudah-mudahan gedung lainnya segera siap dan peralatan yang dibutuhkan segera bisa dilengkapi," tuturnya.

Meski baru, namun kualitas pelayanan Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani, Kota Pekanbaru, tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan ada klinik yang memiliki alat yang belum dimiliki satu pun rumah sakit di Riau.

Alat itu yakni The LuViva Advanced Cervical Scan, yang ada di klinik bidan dan kandungan RSD Madani. Alat yang satu-satunya di Riau tersebut, menggunakan biophotonics untuk memindai seluruh serviks uterus dan endoserviks distal, dengan adanya displasia tingkat sedang sampai kelas tinggi. Alat ini diharapkan bisa menjadi jawaban bagi wanita yang mengalami gangguan pada organ rahimnya.

Jadi, untuk deteksi dini, tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit di luar Pekanbaru atau ke negara tetangga. Cukup periksa di sini, sudah tahu hasilnya karena alatnya jauh lebih canggih," bebernya.

Guna menunjang akan pelayanan di RSD Madana, jumlah tenaga saat ini ada sekira 91 orang dengan rincian tenaga medis, antara lain dokter spesialis 21 orang, dokter umum 9 orang, dokter gigi 3 orang, perawat 27 orang, perawat gigi 3 orang, bidan 11 orang, ahli gizi 3 orang, analisis 2 orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 1 orang, fisioterapi 1 orang, rekam medik 1 orang, manajemen 8 orang.

Dokter Dian Astuti meminta kepada petugas RSD Madani ini agar memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terutama kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Karena menurut dia, RSD Madani Pekanbaru ini merupakan rumah sakit rujukan, sekaligus pelayanan. Jika terdapat pasien yang dalam diagnosisnya butuh tindak lanjut dalam penanganan penyakitnya, pasien akan dikirim ke rujukan yang lebih tinggi.

Seperti diketahui, selama ini RSUD Arifin Achmad merupakan rumah sakit rujukan yang tidak tertangani dirujukan-rujukan yang ada di kabupaten/kota, maka dengan hadirnya RSD Madani Pekanbaru ini diharapkan Firdaus akan bisa membantu meringankan beban kerja di RSUD Arifin Achmad.

Ke depan, pemerintah kota juga mencanangkan kalau RSD Madani sebagai rumah sakit yang ramah atau lebih dikenal dengan istilah green hospital. Ramah secara lingkungan dan ramah secara pelayanan dan fasilitas.

Bahkan Menteri Kesehatan RI saat mengapresiasi konsep green hospital ini. Konon, menteri meminta dibuatkan prototipe dan dijadikan model ke daerah lainnya. Konsep green hospital bukan saja bangunannya, tapi juga manajemen dan pelayanan.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/09022018/potretnewscom_qdrdu_1195.jpg
Bangunan Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani Kota Pekanbaru terlihat megah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru, dr. Zaini Rizaldi S juga mengapresiasi apa yang menjadi pencapaian kinerja Wali Kota Pekanbaru di bawah kepemimpinan Firdaus yang sudah bertahun-tahun kita impikan ingin memiliki rumah sakit daerah akhirnya terwujud juga.

Menurutnya sarana dan prasarananya memang belum mencapai 100 persen begitu juga dengan jumlah pegawai baru berjumlah 91 orang. Mengenai tenaga kesehatan, perawat, Dokter, tenaga adminstrasi dan sebagainya akan disiapkan sebanyak 70 orang.

Dalam melengkapi berbagai kekurangan ini, tentu tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada dana anggaran APBD Kota Pekanbaru, tentu akan mengajukan bantuan dari provinsi dan pusat.

"Alkesnya memang sudah ada yang kita beli sebahagian termasuk ambulance juga sudah tersedia, jadi untuk tahap awal biaya operasionalnya dianggarkan sebesar Rp3 miliar," ujarnya.

Sedangkan untuk kebutuhan seperti obat-obatan, alat USG, Ronsign sendiri masih menggunakan alat dari Diskes, puskesmas dan poliklinik untuk sementara.

Pembangunan rumah sakit ini, pengerjaannya masuk ke dalam proyek multiyears yang didanai pada tiga tahun anggaran. Tahun pertama (2014) pembangunan menelan dana sebesar Rp6,3 miliar, di tahun kedua (2015) dana yang digelontorkan sebesar Rp41,4 miliar. Untuk tahun ketiga, akan menghabiskan dana Rp42,3 miliar. Total dipagu anggaran sebesar Rp90 miliar. Nilai kontraknya Rp80,9 miliar. (adv)

wwwwww