Kisah Aslina, Warga Bengkalis yang pada 2006 Pernah Mengalami Mati Suri

Kisah Aslina, Warga Bengkalis yang pada 2006 Pernah Mengalami Mati Suri

Ilustrasi.

Minggu, 05 November 2017 12:42 WIB
BENGKALIA, POTRETNEWS.com - Mendengar kata mati suri mungkin pada sebagian orang akan membuat bulu kuduknya berdiri. Bagaimana tidak, seseorang yang diketahui sudah meninggal, ternyata bisa hidup kembali. Kisah-kisah semasam meninggal pun kebanyakan dari mereka mengalami hal buruk. Seperti yang diceritakan Aslina dan menjadi perbincangan banyak netizen di media sosial.

Aslina adalah seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis, Riau. Pada 2006 silam, Aslina yang masih berusia 25 tahun dinyatakan meninggal oleh pihak dokter yang menanganinya. Sebelumnya, Aslina memang mengidap penyakit gondok sejak usia 20. Dirinya menghembuskan napas terakhir di depan pamannya yang mengantarnya ke Jakarta dengan tujuan awal pengobatan yang lebih baik.

Sebagai yatim piatu, demikian dilansir potretnews.com dari laman okezone.com, Aslina memang tinggal bersama keluarga pamannya. Ketika menghembuskan napas terakhirnya, Aslina mengaku merasakan ada malaikat pencabut nyawa yang memegang kaki kanannya lalu mengangkat jiwanya keluar dari tubuh.

Ketika sudah keluar dari tubuhnya, Aslina tersadar dan bisa melihat pamannya, dokter, dan jasadnya sendiri dalam ruangan rumah sakit itu. Kemudian, dua malaikat berpakaian putih. Jantung Aslina berdegub kencang ketika mendengar suara menggema dari salah satu malaikat itu.

Aslina pun dibawa oleh kedua malaikat itu. Ketika berjalan bersama, Aslina melihat banyak sekali orang yang disiksa oleh makhluk tinggi, besar, hitam, dan dipenuhi bulu. Siksaan tersebut mulai dari seorang laki-laki yang memikul besi berat di punggungnya. Kemudian, tubuh seseorang yang terus menerus dihujam besi, selain itu ada pula yang kulit dan dagingnya terkelupas.

Setelah melewati tempat siksaan, Aslina bertemu dengan sosok malaikat yang mengaku sebagai "Amal"-nya. Kemudian, terdengar bacaan doa di sekelilingnya. Kemudian, Aslina pun dituntun untuk berjalan ke cahaya dan kembali pada tubuhnya. Setelah itu, dirinya pun kembali tersadar dan hidup kembali.

Dari kisah itu mungkin Anda sedikit kurang percaya. Apalagi mereka yang tidak memercayai hal semacam itu. Tapi, bagaimana pun mati suri itu ternyata benar bisa terjadi pada manusia. secara medis, mati suri itu sering dikaitkan dengan near death experience.

Mati suri kadang didefinisikan sebagai keadaan seperti mimpi dan pengalaman mengganggu yang berasosiasi dengan penggunaan obat-obatan. Beberapa ahli berpendapat bahwa mati suri disebabkan oleh beberapa aktivitas yang terjadi di dalam otak.

Namun hingga saat ini, fenomena mati suri belum dapat sepenuhnya dijelaskan. Lantas, bagaimana misteri mati suri ini jika dilihat dari sisi medis.

Beberapa hal di bawah ini bisa menjelaskan kenapa mati suri bisa terjadi pada seseorang:

Berkaitan dengan fase tidur seseorang
Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya mati suri adalah fase tidur Rapid Eye Movement (REM) atau fase nyenyak, yakni ketika seseorang mengalami mimpi. Di dalam fase ini, terjadi kelumpuhan otot utama, sistem pernapasan yang berjalan lebih cepat dari biasanya, dan gerakan mata yang cepat. Saat fase ini mengalami gangguan, maka seseorang mungkin mengalami kelumpuhan sementara saat bangun dari tidur.

Hal lain yang mungkin terjadi adalah adanya halusinasi penglihatan atau pendengaran selama masa peralihan dari tidur menuju kondisi terjaga atau sebaliknya. Pada kasus mati suri, otak kemungkinan mencampurkan kondisi tidur dan kondisi terjaga secara sekaligus. Normalnya, fase ini akan dibedakan secara mendetail sehingga jelas mana saat seseorang terjaga atau tidur.

Beberapa ciri utama yang dirasakan mereka yang mengalami mati suri juga mirip dengan adanya gangguan fase REM ini. Misalnya saja perasaan dikelilingi cahaya, merasa terpisah dari diri sendiri, dan tidak mampu bergerak meski merasa sadar.

Berhubungan dengan gas karbondioksida
Pengalaman mati suri juga berkaitan dengan keberadaan gas karbon dioksida di dalam tubuh seseorang.

Penelitian yang mengaitkan hal ini menyatakan bahwa adanya gas karbon dioksida kemungkinan memberikan pengaruh pada keseimbangan kimia tubuh seseorang. Ketika keseimbangan kimia di otak seseorang mengalami gangguan, maka hal tersebut mungkin memengaruhi otak sehingga yang mengalaminya seperti melihat cahaya, terowongan, atau kematian seseorang.

Pengalaman mati suri yang terkait dengan adanya gas karbon dioksida sendiri didapatkan dari para pasien yang selamat dari serangan jantung. Orang yang mengalami serangan jantung memiliki konsentrasi karbon dioksida berlebih dalam napas yang diembuskan, juga terkait level karbon dioksida dan kalium dalam darah. ***

Editor:
Jaka Abdillah

wwwwww