Home > Berita > Riau

Melihat Perjalanan Karier Cemerlang Mayjen DI Panjaitan, Pernah Bertugas di Riau sampai Negara Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaannya

Melihat Perjalanan Karier Cemerlang Mayjen DI Panjaitan, Pernah Bertugas di Riau sampai Negara Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaannya

Mayjen DI Panjaitan disemayamkan di Mabes TNI AD sebelum dimakamkan di TMP Kalibata. (foto: istimewa)

Sabtu, 30 September 2017 07:06 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Lahir di Balige Tapanuli, Sumatera Utara pada tanggal 19 Juni 1925 pria bernama lengkap Donald Isaac Panjaitan ini merupakan salah satu jenderal yang ikut tewas dalam peristiwa G30S/PKI tanggal 1 Oktober 1965. Dikutip dari berbagai sumber, Mayor Jenderal Donald Isaac Panjaitan kecil, kala itu menempuh pendidikan formal, dari Sekolah Dasar (SD), sampai jenjang kuliah di Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat.

Setelah lulus dari sekolah menengah atas (SMA), DI Panjaitan kemudian memilih untuk masuk sebagai anggota militer. Dan di saat itu Indonesia tengah dalam pendudukan Jepang. Hingga ia harus mengikuti latihan Gyugun sebelum masuk menjadi anggota militer.

Seusai mengikuti latihan Gyugun, ia pun ditugaskan di Pekanbaru Riau sampai Negara Indonesia memperoklamasikan atas kemerdekaannya.

Setelah Kemerdekaan Indonesia, Mayjen DI Panjaitan bersama dengan pemuda Indonesia lainnya, sepakat untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang saat ini dikenal dengan sebutan TNI. Setelah ikut di TKR, tugas pertama yang ia emban adalah menjadi komandan di Batalyon, lalu berpindah menjadi komandan pendidikan di devisi IX Banteng Bukit Tinggi tahun 1948.

Ia kemudian melanjutkan tugasnya sebagai kepala staf umum no. IV Komandemen Tentara di Sumatera. Dan dia juga diangkat sebagai pimpinan dari perbekalan perjuangan PDRI (pemerintahan darurat RI) dalam melakukan agresi kemiliteran ke II dalam melawan pasukan Belanda. Dan akhirnya Indonesia mendapat pengakuan dari belanda atas kedaulatannya.

Mayjen DI Panjaitan sendiri, akhirnya diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium I, Bukit Barisan di Medan. Kemudian ia dipindahkan ke Palembang, dan diangkat menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya.

Setelah selesai mengikuti kursus Kemiliteran Atase (Milat) pada tahun 1956, kemudian ia dipindah tugaskan di bagian Atase Kemiliteran RI di daerah Bonn Jerman Barat. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia lalu pulang ke Indonesia dan ditunjuk sebagai asisten ke IV dari Panglima/Menteri AD (angkatan darat). Mayjen DI Panjaitan tercatat juga sebagai salah satu perwira yang menimba ilmu di AS tentang general staff college dan associated command.

Saat menjabat sebagai asisten ke IV dari panglima/menteri AD, banyak prestasi dan hasil yang ia capai. Salah satu keberhasilan yang telah dicapainya adalah tentang pengiriman senjata rahasia dari RRT (Republik Rakyat Tiongkok) untuk diserahkan kepada pihak PKI.

Senjata-senjata tersebut dipersiapkan dan dibutuhkan oleh PKI dalam upaya pemberontakan. Beruntung DI Panjaitan cepat mengetahui hal tersebut hingga akhirnya ia berhasil membongkarnya.

Namun sayangnya jabatan sebagai Asisten Menteri inilah yang terakhir diembannya. Karena di tahun 1965, tepat pada pergantian tanggal 30 September ke 1 Oktober, DI Panjaitan tewas dalam menjalani tugas.

Saat itu sejumlah pasukan tak dikenal masuk secara paksa ke rumah DI Panjaitan di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah berhasil masuk, pasukan tak dikenal ini akhirnya menembak seorang pelayan yang tengah tidur. Lalu pasukan tak dikenal ini berteriak dengan lantang untuk menyuruh DI Panjaitan turun ke bawah.

Ia akhirnya turun ke bawah, dengan berseragam lengkap dengan topinya. Setelah itu ia lebih memilih untuk berdoa kepada yang Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa. Seakan ia tak gentar dan tak menghiraukan pasukan tak dikenal ini ia terus berdoa.

Hingga akhirnya pasukan tak dikenal ini menembak mati DI Panjaitan. Jasadnya di buang ke sumur tua daerah Lubang Buaya. Tanggal 4 Oktober 1965 mayatnya pun kemudian ditemukan dan di makamkan di makam taman pahlawan di Kalibata. Dilansir potretnews.com dari okezone.com. ***

Editor:
Akham Sophian

wwwwww