Home > Berita > Riau

Ketua Umum PB NU: Saracen Berbahaya Ketika Pilkada & Berpotensi Terorisme

Ketua Umum PB NU: Saracen Berbahaya Ketika Pilkada & Berpotensi Terorisme

Sindikat Penebar Hate Speech dan SARA. (foto: merdeka.com)

Minggu, 27 Agustus 2017 08:28 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyebut sindikat hoax atau penyebar berita bohong, Saracen berpotensi terorisme. Polisi membongkar sindikat Saracen, di antaranya menangkap tersangka berinisial MFT (43), yang ditangkap di Koja, Jakarta Utara, pada 21 Juli, JAS (32) yang ditangkap di Pekanbaru, Riau, pada 7 Agustus, serta SRN (32) yang ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, pada 5 Agustus.

"Belum teroris. Tapi berpotensi terorisme," ujar Said Aqil kepada wartawan dalam kesempatan di Surabaya, Sabtu (26/8/2017). Seperti dilansir potretnews.com dari Antara via merdeka.com.

"Kalau orang sudah mau bikin gaduh, bikin kita konflik, perang saudara, membuat orang saling menghalalkan darah, itu sudah teror," imbuh dia.

Said menduga ada kepentingan politik yang mendanai sindikat Saracen. "Sindikat ini menjadi berbahaya pada saat proses Pemilihan Kepala Daerah dan berpotensi memecah belah persatuan bangsa," katanya.

Polisi mengungkap sindikat Saracen telah menjalankan bisnis ujaran kebencian melalui berbagai akun media sosial dan laman di dunia maya sejak November 2015, diduga termasuk di dalamnya menyebar hoaks pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Para anggota Saracen disebut mahir membuat akun palsu, anonim, semianonim, hingga riil, serta bisa memulihkan akun-akun yang sudah diblokir, dengan cara kerja yang terorganisasi.

Mereka menawarkan jasa seharga Rp 75 juta hingga Rp 100 juta dengan mengajukan semacam proposal ”paket menyebarkan berita bohong dan provokatif” ke sejumlah organisasi kemasyarakatan.

Penelusuran digital forensik yang dilakukan polisi menemukan kurang lebih 800 ribu akun dan laman yang terkait dalam sindikat grup Saracen.

Said juga mendesak polisi agar dapat mengungkap sindikat Saracen hingga ke aktor intelektualnya. "Saya minta polisi mengungkap aktor politik yang mendanainya," ucapnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Pekanbaru, Umum, Hukrim
wwwwww