Kisah Tragis Siswi yang Berniat Bahagiakan Keluarga di Kampar: Akhiri Hidup dengan Melompat ke Sungai karena Dirundung Teman Sekolah
Sungai Kampar. |
Berjalan tiga minggu aktivitas sekolah, seperti yang diceritakan keluarga Elfa kepada Esther, mulailah Elfa mengalami perundungan. Lewat rekaman suara yang sengaja diambil Elfa lewat ponselnya, sedikit tergambarkan adanya dugaan rundung pada Elfa.Dalam rekaman yang diperdengarkan pihak keluarga Elfa terdengar suara ribut-ribut di lokal (diduga lokal Elfa) serta suara (diduga Elfa) dalam kondisi menangis.Ada pula suara tawa dari beberapa siswa yang belum bisa dipastikan apakah terkiat dengan menangisnya Elfa. Rekaman berdurasi kurang lebih satu menit itu berakhir dengan suara ucapan salam dari siswa yang diperkirakan menyambut kedatangan guru. Kemudian rekaman tersebut berakhir."Saya mendengar rekaman itu begitu sedih dan miris. Meski saya juga belum bisa pastikan apakah itu perundungan pada korban atau tidak. Namun suara korban jelas terdengar. Ada tangisan," terang Esther.Berjalan waktu, seperti yang diceritakan keluarga, perundungan yang didapatkan Elfa semakin menjadi-jadi. Perundungan tersebut mengarah pada kondisi keluarga korban yang disebut miskin, korban juga disebut dekil (kotor) serta dari keluarga yang tidak beres.Semua itu dilakukan di jam sekolah dan selama tiga minggu selama belajar aktif. Elfa sempat melaporkan ke pihak sekolah.Elfa juga meminta ke ibunya untuk pindah sekolah. Alasannya karena diejek terus oleh teman-temannya.Dua hari sebelum meninggal, Elfa menelepon pamannya yang berada di Kota Dumai. Kepada paman yang dipanggilnya Along itu, Elfa mencurahkan keluh kesahnya. Elfa kembali menceritakan diejek oleh teman-temannya dan Elfa mengaku tidak tahan lagi. Mendengar keluhan itu, Paman Elfa memintanya untuk membuktikan ejekan tersebut dengan merekam.Dari sanalah Elfa kemudian meninggalkan rekaman terkait dugaan perundungan yang dialaminya. Berbekal rekaman itu rencananya Paman Elfa akan melaporkan perundungan tersebut.Minta Datangi Sekolah
Elfa sudah merasa tidak tahan dengan perundungan yang dialaminya. Ia meminta dipindahkan dari sekolah. Berdasarkan cerita keluarga, Elfa meminta agar orang tuanya mendatangi sekolah. Dalam permintaan itu, Elfa sempat menegaskan jika itu (mendatangi sekolah) tidak dilakukan, ya lihat saja apa yang akan terjadi pada tanggal 31 Juli.Ketegasan Elfa itu direspons oleh orang tuanya yang berencana akan mendatangi sekolah pada hari Senin (31/7/2017). Namun, Elfa memilih cara lain untuk melampiaskan keluh kesahnya.Sehari sebelum rencana orang tuanya itu, Elfa mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Kampar. "Dari keterangan keluarga Minggu (30/7/2017) sore sehabis mandi, Elfa keluar rumah. Matanya ia pejamkan kemudian perlahan ia menuju Sungai Kampar. Keesokan harinya jasadnya ditemukan," tutur Esther.Saya menilai keluarga Elfa Lestari adalah keluarga sederhana yang damai, kompak penuh kasih sayang dan saling memperhatikan. Namun sayang sekali masa depan anak tercinta Elfa Lestari kandas dikarenakan rundung yang dialaminya.Ini sangat jadi perhatian buat kita orang tua dalam keluarga. Dan perhatian para guru disekolah untuk melihat lingkungan pertemanan di sekolah pada jam sekolah.Saat ini kami dari Lembaga Perlindungan Anak Riau bersama Polres Kampar dan jajaran nya akan mengusut tuntas dalam hal ini. Kami LPAI Riau beserta seluruh anak Indonesia khususnya di Riau turut berduka cita yang sedalamnya. ***Editor:
Muh Amin