Home > Berita > Riau

Kisah Tragis Siswi yang Berniat Bahagiakan Keluarga di Kampar: Akhiri Hidup dengan Melompat ke Sungai karena Dirundung Teman Sekolah

Kisah Tragis Siswi yang Berniat Bahagiakan Keluarga di Kampar: Akhiri Hidup dengan Melompat ke Sungai karena Dirundung Teman Sekolah

Sungai Kampar.

Kamis, 03 Agustus 2017 12:51 WIB
KAMPAR, POTRETNEWS.com - Dugaan rundung, risak atau bullying (bahasa inggris) terhadap Elfa Lestari (16) siswa SMA Negeri I, Bangkinang Kabupaten Kampar, Riau terus menjadi sorotan. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan PN (bapak) dan EA (ibu) ini diketahui mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Kampar pada Ahad (30/7/2017). Jasadnya baru ditemukan keesokan harinya di wilayah Batubelah.

Dari pemberitaan yang beredar Elfa mengakhiri hidupnya karena tidak tahan terus dirisak termasuk diduga teman sekelasnya. Kondisi yang menjadikan ada tekanan pada siswa undangan di SMA Negeri I Bangkinang ini. Semua informasi dugaan rundung atau risak terhadap Elfa meluncur dari cerita keluarganya.

Benarkah Elfa menjadi korban rundung, risak atau bully hingga mengambil keputusan mengakhiri hidupnya, Lembaga Pelindungan Anak Indonesia (LPAI) Riau, mengunjungi kediaman keluarga Elfa di Jalan Cik Ditiro, Gang Ikstifar, Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang, Selasa (2/8/2017) sore.

Berikut hasil penggalian informasi terkait kondisi Elfa seperti yang diceritakan Ketua LPAI Riau, Esther Yuliani berdasarkan keterangan keluarga Elfa, dilansir potretnews.com dari tribunnews.com.

Saya prihatin dengan informasi dugaan risak yang dialami adik kita Elfa yang kemudian berakhir dengan nekat bunuh diri terjun ke Sungai Kampar. Dari keprihatinan itu kemudian saya mencoba mencari tahu dan mendalami cerita yang sesungguhnya dari keluarga Elfa.

Awal saya sampai di kediaman keluarga Elfa, saya merasakan dan melihat keluarga sederhana yang damai, kompak, penuh kasih sayang dan saling memperhatikan. Kisah Elfa diawali dari kelulusan Elfa dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3, Bangkinang.

Dengan prestasi yang diraihnya, Elfa mendapat penghargaan dengan mendapat tawaran sebagai siswa undangan di SMA Negeri I Bangkinang. SMA Negeri I Bangkinang bisa dikatakan sebagai sekolah unggulan. Awal masuk sekolah Elfa menghadap guru yang menerimanya di sekolah tersebut.

Keceriaan tampak dari wajahnya ketika ia berbaur dengan siswa lainnya yang bisa dikatakan memiliki nilai di atas rata-rata. Dua minggu masa belajar, Elfa mengaku kepada orang tuanya bahwa ia senang karena banyak teman-teman yang pintar.

Begitulah Elfa semangat setiap harinya berangkat ke sekolah. Semangatnya itu kemudian memotivasinya untuk memberikan yang terbaik kepada orang tuanya.

Elfa mengatakan, "jika aku berhasil nanti aku akan mengubah hidup keluarga kita menjadi lebih baik. Dapat membawa mamak (ibu) dan bapak baik haji. Dan akan memperhatikan adik-adik dengan menyekolahkannya agar nanti adik-adik juga pintar dan hebat.

Awal Dirundung
Berjalan tiga minggu aktivitas sekolah, seperti yang diceritakan keluarga Elfa kepada Esther, mulailah Elfa mengalami perundungan. Lewat rekaman suara yang sengaja diambil Elfa lewat ponselnya, sedikit tergambarkan adanya dugaan rundung pada Elfa.

Dalam rekaman yang diperdengarkan pihak keluarga Elfa terdengar suara ribut-ribut di lokal (diduga lokal Elfa) serta suara (diduga Elfa) dalam kondisi menangis.

Ada pula suara tawa dari beberapa siswa yang belum bisa dipastikan apakah terkiat dengan menangisnya Elfa. Rekaman berdurasi kurang lebih satu menit itu berakhir dengan suara ucapan salam dari siswa yang diperkirakan menyambut kedatangan guru. Kemudian rekaman tersebut berakhir.

"Saya mendengar rekaman itu begitu sedih dan miris. Meski saya juga belum bisa pastikan apakah itu perundungan pada korban atau tidak. Namun suara korban jelas terdengar. Ada tangisan," terang Esther.

Berjalan waktu, seperti yang diceritakan keluarga, perundungan yang didapatkan Elfa semakin menjadi-jadi. Perundungan tersebut mengarah pada kondisi keluarga korban yang disebut miskin, korban juga disebut dekil (kotor) serta dari keluarga yang tidak beres.

Semua itu dilakukan di jam sekolah dan selama tiga minggu selama belajar aktif. Elfa sempat melaporkan ke pihak sekolah.Elfa juga meminta ke ibunya untuk pindah sekolah. Alasannya karena diejek terus oleh teman-temannya.

Dua hari sebelum meninggal, Elfa menelepon pamannya yang berada di Kota Dumai. Kepada paman yang dipanggilnya Along itu, Elfa mencurahkan keluh kesahnya. Elfa kembali menceritakan diejek oleh teman-temannya dan Elfa mengaku tidak tahan lagi. Mendengar keluhan itu, Paman Elfa memintanya untuk membuktikan ejekan tersebut dengan merekam.

Dari sanalah Elfa kemudian meninggalkan rekaman terkait dugaan perundungan yang dialaminya. Berbekal rekaman itu rencananya Paman Elfa akan melaporkan perundungan tersebut.

Minta Datangi Sekolah
Elfa sudah merasa tidak tahan dengan perundungan yang dialaminya. Ia meminta dipindahkan dari sekolah. Berdasarkan cerita keluarga, Elfa meminta agar orang tuanya mendatangi sekolah. Dalam permintaan itu, Elfa sempat menegaskan jika itu (mendatangi sekolah) tidak dilakukan, ya lihat saja apa yang akan terjadi pada tanggal 31 Juli.

Ketegasan Elfa itu direspons oleh orang tuanya yang berencana akan mendatangi sekolah pada hari Senin (31/7/2017). Namun, Elfa memilih cara lain untuk melampiaskan keluh kesahnya.

Sehari sebelum rencana orang tuanya itu, Elfa mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Sungai Kampar. "Dari keterangan keluarga Minggu (30/7/2017) sore sehabis mandi, Elfa keluar rumah. Matanya ia pejamkan kemudian perlahan ia menuju Sungai Kampar. Keesokan harinya jasadnya ditemukan," tutur Esther.

Saya menilai keluarga Elfa Lestari adalah keluarga sederhana yang damai, kompak penuh kasih sayang dan saling memperhatikan. Namun sayang sekali masa depan anak tercinta Elfa Lestari kandas dikarenakan rundung yang dialaminya.

Ini sangat jadi perhatian buat kita orang tua dalam keluarga. Dan perhatian para guru disekolah untuk melihat lingkungan pertemanan di sekolah pada jam sekolah.

Saat ini kami dari Lembaga Perlindungan Anak Riau bersama Polres Kampar dan jajaran nya akan mengusut tuntas dalam hal ini. Kami LPAI Riau beserta seluruh anak Indonesia khususnya di Riau turut berduka cita yang sedalamnya. ***

Editor:
Muh Amin

Kategori : Riau, Kampar, Umum, Peristiwa
wwwwww