Home > Berita > Riau

Berkumpul di Riau, Forum Anak se-Nusantara Tolak Radikalisme dan Perundungan

Kamis, 20 Juli 2017 06:25 WIB
berkumpul-di-riau-forum-anak-senusantara-tolak-radikalisme-dan-perundunganForum Anak se-Nusantara berkumpul mencetuskan Suara Anak Indonesia 2017 untuk menolak radikalisme dan perundungan (bullying), di Hotel Labersa, Kampar, Riau, Rabu (19/7) malam.
KAMPAR, POTRETNEWS.com - Forum Anak Nasional (FAN) se-Nusantara, Rabu (19/7/2017) malam mencetuskan Suara Anak Indonesia 2017 untuk menolak radikalisme dan perundungan (bullying). Forum itu merupakan satu acara dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional 2017.

"Forum Anak Nasional 2017 akan membahas sejumlah isu penting terkait perlindungan anak, seperti keberagaman dan kebinekaan, radikalisme, dan perundungan. Hasilnya nanti dinyatakan dalam Suara Anak Nasional 2017," kata Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny Rosalin seusai pembukaan FAN 2017 di Hotel Labersa, Kampar, Riau.

FAN 2017 bertema Cinta tanah air melalui kebinekaan dalam keberagaman budaya menuju persaudaraan dan kerukunan itu dibuka Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim. Dijelaskan oleh mantan Bupati Rokan Hilir ini, forum anak merupakan organisasi atau lembaga sosial yang digunakan sebagai wadah atau pranata partisipasi bagi anak yang belum berusia 18 tahun.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/12092017/potretnewscom_jx6a7_995.jpg
Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim (nomor 5 dari kanan), Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny Rosalin (nomor 5 dari kiri), istri Gubernur Riau Hj Sisilita Arsyadjuliandi Rachman (nomor 4 dari kiri), Ketua DPRD Riau Septina (nomor 4 dari kanan), dan pejabat atau tokoh lain memukul kompang pertanda dibukanya Forum Anak Nasional 2017, di Hotel Labersa, Kampar, Riau, Rabu (19/7) malam.

Anggotanya merupakan perwakilan dari kelompok anak atau kelompok kegiatan anak yang dikelola anak-anak dan dibina pemerintah sebagai media untuk mendengar dan memenuhi aspirasi, suara, pendapat, keinginan, dan kebutuhan anak dalam proses pembangunan.

"Tema FAN 2017 dipilih dan ditentukan sendiri oleh anak-anak. Tema utama tersebut dilatarbelakangi semakin banyaknya isu-isu terkait anak di Tanah Air. Tema ini dinilai sesuai dengan semangat dan kesadaran anak-anak dari Sabang sampai Merauke untuk bergandengan tangan dan bersatu menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak. Semua bersatu dimulai dari usia anak," ujar Thamrin.

Agen perubahan
FAN 2017 diselenggarakan pada 19-22 Juli dan diisi berbagai kegiatan. "Kami ingin membekali ilmu yang bemanfaat bagi semua anak yang hadir dalam kegiatan FAN 2017," jelas Lenny.

Karena itu, Lenny berharap anak-anak dapat memanfaatkan forum ini untuk menambah ilmu dan belajar dari para narasumber dan fasilitator serta berbagi pengalaman dengan anak-anak dari wilayah lain guna disebarluaskan kepada teman-teman lain yang belum memiliki kesempatan mengikuti kegiatan itu.

"Kalian akan menjadi agen perubahan (agent of change) dan diharapkan dapat menjadi pelopor dan pelapor (2P) apabila melihat segala sesuatu yang tidak layak dialami anak-anak untuk ditindaklanjuti orang dewasa," tambah Lenny.

FAN 2017 diharap-kan dapat merangsang keterlibatan anak saat pengambilan keputusan sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.

Suara, aspirasi, kebutuhan, dan kepentingan anak perlu menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam setiap peren-canaan dan proses pembangunan di masa depan.

Hasil diskusi mereka akan terkristal dalam sebuah Suara Anak Indonesia 2017 yang akan dibacakan saat puncak peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli mendatang di hadapan Presiden Joko Widodo.

Selain itu, pada kegiatan tersebut juga dipilih delegasi anak Indonesia ke ASEAN Children Forum, serta dihasilkan kesepakatan untuk menjamin keberlangsungan FAN di tahun mendatang. Sedikitnya seribu orang akan mengikuti kegiatan FAN 2017. ***

Foto-foto:
Berbagai sumber/istimewa

Kategori : Riau, Kampar, Umum, Peristiwa
wwwwww