Home > Berita > Umum

Riau dan 3 Provinsi Sudah Tetapkan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan, Beberapa Daerah Lainnya Masih ”Lihat Situasi”

Riau dan 3 Provinsi Sudah Tetapkan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan, Beberapa Daerah Lainnya Masih ”Lihat Situasi”

Ilustrasi.

Kamis, 22 Juni 2017 19:42 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Kebakaran hutan dan lahan melanda sejumlah daerah. Ada 4 provinsi yang sudah ditetapkan status siaga darurat kebakaran, yakni Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. ”Ancaman kebakaran hutan dan lahat terus meningkat dan makin sering saat musim kemarau,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho secara tertulis pada Kamis (22/6/2017).

Penetapan siaga darurat ini untuk memudahkan pengerahan sumber daya dan koordinasi dalam penanggulangan kebakaran. Menurut Sutopo, masih ada beberapa daerah lain yang belum menetapkan siaga darurat seperti Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Papua.

BNPB sebelumnya telah mengerahkan 12 helikopter water bombing dan 2 pesawat hujan buatan untuk ketiga provinsi tersebut. Enam helikopter water bombing ditempatkan di Riau yaitu 4 heli di Pekanbaru dan 2 heli di Dumai.

Lalu 6 helikopter water bombing yang di operasikan di Riau adalah jenis Sikorsky, MI-171, MI8 MTV-1, MI-172 dan Bolkow yang memiliki kapasitas 600 – 4.000 liter.

Di Sumatera Selatan dioperasikan 3 helikopter water bombing jenis MI-17 dan Bolkow, dan 2 pesawat terbang Casa 212 untuk hujan buatan. Operasi hujan buatan telah digelar di Sumatera Selatan sejak 8 Juni 2017.

Setiap hari awan-awan potensial di atas sekitar Sumatera Selatan disemai dengan bahan NaCl untuk dijatuhkan menjadi hujan. Sedangkan di Kalimantan Barat, dioperasikan 3 helikopter jenis Bel-214B, MI-8 dan Kamov yang berkapasitas 3.000 – 5.000 liter.

Pengerahan 12 helikopter water bombing dan 2 pesawat hujan buatan merupakan salah satu dari strategi operasi penanggulangan karhutla. Ada lima strategi yaitu operasi pemadaman di darat, operasi pemadaman undara, operasi penegakan hukum, operasi pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Hingga saat ini jumlah hotspot (titik panas) yang terdeteksi oleh satelit menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan sebelumnya. Jumlah hotspot dari satelit Modis (Terra Aqua) dengan tingkat kepercayaan 80 persen.

Pada 2015 kebakaran terjadi di 2.810 titik, pada 2016 sebanyak 1.917 titik, dan pada 2017 sebanyak 157 titik. Sepanjang tahun ini hingga Juni terjadi penurunan hotspot sebanyak 1.681 titik atau 91,45 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016.

Begitu juga dengan luas hutan dalan lahan yang terbakar juga menunjukkan penurunan. Luas hutan dan lahan yang terbakar pada tahun 2015 sebanyak 2,61 juta hektar, pada tahun 2016 sebanyak 438 ribu hektar, dan tahun 2017 sebanyak 15.983 hektar.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari 15.983 hektar hutan dan lahan yang terbakar terdapat di lahan gambut 5.922 hektar dan tanah mineral 10.061 hektar. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Umum, Riau
wwwwww