Home > Berita > Siak

Bupati Siak Ajak Penduduk Setempat Segera Daftar BPJS Kesehatan, padahal Baru Pekan Lalu Nyatakan Siap Biayai Pengobatan Warga yang Sakit dari Kocek Sendiri, Lho Kok?

Bupati Siak Ajak Penduduk Setempat Segera Daftar BPJS Kesehatan, padahal Baru Pekan Lalu Nyatakan Siap Biayai Pengobatan Warga yang Sakit dari Kocek Sendiri, Lho Kok?

Secara simbolis Bupati Siak H Syamsuar menyerahkan Kartu Indonesia Sehat kepada warga yg kurang mampu di Kelurahan Mempura. (foto: istimewa)

Selasa, 13 Juni 2017 10:48 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com - Sebelum era BPJS Kesehatan, beberapa nama program pemerintah mengenai jaminan kesehatan nasional sebenarnya sudah banyak dikenal. Seperti Asuransi Kesehatan (Askes), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun di era BPJS Kesehatan, program-program tersebut seiring waktu mulai menghilang, dan seluruhnya program tersebut akan digabung untuk ditransformasi menjadi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Tak dipungkiri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak Provinsi Riau, sangat mendukung dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tersebut. Salah satu komitmennya adalah dengan didaftarkannya masyarakat miskin di daerah Kabupaten Siak ke BPJS Kesehatan daerah setempat.

Hal tersebut diakui Kepala Cabang BPJS Kesehatan Kabupaten Siak Rina Elvita Purba, Sabtu (9/6/2017) lalu.

Rina mengatakan, iuran peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) penerima bantuan iuran (PBI) dibayar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupateh Siak. Bahkan pembayarannya sudah dimulai dari tahun 2015 lalu.

Bahkan untuk identitas peserta PBI APBD Siak, sebelumnya adalah e-id. Tetapi sekarang sudah dicetak menjadi Kartu Indonesia Sehat (KIS), yang saat ini sedang didistribusikan oleh Dinas Kesehatan bekerja sama dengan pihak kecamatan.

”Simbolis penyerahan KIS tersebut sebelumnya telah dilakukan Bupati dan Wakil Bupati Siak sembari acara Safari Ramadhan 1438 H di 14 kecamatan," tutur Rina.

Adapun jumlah distribusi KIS PBI APBD se-Kabupaten Siak sebagai berikut; Kecamatan Bungaraya sebanyak 549, Dayun 303, Kandis 603, Kerincikanan 683, Kotogasib 775, Lubukdalam 654, Mempura 495, Minas 649, Pusako 128, Sabak Auh 381, Siak 452, Sungai Apit 804, Sungai Mandau 348 dan Tualang sebanyak 1.221, dengan total jumlah keseluruhan sebanyak 8.045.

Untuk itu Rina juga mengajak masyarakat agar segera mendaftarkan diri jauh-jauh hari sebelum sakit. ”Segeralah mendaftarkan diri, jangan nunggu sakit baru mendaftar. Karena ada masih ada waktu selama 14 hari, sejak kartunya diterbitkan," jelasnya.

Sementara bagi masyarakat yang tidak mampu, imbuhnya, data tersebut akan divalidasi kembali untuk diusulkan ke PBI APBD. Kalau kuota PBI APBN masih ada, akan dimasukan ke APBN.

Terpisah Bupati Siak H Syamsuar, berharap pelayanan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan bisa lebih meningkat. Dirinya juga mengajak masyarakat untuk segera mendaftarkan diri sebagai peserta. Agar pihak BPJS memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta sejalan dengan program Pemkab Siak.

Di samping itu kata Bupati, Pemkab Siak melalui Dinas Kesehatan juga menjamin warga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di RSUD Siak, termasuk rumah sakit rujukan yang ada di Kota Pekanbaru.

Jaminan pelayan kesehatan gratis tersebut mulai dari puskesmas, puskesmas pembantu dan polindes, termasuk persalinan bagi ibu hamil. Bahkan kata Syamsuar, hal itu sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu. Seperti daerah Kecamatan Lubukdalam dan Kerincikanan, bisa langsung rujuk ke RSUD Tengku Rafian maupun RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan.

Bagi masyarakat Kecamatan Kandis, bisa langsung ke RSUD Duri. Sedangkan di Pekanbaru kata Syamsuar, warga Siak dapat menggunakan RS Arifin Ahmad dan RS Ibnu Sina. Dan di Jakarta RS Jantung Harapan Kita, RSCM dan RS Orthopedi Solo.

"Ini semua ditanggung oleh Pemkab Siak, termasuk biaya transportasi, pemondokan dan 1 orang pendamping dari keluarga," kata dia.

Saat ini lanjut Bupati, pelayanan kesehatan gratis tersebut hanya diberikan kepada orang yang tidak mampu. Hal ini juga sesuai dengan ketentuan Kemendagri, dengan Permendagri Nomor 31 tahun 2016.

Seperti diberitakan potretnews.com Senin 6 Juni 2017 lalu, dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan, Bupati Siak H Syamsuar juga meminta info rumah sakit di Kota Pekanbaru yang sigap menerima serta merawat warganya yang sakit.

”Tolong carikan rumah sakit yang ada di Pekanbaru untuk warga kita yang membutuhkan. Jika tidak bisa dibayar oleh pemda, nanti biar saya yang bayar. Karena ini sudah menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk melayani masyarakat," tandas H Syamsuar saat melakukan Safari Ramadan ke-10 di Mesjid Baitul Muttaqin, Kampung Kumbara Utama, Kecamatan Kerincikanan.

Lebih lanjut disampaikannya, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pihaknya juga akan membangun Rumah Sakit (RS) tipe D Pratama di Bukitagung Kecamatan Kerincikanan, yang saat ini masih dalam proses pelelangan.

Terkait dengan pelayanan pasien dengan jaminan kesehatan, Syamsuar menyebut nantinya RS Pratama memberikan pelayanan yang prima, sehingga hal itu menjadi nilai plus bagi RS tersebut.

Rumah sakit pratama adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan dasar yang tidak membedakan kelas perawatan dalam upaya menjamin peningkatan akses bagi masyarakat. Terutama dalam rangka penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan gawat darurat selama 24 jam, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap.

Menurut rencana, kata dia, di rumah sakit pratama tersebut akan ada dokter spesialis dan perawat yang profesional untuk menangani pasien yang butuh pertolongan. Bahkan, dokter yang akan bertugas disana nantinya adalah dokter yang berasal dari anak-anak daerah yang telah menyekesaikan pendidikannya. Adapun daerah yang diprioritaskan adalah Kecamatan Kerincikanan, Sungaiapit, Tualang, Minas dan Kecamatan Kandis.

"Nantinya kami juga berencana untuk membuat dokter keluarga, dokter keluarga ini akan datang ke rumah masyarakat hingga ke pelosok kampung. Jadi bukan pasien yang datang, tapi dokter yang datang ke rumah warga,” terangnya. ***

wwwwww