Habiskan Rp6,5 Miliar Lebih, Bangunan Mesjid Benteng Hilir Kabupaten Siak Ternyata Cuma seperti Ini, Sangat Jauh dari yang Diidam-idamkan Warga

Habiskan Rp6,5 Miliar Lebih, Bangunan Mesjid Benteng Hilir Kabupaten Siak Ternyata Cuma seperti Ini, Sangat Jauh dari yang Diidam-idamkan Warga

Mesjid Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah di Kampung Benteng Hilir yang dibangun dengan biaya Rp6,5 miliar lebih. (foto: potretnews.com/sahril ramadana)

Jum'at, 26 Mei 2017 08:17 WIB
Sahril Ramadana
SIAK, POTRETNEWS.com - Mesjid Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah yang terletak di Kampung Benteng Hilir (Benhil), Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau, sejatinya menjadi kebanggan bagi masyarakat sekitar. Karena, digadang-gadang menjadi salah satu mesjid terbesar di daerah Kabupaten Siak. Ini dilihat dari nominal yang dikucurkan ABPD Siak 2015 sebesar Rp6,5 miliar lebih.

Tetapi dengan nilai pembangunan sefantastis itu, harapan masyarakat pun sirna bahkan kecewa, karena pembangunan itu tidak seperti yang diidam-idamkan oleh masyarakat. Pasalnya, selain dibangun sangat pendek, jemaah dan warga setempat juga selalu disibukkan ketika musim hujan tiba.

Selain bocor, keramik dan gipsum mesjid yang diresmikan Februari 2016 lalu itu juga sudah pecah dan retak. Bahkan wallpaper mesjid sudah tampak luntur.

"Kalau hujan sekelilingnya basah. Bahkan di dalam juga basah, karena plafonnya bocor. Saya juga tidak pernah melihat mesjid sependek ini. Seharusnya ketika membangun pemerintah harus paham geografis daerahnya sendiri, jangan asal membangun," kata Jamal salah seorang jemaah mesjid itu menjawab potretnews.com, Kamis (25/5/2017).

Senada dengan Jamal, jemaah lainnya bernama Hasyim juga mengatakan, selain bangunan yang kacau, WC dan tempat mengambil ari wudhu juga tidak berfungsi lagi. Bahkan di tempat khusus wanita hampir semua kran tidak berfungsi.

"Pernah saya tanya kepada pengurus mesjid, kenapa tidak diperbaiki?, pengurus menjawab sangat banyak menghabiskan uang. Dan, dananya dari mana," kata Hasyim, sembari memperlihatkan WC dan tepat wudhu wanita dengan kondisi yang hancur, Rabu kemarin.

Tidak hanya itu saja, Hasyim juga sesekali ikut membantu membersihkan air yang berjatuhan dari plafon ke lantai bagian belakang mesjid. Bahkan dia pernah kesetrum saat menghidupkan listrik. Akhirnya didinding itu, jemaah melarang warga atau anak-anak yang ingin bersandar atau memilih duduk disana.

"Kami mendukung sekali kalian para wartawan memberitakan ini. Foto-foto saja yang rusak itu," kata pria tersebut.

Dikatakan Hasyim, warga sekitar juga mengetahui proyek pembangunan mesjid ini sudah ditelusuri Kejari Siak. "Kita memang sudah mendengar, Kejari Siak telusuri pembangunan ini. Kadang saya juga heran jika ini terungkap, jaman sekarang ini tak mengenal mana yang halal dan yang tidak ya, contohnya pembangunan mesjid ini. Mudah-mudahan penegak hukum dapat mengungkap," ujarnya.

Terpisah, Rabu kemarin sejumlah awak media mencoba mengkonfirmasi tentang kejelasan hal itu ke Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Siak Zondri. Sayangnya iya seakan ”mengelak” kepada awak media. Padahal, orang nomor satu di Kejari Siak itu berada di dalam ruangannya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Pemerintahan, Umum, Riau, Siak
wwwwww