Home > Berita > Umum

Uang Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan Lenyap dari Rekening Bank, Seorang Nasabah di Kepulauan Meranti Protes ke Axa Mandiri

Uang Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan Lenyap dari Rekening Bank, Seorang Nasabah di Kepulauan Meranti Protes ke Axa Mandiri

Ilustrasi.

Selasa, 23 Mei 2017 09:06 WIB
SELATPANJANG, POTRETNEWS.com - Nuriza warga Kuala Merbau, Kepulauan Meranti, Riau, kaget setelah mengetahui uang yang disetor untuk tabungan anak dan asuransi pendidikan program Axa Mandiri ”raib”. Merasa dirugikan dan tidak nyaman dengan kejadian itu, ia pun menyampaikan protes. Nuriza mendatangi Bank Mandiri Syariah Jalan Imambonjol Selatpanjang untuk menemui petugas Axa Mandiri, Senin (22/5/2017) siang. Nuriza ingin mempertanyakan terkait ”raib”-nya uang yang selama ini ia setor ke Tabungan Anak dan asuransi pendidikan program Axa Mandiri tersebut.

Berdasarkan laman GoRiau.com yang dilansir potretnews.com, Nuriza mengaku telah bergabung dengan program Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan Axa Mandiri sejak April tahun 2016 silam.

Waktu itu, kata Nuriza lagi, ia tertarik bergabung setelah mendapat penjelasan dari petugas Axa Mandiri yang disebut-sebut bernama Nurbaiti. Nurbaiti mengatakan bahwa tabungan anak ini bisa menjadi tabungan biasa, kalau peserta tak lagi berminat meneruskan program itu.

Nuriza juga mendapat penjelasan bahwa setor ke tabungan anak tidak mesti setiap bulan. Bisa dibayar setelah bulan berikut dengan perhitungan biaya yang harus disetor, sebanyak keterlambatan (tunggakan).

"Saya juga bertanya saat itu, kalau nanti saya tidak bisa meneruskan bagaimana, bisa diambil gak uangnya, bisa kata (Nurbaiti, red) nya," ujar Nuriza.

Merasa sangat bermanfaat dan dananya bisa ditarik kapan pun, Nuriza akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Axa Mandiri. Nuriza memasukkan untuk dua anaknya, sehingga ia membayar Rp700 ribu setiap bulan (satu anak dikenakan Rp350 ribu). Waktu itu, Nuriza telah membayar untuk Bulan April, Bulai Mei, dan Bulan Juni 2017.

Namun, seiring waktu berjalan, Nuriza mengaku tak ingin lagi melanjutkan Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan ini. Nuriza tak lagi menyetor ke BSM untuk Bulan Juli 2017. Nuriza pun menyangka uang yang selama ini disetor melalui Bank Syariah Mandiri (BSM) itu masih utuh.

Perempuan berkacamata itu baru tahu uang yang telah disetor untuk Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan tidak ada di tabungan setelah melakukan pengecekan melalui ATM pada Bulan Mei 2017. Nuriza kaget bukan kepalang, di ATM itu hanya ada Rp50 ribu dan tak lagi bisa ditarik.

Merasa tidak nyaman atas apa yang ia alami, Nuriza mempertanyakan ke petugas Axa Mandiri. "Sangat tak nyaman, uang saya hangus. Kalau bisa kembalikan uang saya, yang sudah saya setorkan ke Syariah Mandiri," kata Nuriza.

Saat di BSM, Nuriza bertemu dengan petugas Axa Mandiri bernama Resti. Dijelaskan oleh Resti, memang ada pemotongan kepada setiap peserta yang bergabung di Tabungan Anak Asuransi Pendidikan Axa Mandiri ini. Pemotongan tahun pertama sebesar 80 persen, tahun kedua 60 persen, tahun ketiga 30 persen, tahun keempat 20 persen dan tahun kelima 10 persen.

Kata Resti juga, dari Rp350 perbulan itu, Rp250 ribu untuk asuransi perlindungan dan Rp100 ribu nya investasi. Namun, Resti tak menjelaskan pemotongan 80, 60, 30, 20, dan 10 persen itu dari jumlah uang mana yang ada di tabungan. Sebab, menurut Resti, ia merupayan petugas yang baru bergabung di Axa Mandiri.

Resti pun mengatakan kalau ingin mengkonfirmasi lebih jelas bisa langsung menghubungi atasannya. Resti menyebutkan nama Novia selaku ASM Axa Mandiri seraya memberikan nomor handphone (Novia).

Mendengar penjelasan Resti ada pemotongan setiap tahun (selama 5 tahun), Nuriza tak bisa terima. Sebab, menurut Nuriza, pemotongan yang disampaikan Resti saat itu tidak pernah diketahui. Ketika petugas Axa Mandiri Nurbaiti menyampaikan pada tahun 2016 silam, pun tidak dijelaskan sama sekali.

"Dia (Nurbaiti, red) tidak menjelaskan ada potongan. Kalau saya tahu ada pemotongan, saya tidak akan bergabung," kata Nuriza.

Sementara itu, Herman SH salah seorang warga Kuala Merbau membenarkan apa yang dikeluhkan Nuriza. Herman mendengarkan langsung apa yang disampaikan Nurbaiti saat memperkenalkan Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan yang menyebabkan kerabatnya, (Nuriza) mau bergabung. "Seperti apa yang disampaikan Nuriza, seperti itu pula yang saya dengar. Karena, saat itu saya juga ada ketika Nurbaiti menjelaskan tentang Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan ini," kata Herman pula.

Dikonfirmasi, Axa Mandiri Langsung Ancam Lapor Polisi
Setelah mendapat nomor Novia dari Resti, GoRiau.com mencoba mengirim pesan. Rupanya, nomor handphone milik Novia 0813723289xx, connect ke aplikasi WhatsApp. Pesan singkat berisi identitas diri wartawan, media, dan permasalahan yang akan dikonfirmasi, dikirim melalui WhatsApp tersebut.

Tak lama pesan terkirim, Novia merespons dan langsung menghubungi GoRiau.com. Setelah tersambung, Novia mengatakan bahwa ia merupakan petugas Axa Mandiri yang sedari tadi dikirim pesan di WhatsApp.

Belum masuk ke topik utama pembahasan dan belum mendapat jawaban, Novia langsung menyampaikan bahwa mereka (Axa Mandiri, red) merupakan perusahaan besar. Pun belum sempat ditanya apa maksudnya menyampaikan ke GoRiau.com bahwa Axa Mandiri merupakan perusahaan besar, Novia melanjutkan percakapan.

Novia mengatakan mereka bisa melaporkan GoRiau.com atas tuduhan pencemaran nama baik. Sontak jawaban itu mengagetkan, sebab sangat jauh dari permasalahan yang harus dikonfirmasi. Terlebih belum ada konfirmasi dan berita pun belum lagi diterbitkan.

Setelah suasana agak membaik, GoRiau.com menjelaskan apa yang menjadi keluhan Nuriza.

Novia tidak mau menjelaskan secara rinci atas apa yang berlaku pada Nuriza. Menurut Novia, harus dicek dulu polis asuransinya, kalau sudah ada tanda tangan (Nuriza) artinya petugas Axa Mandiri sudah menjelaskan semuanya, termasuk pemotongan, dan nasabah (Nuriza) sudah setuju. Novia juga menginginkan, setiap nasabah yang protes harus menemuinya (yang saat ditelepon berada di Pekanbaru, red).

Sebelumnya Nuriza bersikeras mengaku tidak ada disampaikan masalah potongan setiap tahun. Andai diberi tahu dari awal ada pemotongan, Nuriza memastikan dirinya tak akan pernah mau bergabung di Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan Axa Mandiri tersebut.

Pembicaraan melalui telepon antara GoRiau.com Meranti dengan Novia tak berlangsung lama. Karena memang situasi sangat tidak bersahabat. Novia terkesan tidak siap memberikan informasi dengan baik, dan itu terbukti dari komunikasi yang kurang nyaman didengar. Novia pun berkali-kali meninggikan suara.

Ketika diingatkan agar lebih baik saat berkomunikasi, Novia terkesan tak terima. Ia mengaku sedang berada di pusat keramaian pada saat menelepon GoRiau.com Meranti pukul 17.24 WIB, sehingga harus meninggikan suara. Pembicaraan pun terhenti sebelum GoRiau.com mendapat jawaban banyak atas apa yang dikeluhkan Nuriza, warga Kuala Merbau peserta (nasabah) Tabungan Anak dan Asuransi Pendidikan itu.

Senin malam, Herman kembali menghubungi GoRiau.com. Menurut Herman, informasi yang ia terima dari Nuriza, memang ada penandatanganan surat-surat (oleh Nuriza) saat didatangi petugas Axa Mandiri April 2016 lalu. Namun, Nuriza baru diberikan buku polis asuransi itu beberapa hari setelah penandatanganan surat-surat (tidak di hari yang sama, red) tersebut terjadi.

Menurut Herman, tak sedikit warga Kuala Merbau bergabung dengan Axa Mandiri. Namun, baru Nuriza yang menyadari uang di tabungannya ”raib” dan menyampaikan protes. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Meranti, Riau
wwwwww