Petani Ikan di Belakang Kantor Bupati Kuansing Merugi, Nila yang Dibudidayakan Banyak Mati

Petani Ikan di Belakang Kantor Bupati Kuansing Merugi, Nila yang Dibudidayakan Banyak Mati

Ikan nila yang mati milik Datuak, Rabu (26/4/2017).

Kamis, 27 April 2017 18:29 WIB
TELUKKUANTAN, POTRETNEWS.com - Petani kolam ikan Kuantan Singingi (Kuansing), Riau mengeluhkan dengan banyaknya nila yang mati setiap harinya. Kondisi ini sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir. Hal itu diakui oleh Gusdi Antoni alias Datuak, yang memiliki kolam ikan di belakang Kantor Bupati Kuansing, Kamis (27/4/2017).

"Umur ikan nila saya itu sudah dua bulan sepuluh hari. Nah, setiap hari ada seratusan ikan yang mati. Kalau umur segitu, diperkirakan 20 kg lebih dalam sehari matinya. Dari 10 ribu bibit nila yang saya budidaya, mungkin hanya tinggal sekitar 2.000 sampai 3.000 ekor," kata ujar Datuak, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Menurut dia, ketika mulai berkolam ikan sejak tiga tahun lalu, baru tahun ini mendapatkan kasus ikan mati. Akibatnya, ia mengaku mengalami kerugian mencapai Rp10 juta per kolam.

"Untuk itu, kami petani ikan sangat mengharapkan bantuan pemerintah. Bagaimana mengawasi ikan seperti ini. Kami benar-benar merugi," ucap Datuak.

Hal senada juga disampaikan oleh Hevi, petani ikan di Benai. Katanya, hampir 30 ekor ikan nila mati setiap harinya di setiap kolam. "Ada juga yang mencapai 50 ekor ikan mati setiap harinya. Itu untuk satu kolam," kata Hevi.

Karena itu, masyarakat yang menggantungkan hidup dari kolam ikan berharap ada jalan keluar dari pemerintah. "Kami sangat berharap ada tindak lanjut dari pemerintah, bagaimana mengawasi ikan yang mati ini," harap Hevi.

Menanggapi hal ini, Kabid Budidaya Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kuansing Eka Satria mengakui bahwa kasus ikan nila mati sudah berlangsung sejak setahun terakhir. "Dulu di Pangean juga terjadi hal seperti ini. Memang sampai saat ini belum ada jalan keluar dari kita," ucap Eka.

Kendati demikian, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan sudah mengambil sampel ikan nila yang mati. "Lalu, sampel tersebut sudah dikirim ke balai karantina. Sudah dua bulan itu, tapi sampai sekarang belum juga keluar hasilnya. Kami pun sudah menanyakan, tapi belum ada. Untuk meneliti Bakteri ini memang agak susah," papar Eka.

Eka menduga, kemungkinan ada semacam virus yang menyerang ikan nila. Kendati belum menemui solusi, Eka menyarankan agar petani memberikan vitamin kepada ikan sejak kecil.

"Vitamin diberikan lewat pakan, sehingga ikan memiliki sistem kekebalan tubuh yang bagus. Itu satu-satunya cara yang bisa kita lakukan saat ini," pungkas Eka. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Peristiwa, Umum, Kuansing, Riau
wwwwww