Ternyata, Nama Pekanheran di Inhu Masih Ada Kaitannya dengan Datuk Perpatih dari Minangkabau, Begini Kisahnya

Ternyata, Nama Pekanheran di Inhu Masih Ada Kaitannya dengan Datuk Perpatih dari Minangkabau, Begini Kisahnya

Tokoh Masyarakat Pekanheran, H Abdul Gafar.

Selasa, 25 April 2017 08:09 WIB
RENGAT, POTRETNEWS.com - Pekanheran, merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Bahkan, desa itu merupakan salah satu desa tertua di Negeri Gerbangsari itu. Nama Pekanheran itu berasal dari dua suku kata. Yaitu, Bekam dan Heran. Bekam adalah, sebuah batang atau pokok kayu berukuran kecil yang kuat menahan beban yang berukuran lebih besar. Sedangkan Heran berarti takjub atau kagum.

Berdasarkan laman GoRiau.com yang dilansir potretnews.com, salah seorang sesepuh daerah itu, H Abdul Gafar, Senin (24/4/2017) menyebutkan bahwa, dari berbagai sumber dan cerita orang terdahulu yang pernah ia dengar, nama Bekam Heran pertama kali diberi oleh Datuk Perpatih dari Sumatera Barat.

Kala itu, Datuk Perpatih bersama rombongan datang ke Indragiri dengan menaiki rakit yang terbuat dari kayu kulim.

Setelah sekian lama diperjalanan, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, bahkan sudah beberapa daerah yang mereka singgahi, akhirnya rombongan tersebut berhenti di sebuah perkampungan tua yang saat ini bernama Pekanheran.

Ketika singgah di sana, rombongan Datuk Perpatih tersebut menambatkan (mengikatkan) rakit mereka di sebuah pokok atau batang kayu yang berukuran kecil, namun sangat kuat.

Awalnya, ia bepfikir kayu itu tidak mampu menahan beban seberat itu, karena tidak ada pohon yang lain, rakit tersebut tetap ditambatkan di pokok kayu itu. Bukannya patah atau tumbang, kayu itu malah kokoh dan membekam. Hal itu sontak membuat Datuk Perpatih Heran atau kagum.

Dengan demikian, Datuk Perpatih memberi nama perkampungan tua itu dengan sebutan Bekam Heran. Seiring waktu berjalan, nama Bekam Heran berubah menjadi Pekanheran.

Terlebih, di daerah itu juga terdapat pasar tradisional. Dan pasar identik dengan sebutan nama pekan. Dengan demikian, hingga saat ini nama Bekam Heran disebut dengan Pekanheran, pungkas H Abdul Gafar mengakhiri.

Diketahui, pasar tradisional Pekan Heran itu hingga saat ini masih beraktivitas dan merupakan pasar mingguan dengan hari pasar setiap hari minggu. Adapun kehidupan sehari-harinya warga setempat sebagian besar merupakan petani dan nelayan.

Pekanheran dulu dipimpin oleh Wali Negeri, kini sudah menjadi sebuah desa yang maju. Adapun wali negeri pertama memimpin Pekanheran yaitu, Wali Negeri Ahmad Tahar dan namanya cukup tesohor hingga saat ini.

Pekanheran yang dulu kini sudah terpecah menjadi beberapa desa. Setelah Desa Talangjerinjing memisahkan diri, mekar pula Desa Pematangreba yang kini menjadi Kelurahan Pematangreba. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Peristiwa, Umum, Inhu, Riau
wwwwww