Home > Berita > Riau

Miris! Anak SD di Daerah Kabupaten Siak Ini Harus Bertaruh Nyawa Tiap Berangkat ke Sekolah

Miris! Anak SD di Daerah Kabupaten Siak Ini Harus Bertaruh Nyawa Tiap Berangkat ke Sekolah

Anak-anak SD ini melintasi jembatan dengan kondisi sangat memprihatinkan. (potretnews.com/sahril)

Selasa, 18 April 2017 22:23 WIB
Sahril Ramadana
SIAK,POTRETNEWS.com  - Tiara (10), Fahrul (11), Siti (12), dan Ilham (11) setiap hari harus bertaruh dengan nyawa saat hendak berangkat ke sekolah. Pasalnya, sudah bertahun-tahun bocah-bocah Sekolah Dasar di Kampung Buatan Satu, Kecamatan Kotogasib, Kabupaten Siak, Provinsi Riau ini, harus melewati jembatan kayu yang sudah rapuk, untuk menuntut ilmu di sekolah negeri yang ada di kampung tersebut.

Mereka harus meniti setapak demi setapak saat melewati jembatan yang kondisinya sudah tidak memadai itu. Walau sebagian mengunakan sepeda saat berangkat maupun pulang sekolah, anak-anak ini harus berhati-hati jika tidak ingin berujung di rumah sakit.

Walau kondisi jembatan sangat menyedihkan, pemerintah daerah setempat seakan tutup mata. Padahal, jembatan tersebut satu-satunya akses penghubung antar kampung Buatan Satu dengan Kampung Teluk Rimba daerah setempat.

"Belum lama ini, saya terpeleset dan kaki saya masuk lubang di jembatan ini bang. Waktu itu saya sedang pulang sekolah dan kondisinya cuaca hujan. Kami memang sangat takut ketika melewati jembatan ini, apalagi kayunya sudah banyak yang 'ompong'," kata Tiara sambil memperlihatkan kakinya yang sakit akibat masuk lubang di jembatan tersebut kepada potretnews.com, Selasa (18/4/2017).

Selain menjadi akses anak sekolah, jembatan kayu ini juga menjadi nyawa bagi petani di kedua kampung tersebut. Menurut salah seorang warga Kampung Teluk Rimaba Firdaus, tidak sedikit warga yang menjadi korban akibat kondisi jembatan yang sudah sangat tidak layak untuk dilalui baik pengendara bermotor maupun warga yang berjalan kaki.

Bahkan dia menilai, jembatan tersebut lebih dibutuhkan dari pada jembatan "Kupu-kupu" yang tidak jauh dari jantung Kota Siak Sri Indrapura atau tepatnya di di Kecamatan Mempura yang dibangun dengan budget Rp16 Miliar kurang lebih, dan jarang dilalui oleh masyarakat.

"Memang susah kali kalau jaman seperti ini masih ada jembatan kayu. Apalagi ini salah satu akses penghubung antar kampung. Kadang saya juga heran, jembatan bagus yang tidak begitu berfungsi untuk masyarakat di bangun pemerintah daerah. Sementara jembatan yang menjadi 'nyawa' kampung tidak di bangun. Apalagi, daerah kita ini selalu bertabur iven, padahal masayarakat kayak awak ni tidak bisa merasakan. Sebagai contoh Tour de Siak, sudah digelar bertahun-tahun, tak pernah sekali pun awak lihat," keluhnya.

Hal senada juga diutarakan Nur Hasanah warga Kampung Buatan Satu. Dia menyebut, dengan kondisi jembatan yang sangat miris, iya sangat kuatir ketika anaknya hendak berangkat ke sekolah. Apalagi, anaknya setiap hari berlalu lalang melintasi jembatan itu saat berangkat dan pulang sekolah ke sekolah dasar yang ada di kampung tersebut.

"Kalau tidak salah saya, jarak kampung ini dengan simpang jalan lintas yang menjadi akses menuju ke Kota Siak Sri Indrapura atau jalan Buatan-Siak, sekitar 3 Km. Tetapi tidak pernah diperbaiki jabatan ini. Padahal jembatan kampung ini sangat dekat dengan jalan Buatan-Siak yang menjadi salah satu rute lintasan balapan sepeda Tour de Siak. Dan setahu saya, jembatan ini hanya ditempel-tempel pakai kayu baru, itu pun bantuan dari perusahan sekitar," katanya.

"Terkadang saya juga heran, kenapa mesti tidak dibangun, sedangkan di kampung-kampung lain semua 'kinclong'. Kalau besok terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan ketika melintasi jembatan ini, apakah pemerintah daerah mau bertangung jawab?," timpanya menjawab potretnews.com. ****

Kategori : Riau, Siak, Umum, Peristiwa
wwwwww