Lihat Syamsuar dan Harris Gencar Sosialisasi Ikut Pemilihan Gubernur Riau, Ketua Partai Golkar Riau Arsyadjuliandi Rachman Hanya Tersenyum dan...

Lihat Syamsuar dan Harris Gencar Sosialisasi Ikut Pemilihan Gubernur Riau, Ketua Partai Golkar Riau Arsyadjuliandi Rachman Hanya Tersenyum dan...

Ketua DPD I Partai Golkar Riau yang juga Gubernur Riau Andi Rachman.

Selasa, 18 April 2017 07:16 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Dua Bakal Calon Gubernur Riau yang sama-sama bernaung di bendera Partai Golongan Karya (Golkar) yakni Bupati Siak, Syamsuar dan Bupati Pelalawan, HM Harris mulai getol bersosialisasi kepada masyarakat.

Mereka memanfaatkan waktu yang ada untuk menarik hati masyarakat pada Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2018 mendatang.

Melihat dua anggotanya itu tengah sibuk berkenalan dengan masyarakat luas, sang Ketua DPD I Partai Golkar Riau yang juga Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman tampak masih santai saja menanggapinya.

Sembari tersenyum lebar, orang nomor satu di Riau saat ini itu mengaku punya strategi yang berbeda untuk menggalang dukungan. Wajar saja Andi bersikap demikian, lantaran statusnya kini sebagai petahana.

Belakangan ini juga, ia kerap melakukan kunjungan kerja ke pelosok-pelosok desa di Riau. Nampaknya, putra dari pasangan Rachman Syafei dan Asma Hasan ini memang pandai mengatur strategi dalam bersosialisasi kepada masyarakat terluar dari ibu kota provinsi (Pekanbaru). "Kita punya strategi sendiri," kata pria yang akrab Andi Rachman di Pekanbaru, Senin (17/4/2017), dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Berkat statusnya sebagai petahana dan rajin ”blusukan” ke daerah, tingkat kepopuleran Andi Rachman pun tidak dapat diragukan lagi. Ini terbukti dari hasil survei LSI (Lingkaran Survei Indonesia) periode Maret lalu. Hasilnya, nama Arsyadjuliandi Rachman memang menjadi sosok yang paling populer yaitu sebanyak 63,7 persen responden menyatakan mengenalinya.

Ia terbukti unggul dari tingkat kepopuleran Achmad, Yopi Arianto, Sukarmis, M Lukman Edy, Herman Abdullah, HM Harris, Jon Erizal, Rusli Effendy, Jefry Noer, Zulher, Firdaus, HM Wardan Syamsuar, Eddy Tanjung, Syamsurizal, Septina Primawati Rusli.

Kendati demikian, tingkat masyarakat yang menginginkannya kembali memimpin Riau hanya sebesar 16,2 persen. Ini dikarenakan masyarakat masih merasa era kepemimpinan Andi Rachman belum sepenuhnya bisa mengentaskan jumlah pengangguran di Riau. Yang mana, sebanyak 53 persen responden dalam survei itu merasa kekurangan lapangan pekerjaan.

Meski ada ribuan perusahaan yang beroperasi di Bumi Melayu ini, nyatanya ketimpangan ekonomi antara rakyat jelata dengan pemilik modal di Riau masih begitu tinggi. Ditambah lagi dengan kenyataan banyaknya perusahaan di Riau yang tidak mau mempekerjakan tenaga lokal.

Untuk menekan angka pengangguran itu, Pengamat Politik Riau Dr Ahmad Tarimizi Yusa mengatakan, Senin (17/4/2017), bahwa Riau perlu sosok pemimpin yang "bagak" alias pemberani. Pemimpin yang memiliki nyali besar dalam upaya menyelesaikan masalah kesenjangan ekonomi tersebut. Karena, dampak dari masalah ini sangat besar dan mempengaruhi sektor lainnya.

"Lihat saja sekarang, untuk bertahan hidup saja mereka tak takut mencuri, bahkan ada juga nekat membunuh. Tingkat kriminalitas terus meningkat. Ini tanda sulitnya mendapat pekerjaan, sehingga mereka terpaksa mencuri dan membunuh untuk bertahan hidup. Persoalan ini hendaknya disikapi semua pihak, tak bisa dibiarkan begitu saja," jelasnya.

Selain memiliki akuntabilitas publik, kata Tarmizi, pemimpin Riau ke depan juga harus kredibel, jujur dan amanah. Gubernur Riau dituntut memiliki nyali besar untuk mengatasi masalah pengangguran ini. "Saya optimis, bagi calon-calon yang siap mengkampanyekan persoalan ini akan mampu menarik minat masyarakat untuk dipilih pada Pilgubri 2018 mendatang," ujarnya.

Dosen Fisipol Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru ini mengingatkan kepada semua figur yang menyatakan kesiapan bertarung di Pilgubri agar kembali berpikir ulang untuk maju. Jangan dianggap jabatan gubernur Riau sebagai ajang coba-coba dengan mengkampanyekan janji-janji politik yang sebenarnya tak mampu direalisasikan.

"Kata orang melayu, berpikir panjang dulu. Jangan dianggap coba-coba, amanah itu dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Mungkin di dunia bisa lepas, tapi di akhirat tak kan bisa," ujarnya.

"Pemimpin ke depan bisa menciptakan keadilan sosial dan kesamarataan sosial. Ada ngak kampanye yang jitu untuk mengatasi masalah pengangguran. Ini juga menjadi PR kita bersama," pungkasnya. ***
Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Politik, Umum, Pelalawan, Riau, Siak
wwwwww