SIAK, POTRETNEWS.com - Zu’udiya Aroyani, siswi Sekolah Dasar (SD) di daerah Kabupaten Siak, Provinsi Riau tak canggung mendongeng dihadapan Bupati Siak H Syamsuar. Kisah Tuanku Tambusai yang disuguhkan anak ini, membuat H Syamsuar terkesima. Bahkan, dia tampak sesekali menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan bertepuk tangan. Gadis cilik, cucu pendiri pondok pesantren di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak itu, merupakan salah seorang peserta dalam lomba berpidato dan mendongeng berbahasa Melayu yang digelar Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak. Meski tampil dengan baik, dia mengaku sedikit grogi, karena perform hadapan Bupati Siak.
Meski baru belajar, dia mampu tampil dengan apik dan luwes saat mendongeng kisah seorang pejuang tangguh dari tanah Rokan itu. Hal tersebut membuat para tamu undangan berdecak kagum oleh kemampuan yang dimilikinya.Ditempat yang sama, Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Siak Wan Fazri Auli mengatakan, melalui kegiatan ini dapat mengasah bakat dan kemampuan para peserta, serta dapat menumbuh kembangkan semangat dan motivasi budaya membaca, khususnya mengenai cerita rakyat.Selain itu kata Wan Fazri, kegiatan tersebut juga untuk membudayakan bahasa Melayu, agar tidak terlupakan dan bentuk tanggungjawab masyarakat Siak sebagai orang Melayu. Sehingga diharapkan bahasa Melayu akan kembali muncul ditengah-tengah masyarakat.
Dia menjelaskan, melalui ajang ini, pihaknya telah menyaring beberapa peserta yang berbakat untuk ditampilkan ditingkat provinsi maupun nasional. Dalam acara ini, pihaknya juga menerjunkan tim juri dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, serta Dinas Perpustakaan dan Aset ini sendiri.Dikatakannya, acara ini diikuti sebanyak 84 orang peserta mewakili Kecamatan se-Kabupaten Siak, dan berlangsung selama dua hari. Adapun kriteria penilaian lomba pidato dan mendongeng tingkat SD hingga SMA dan umum ini, diantaranya pidato kesesuaian isi dengan tema, sistematika penulisan, bahasa yang baik dan benar, pidato bahasa Melayu yang baik, improvisasi, serta ketepatan waktu dan lain-lainnya."Dongeng dan pidato yang diceritakan atau disampaikan ini tentunya harus mengadung pesan moral dan edukasi, sehingga bisa membangun karakter disiplin anak sejak dini,"ujar Wan Fazri, Selasa (18/4/2017) di Taman Baca Afrita Dara, Kabupaten Siak.
Sementara itu, Bupati Siak H Syamsuar mengatakan, untuk mengembangkan budaya baca dikalangan generasi muda, perlu strategi atau upaya tepat berkesinambungan. Salah caranya melalui perlombaan."Kegiatan lomba minat baca, mendongeng serta berpidato bahasa melayu ini sangatlah bagus. Artinya, anak-anak sejak kecil sudah dikenalkan budaya daerah kita khususnya, dan budaya nusantara pada umumnya,"kata H Syamsuar, dalam sambutannya.Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak kepada seluruh tamu undangan dan peserta agar selalu melestarikan budaya melayu, hingga sampai ke anak cucu, agar budaya itu tidak serta merta hilang di bumi melayu.
"Bukan hanya untuk masyarakat, kepedulian pelestarian budaya ini juga kita terapkan dalam dilingkungan pemerintahan. Salah satunya dengan mengeluarkan surat edaran untuk PNS dan Honorer, wajib berbahasa melayu, pada hari Kamis dan Jum’at," imbuhnya. ***