Home > Berita > Riau

Curah Hujan Tinggi, Petani Kabupaten Siak Terancam Gagal Panen

Curah Hujan Tinggi, Petani Kabupaten Siak Terancam Gagal Panen

foto internet

Senin, 17 April 2017 18:38 WIB
Sahril Ramadana
SIAK,POTRETNEWS.com  - Tingginya curah hujan akhir-akhir ini sangat dikeluhkan oleh sejumlah petani holtikultura di daerah Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Pasalnya tanaman seperti cabe, sayur-sayuran dan buah-buahan tidak tumbuh sesuai yang diharapkan petani. Akibat tingginya curah hujan ini, tanaman mudah terserang hama penyakit.

Salah seorang petani asal Sukajaya Perawang Kecamatan Tualang daerah setempat, Suryono mengatakan, dengan kondisi alam yang tidak stabil saat ini, sangat merugikan petani, karena sejumlah tanaman rusak karena terkena hama cendawan. Bahkan, dia mengeluh curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini.

"Kondisi alam saat ini merupakan tantangan berat bagi kami sebagai petani sayuran dan buah-buahan. Karena hujan yang turun terus menerus ini, banyak tanaman terkena hama,"ujarnya kepada potretnews.com, Senin ( 17/4/2017).

Apalagi, saat ini dirinya menanam cabai merah serta buah melon. Dengan kondisi cuaca yang tak karuan, tanaman pun banyak yang rusak terkena cendawan. Oleh karena itu dia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak cepat tanggap dengan kondisi alam saat ini dan dapat mencari jalan keluarnya.

Karena, dengan cuaca yang tidak mendukung tersebut menjadi tantangan berat bagi petani holtikultura di saat musim tanam. "Kami petani juga minta perhatian dari pemerintah bagaimana solusi pada waktu tanam dengan kondisi tingginya curah hujan yang turun yang berakibat tanaman menjadi rusak,"ungkap.

Hal senada juga disampaikan petani lainnya bernama Wanto, dia mengaku tingginya curah hujan saat ini berdampak pada tanaman sayurannya. Bahkan tanaman sangat mudah terserang hama, hingga petani menelan kerugian.

"Karena tanah lembab, tanaman sayur sangat mudah terserang hama penyakit. Akibatnya, petani menelan kerugian. Sebab banyak tanaman yang mati. Apalagi harga di pasar saat ini juga sangat anjlok. Contohnya seperti cabai merah, saya jual di pasar hanya Rp20 ribu per-kilogram. Jadi ini sangat sulit bagi para petani. Harga tak memadai, cuaca juga tak mendukung,"imbuhnya. ***

wwwwww