Home > Berita > Riau

Operasi Pemberantasan Penebangan Liar Membuahkan Hasil! Tim Gabungan Tangkap 9 Perambah Hutan di Taman Nasional Tesso Nilo Pelalawan, 4 Alat Berat Disita

Operasi Pemberantasan Penebangan Liar Membuahkan Hasil! Tim Gabungan Tangkap 9 Perambah Hutan di Taman Nasional Tesso Nilo Pelalawan, 4 Alat Berat Disita

Ilustrasi.

Kamis, 13 April 2017 09:20 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Tim gabungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI dan Polri menggelar operasi pemberantasan penebangan liar (ilegal logging) di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Riau.

Hasilnya, petugas menangkap sembilan orang diduga pelaku perambahan hutan. Empat alat berat yang dipakai untuk menjarah kayu ikut disita.

"Empat alat berat itu terdiri dua unit buldozer dan dua unit excavator," kata Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum (BPPH) Wilayah II Sumatera KLHK, Eduward Hutapea, Rabu (12/4/2017), dilansir potretnews.com dari okezone.com.

Dia menjelaskan bahwa dari empat alat berat yang ditemukan di TNTN yang tepatnya berada di Desa Segati Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, tiga di antaranya sudah dibawa ke Pekanbaru. "Sementara satu alat berat jenis buldozer masih berada di lokasi mengalami kerusakan hidrolik," imbuhnya.

Sembilan orang yang ditangkap diduga sebagai perambah kawasan yang diperuntukan untuk satwa langka seperti harimau dan gajah tersebut. Mereka lalu dibawa ke Pekanbaru. Dugaan kuat, bahwa pelaku melakukan perambahan di TNTN untuk ditanami kelapa sawit. Hal itu karena petugas menemukan bibit kelapa sawit di lokasi.

Taman Nasional Tesso Nilo memiliki luas 83.000 ribu hektar yang terbentang dari Kabupaten Pelalawan, Inhu hingga Kampar. Namun dalam 10 tahun terakhir, kawasan yang dilindungi negara untuk habitat gajah sudah porak paranda akibat aksi perambahan. Hampir separuh luas areal TNTN kini jadi perkebunan sawit dan pemukiman penduduk.

Pembabatan selama ini berdampak langsung terhadap kelangsungan satwa langka gajah dan harimau sumatera. Sudah banyak gajah dan harimau yang mati akibat diburu para perambah. ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww