Home > Berita > Riau

Kabel Laut Megaproyek SEA-US Mendarat di Indonesia, Beroperasi Agustus Mendatang Sambungkan California-Manado-Dumai-Medan

Kabel Laut Megaproyek SEA-US Mendarat di Indonesia, Beroperasi Agustus Mendatang Sambungkan California-Manado-Dumai-Medan

Para petinggi Telkom tengah menarik kabel laut SEA-US dari ke landing beach man hole di Pantai Firdaus, Minahasa Utara, Kamis (6/4). (foto: indotelko.com)

Kamis, 06 April 2017 17:40 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Megaproyek Sistem Komunikasi Kabel Laut SEA-US yang pertama yang menghubungkan Indonesia, Filipina, dan Amerika Serikat secara langsung telah berhasil mendarat di Kauditan, Sulawesi Utara pada 6 April 2017. Peristiwa bersejarah tersebut diresmikan oleh Bupati Minahasa Utara, Vonnie Anneke Panambunan dan Direktur Network and Information Technology Telin, Nanang Hendarno di Beach Man Hole Pantai Firdaus, Kema, Minahasa Utara.

Pelaksanaan event ini juga disaksikan oleh Bupati Minahasa Utara, Kapolres Minahasa Utara AKBP Eko Irianto, Kapolsek Kema, AKP Ibrahim Abdul Wahid, Komandan Distrik Militer Letkol Deden Hendayana, Executive General Manager Planning Network Deployment Telkom, Revolin Simulsyah, General Manager Sub Marine Network Division NEC, Mr. Toro Kawauchi, CEO Telkomcel, Dedi Suherman, Executive General Manager Network Operation Engineering Telin, Nyoto Priyono, dan jajaran  senior leader Telkom Group.

Penggelaran tersebut merupakan tahapan penting, yang menandai proses pembangunan Proyek Kabel Laut SEA-US yang tepat waktu yang sebelumnya telah berhasil dilakukan pendaratan di Los Angeles, Amerika Serikat, di bulan Januari 2017, Davao, Filipina di bulan Maret 2017, dan Hawaii, Amerika Serikat di awal bulan April 2017.  Setelah Indonesia, penggelaran pendaratan selanjutnya yang merupakan penggelaran titik pendaratan terakhir akan di lakukan di Guam, Amerika Serikat di akhir bulan April 2017.

Bersamaan dengan penggelaran pendaratan SKKL SEA-US di Kauditan, Minahasa Utara, juga dilakukan soft opening Cable Landing Station (CLS) SEA-US yaitu stasiun pendaratan kabel di  Desa Kema Satu Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.   

Pada saat beroperasinya di triwulan-3 2017, SEA-US akan memanjakan pelanggan layanan internet di Indonesia khususnya pelanggan korporat, Indihome, dan seluler dengan kualitas layanan tercepat yang pernah ada dari Indonesia dan Amerika Serikat.

SKKL SEA-US di bangun dengan teknologi 100G akan memiliki kapasitas desain awal 20 Terabits yang dapat di-upgrade untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan layanan Internet di Indonesia maupun regional yang tumbuh secara eksponensial.

Di proyek kabel bawah laut Southeast Asia-United States (SEA-US), Telkom sebagai pemimpin konsorsium  melalui PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin). Proyek pembangunan kabel yang dilaksanakan oleh NEC Corporation dan NEC Corporation of America dengan nilai investasi mencapai US$ 250 juta ini.

Selain Telin, konsorsium SEA-US terdiri dari  Globe Telecom, RAM Telecom International (RTI), Hawaiian Telcom, Teleguam Holdings (GTA), GTI Corporation (anggota dari grup Globe Telecom), dan Telkom USA.

“Pembangunan SEA-US menjadi bukti realisasi nyata visi Telin menjadi the New World’s Hub of Telecommunication Information Media Edutainment Services (TIMES), rute unik SEA-US yang berbeda dari kabel dari Asia Tenggara ke Amerika Serikat yang pernah ada saat ini memberikan kecepatan yang tak terandingi dan keandalan kepada pelanggan internet Telkom Group," ujar Direktur Utama Telin Faizal Rochmad Djoemadi dalam rilisnya, Kamis (6/4/2017), dilansir potretnews.com dari indotelko.com.

CEO WIBS Telkom Group Honesti Basyir mengatakan  SEA-US akan terintegrasi dengan sistem kabel bawah laut lain yang dimiliki oleh Telkom Group baik global maupun domestik, yaitu Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMCS), Asia America Gateway (AAG), Singapore Japan Cable System (SJC), Southeast Asia-Middle East-Western Europe (SEA-ME-WE-5), Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS), dan Indonesia Global Gateway (IGG) yang saat ini sedang dalam proses pembangunan.

"Seluruh sistem kabel bawah laut tersebut serta Point of Presence (PoP) yang berlokasi di seluruh dunia, menjadi realisasi nyata dari Telkom Group dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai The New Global Hub," ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Network dan IT Solution Telkom, Abdus Somad Arief kepada IndoTelko menjelaskan kabel laut SEA-US baru beroperasi pada Agustus mendatang. "Nanti di Agustus itu sudah nyambung Menado ke California. Di sisi Telkom juga nyambung dari Manado ke Dumai (Riau), Medan," katanya.

Dikatakannya, jika itu terjadi maka Kabel Laut SEA-US akan menyambung dengan Kabel Laut (SKKL) Southeast Asia Middle East West Europe 5 (SEA-ME-WE 5). Namun, di sisi Telkom belum menggunakan Indonesia Global Gateway (IGG). "Kita harapkan semuanya sesuai dengan skedul," tutupnya.

Dalam Info memo laporan keuangan 2016 milik Telkom dinyatakan kabel optik yang dimiliki operator pelat merah ini hingga akhir Desember 2016 sepanjang 106.600 Km.

Untuk menghubungi kabel laut  SEA-ME-WE-5 dan SEA-US dengan jaringan lokal yang dimilikinya Telkom tengah membangun Indonesia Global Gateway (IGG) sepanjang 5.800 km dan diprediksi selesai pada kuartal pertama 2018. Hingga akhir Desember 2016, proyek IGG telah selesai 30%.

Sepanjang 2017-2018 diperkirakan proyek backbone kabel optik yang dibangun Telkom sepanjang 28.800 km. Angka ini menasbihkan Telkom sebagai jawara untuk urusan backbone di tanah air. ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww