Benda Kuno Hilang di Museum Sang Nila Riau Harganya Tak Ternilai

Benda Kuno Hilang di Museum Sang Nila Riau Harganya Tak Ternilai

Ilustrasi.

Sabtu, 01 April 2017 16:28 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Beberapa benda kuno yang disimpan di museum daerah Sang Nila Utama, Pekanbaru raib. Sayangnya, raibnya ketujuh benda kuno itu baru diketahui beberapa hari setelah kejadian oleh petugas kebersihan. Terkait hal tersebut, Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana menyayangkan peristiwa itu. Pasalnya, barang yang hilang harganya tak ternilai.

"Saya sangat menyesalkan hilangnya sebuah warisan budaya Indonesia dari Museum Sang Nila Utama di Riau. Ini merupakan kejahatan yang lebih berat dari korupsi, karena benda-benda pusaka tersebut tidak ternilai harganya bagi bangsa ini," ujar Putu dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2017), dilansir potretnews.com dari merdeka.com.

Meski ditaksir mengalami kerugian Rp 54 juta. Menurut Putu, taksiran harga ini tentu sangat melecehkan dan sama sekali tidak memiliki sense of history and culture value.

"Koleksi museum yang hilang merupakan representasi khazanah kebudayaan nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Oleh karena itu kami (AMI) berharap pihak kepolisian segera menangkap pelakunya, dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya. Kami juga berharap tidak terulang kembali kejadian seperti ini," kata Putu.

Sementara itu ketua Komisi X DPR RI, Teuku Riefky Harsya mempertanyakan bagaimana bisa museum Sang Nila Utama di Riau, kehilangan benda pusakanya tanpa ada kerusakan pintu atau pun kaca lemari penyimpanan.

"Bagaimana bisa dengan mudahnya kehilangan benda-benda yang mempunyai nilai bersejarah tersebut? Kejadian ini sangat memprihatinkan dan telah berulangkali terjadi pada museum-museum lainnya di Indonesia. Pemerintah daerah serta Pemerintah Pusat (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI) khususnya Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI harus bertanggung jawab. Kami akan panggil nanti," ucap Riefky.

Sebelumnya, Kasubbag Humas Polresta Pekanbaru, Ipda Dodi Vivino menjelaskan kasus kehilangan tersebut dilaporkan pada Senin (20/3) kemarin. Awalnya diketahui Ema, seorang petugas kebersihan tak melihat keris Melayu yang biasanya dipajang di salah satu tempat lokasi tersebut.

Pihak pengelola museum yang mendapat Aduan dari Ema kemudian melakukan pengecekan. Ternyata tak hanya keris, benda lainnya seperti 3 Keris Melayu, pedang Melayu Sondang, satu piring Seladon Emas, satu Kendi VOC (Verinigde Oost Indesche Compagnie) serta satu Kendi Anggut.

Museum itu tidak miliki keamanan dan CCTV sejak tahun 2010 hingga sekarang. Bahkan, lemari dan pintu museum juga tidak dikunci sehingga memudahkan orang lain untuk masuk ke lokasi tersebut. ***

Editor:
Farid Mansyur

Kategori : Hukrim, Peristiwa, Umum, Riau, Rohul
wwwwww