Lewat Pariwisata Berbasis Budaya, ”Riau Menyapa Dunia”
Peluncuran "Calender of Event Riau 2017" di Jakarta. (foto: istimewa) Menpar menyambut baik penetapan top 3 event pariwisata Riau yang bakal mendunia. Menurutnya setiap daerah di tanah air harus memiliki satu destinasi wisata dan atraksi yang dapat menarik minat wisatawan."Kenapa Bono? Karena atraksi berselancar di sungai satu-satunya di Indonesia ya ada di Riau. Sainganya di dunia adalah di Sungai Amazon," ucap Menpar.Gelombang Bono di Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan mencapai ketinggian 6 meter. Keunikan wisata minat khusus dan olahraga petualangan tersebut telah menarik minat banyak peselancar dunia yang berhasil memecahkan rekor selancar paling lamadi gelombang sungai di Kuala Kampar itu.Guna mendukung pelaksanaan festival tersebut, Menpar mengingatkan pentingnya 3A, Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas. Jika Bono sudah memiliki daya tarik yang kuat, maka aksesibilitas dan amenitas juga harus terpenuhi dengan baik."Aksesibilitas pak gubernur mengatakan akan melanjutkan pengerjaan jalan sepanjang 41 kilometer. Sehingga daya tempuh ke Bono akan semakin pendek," tutur Arief Yahya."Saya juga sudah disediakan lahan 600 hektar di sekitar kawasan atraksi Bono, di Kabupaten Pelalawan. Lahan itu rencananya akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Kalau siap, Pelalawan Riau bisa menjadi KEK pariwisata kelima," imbuh Menpar.Dua iven unggulan lainnya yakni; Bakar Tongkang akan berlangsung di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau sebagai acara ritual dan sudah berlangsung lebih seabad melibatkan ribuan warga serta mendatangkan banyak wisatawan mancanegara (wisman). Acara bakar tongkang tahun ini akan dimeriahkan dengan hiburan dengan mendatangkan superstar dari Taiwan dan artis Malaysia.Sementara itu, iven Pacu Jalur yang berlangsung Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai keunikkan sebagai ritual tahunan dan lebih banyak menampilkan kearifan lokal sebagai semangat bergotong royong. Pacu jalur diikuti para pendayung perahu tradisional sebanyak 45-60 orang pendayung di masing-masing perahu.Festival Bekudo Bono (Mengarungi gelombang Bono dengan menggunakan sampan kayu) akan berlangsung di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan pada 13-16 Maret 2017.Sedangkan event Bakar Tongkang (sebagai tradisi masyarakat Tionghoa yang memuja dewa langit sebagai penyelemat dari ganasnya ombak ketika pendahulu mereka melakukan pelayaran dari Tiongkok menuju Bagansiapiapi sekitar tahun 1883) akan berlangsung di Bagansiapiapi, Kabupapten Rokan Hilir pada 10-11 Juni 2017. Untuk iven Pacu Jalur akan berlangsung pada 23-26 Agustur 2017 di Kabupaten Kuantan Singingi.”Bono menjadi semacam penghela atas keunggulan lain semisal Bakar Tongkang dan Pacu Jalur. Kita fokus mengusung Bono agar benar-benar tampil atas kekuatannya yang dinilai sebagai gelombang sungai terbaik di dunia. Sejumlah peselancar mancanegara sudah membuktikannya. Kini bagaimana kita menghadirkan Bono atas keunikannya. Upaya tersebut tidak boleh setengah-setengah, namun harus benar-benar terkonsep, terukur, dan memiliki sistem perencanaan sampai evaluasi,” ujar gubernur yang akrab disapa Andi Rachman, itu.Acara ”Riau Menyapa Dunia” ibaratnya kick off untuk mengenalkan potensi pariwisata berbasis budaya yang dimiliki daerah ini sebagaimana sering di-”halo-halo”-kan orang nomor satu di provinsi ini, di setiap kesempatan. ***Narasi:
Redaksi potretnews.com