Petugas BKIPM Gagalkan Pengiriman 300 Kepiting Bertelur, Restoran di Riau Ada yang Jadi Pelanggan

Petugas BKIPM Gagalkan Pengiriman 300 Kepiting Bertelur, Restoran di Riau Ada yang Jadi Pelanggan

BKIPM Tarakan di Kaltara menggagalkan 2 kali pengiriman kepiting bertelur dalam 2 hari ini. Upaya ini menggenapi 3.600 kepiting bertelur yang berhasil di gagalkan sepanjang 2017.

Kamis, 16 Maret 2017 13:13 WIB
BALIKPAPAN, POTRETNEWS.com - Ratusan kepiting bertelur tertahan di pintu kargo maskapai penerbangan di Bandara Juwata, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Sebanyak 259 kepiting tujuan Surabaya tertahan pada Selasa (14/3/2017) dan 45 kepiting tujuan Jakarta pada Rabu (15/3/2017). Kedua pengiriman tertahan di jadwal penerbangan pagi hari sekitar pukul 06.30.

"Pemilik kepiting sengaja mengambil jadwal pagi untuk menyiasati waktu transit di Balikpapan," kata M Zainul Arifin, Kepala Pengawas, Pengendalian, Data, dan Informasi dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Rabu (15/3/2017), dilansir potretnews.com dari kompas.com.

Pesisir Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, hingga Tana Tidung, menjadi kawasan subur kepiting tangkapan. Seusai ditangkap, biasanya pengepul mengirim kepiting itu lewat bandara di Tarakan ke berbagai daerah di Indonesia.

Selain ke Jakarta dan Surabaya, permintaan datang dari Yogyakarta, Jambi, Riau, Lampung, bahkan sampai Singapura dan Malaysia.

Zainul menilai, terungkapnya beberapa pengiriman kepiting bertelur hingga kini menunjukkan permintaannya yang masih sangat besar. "Kebanyakan untuk memenuhi permintaan restoran. Tapi kepiting bertelur berapa pun ukurannya tetap dilarang," kata Zainul.

Zainul menjelaskan, modus yang dilakukan pelaku dengan mencampurkan kepiting jantan bersama kepiting bertelur dalam satu paket. Pengiriman pun tidak menggunakan jasa kurir biasa.

Mereka memanfaatkan jasa penitipan barang yang diselenggarakan maskapai sendiri, yakni menitipkan paket itu ke maskapai di bandara dan penerima mengambinya di bandara tujuan.

Cara ini, sambung Zainal, membuat si pengirim sulit terlacak. "Pengiriman port to port. Penerima hanya menunjukkan nomor airway bill atau surat muat udara saja dan bisa mengambil di bandara," kata Zainul.

Ratusan kepiting bertelur ini menambah jumlah kepiting yang berhasil digagalkan BKIPM Tarakan. Tahun 2017, BKIPM Tarakan tercatat menggagalkan pengiriman 3.626 kepiting bertelur.

Salah satunya ketika 37 koli berisi 3.000 kepiting bertelur tertahan di bandara Januari 2017 lalu. Sementara itu di 2016, BKIPM Tarakan menggagalkan 30 kali pengiriman terdiri dari 62.568 kepiting bertelur.

Usai digagalkan, kepiting langsung dilepas di berbagai tempat, seperti di bakau sekitar bandara atau daerah konservasi bekantan dan bakau yang dikelola Pemerintah Tarakan. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Hukrim, Umum, Riau
wwwwww