Kembangkan Soft Skill, Ini Harapan Rektor Umri kepada Mahasiswa Bidikmisi
Rabu, 01 Maret 2017 02:11 WIB
Rektor Umri Dr H Mubarak MSi memberikan motivasi kepada mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi Pemerintah Provinsi Riau.PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sebanyak 108 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) ikuti program peningkatan akademik dan pengembangan soft skill yang ditaja mulai 28 Februari hingga 2 Maret. Para peserta merupakan penerima Beasiswa Bantuan Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidikmisi) Pemerintah Provinsi Riau.
Rektor Umri Dr Mubarak MSi berharap pada mahasiswa yang ikut pelatihan agar memperlihatkan kemampuan akademik, kepribadian dan kecerdasan yang berbeda dibanding mahasiswa lainnya. Karena harus disyukuri yang ikut dalam kegiatan ini sangat terbatas.
Harapan lain dari rektor, penerima beasiswa memberi warna pada kehidupan pemuda di Riau, termasuk berkontribusi positif bagi daerah. Jangan sekadar ikut kegiatan. ”Dan yang lebih parah adalah yang sama sekali tak berbuat tapi ikut menggerogoti,” ucap rektor, di Kanpus Umri, Selasa (28/2/2017).
Menurut dia, mahasiswa harus disiplin. Lalu memiliki komitmen dengan waktu. Karena kalau sudah peduli dengan waktu, maka tak ada lagi telat saat kuliah, tak ada lagi negosiasi waktu telat. ”Kalau kuliah, satu detik pun seharusnya tidak boleh telat. Karena waktu ini terlalu pendek untuk disia-siakan,” ujarnya.
Rektor juga meminta mahasiswa selalu menjadi yang terbaik. Untuk jadi yang terbaik, maka harus berpikir bahwa bekerja baik adalah sebuah kewajiban. Kalau pikiran sudah begitu, maka mahasiswa akan berlomba untuk kebaikan.
Masih dalam pidatonya, Dr Mubarak juga menyampaikan upaya Umri untuk mewujudkan atau mencapai Visi Misi 2030, yang tinggal 13 tahun lagi. Menurut rektor, mahasiswa yang kuliah saat ini menjadi indikator sejauh mana perguruan tinggi mencapai visi misi itu.
Dua indikator di antaranya adalah internal dan eksternal. Untuk internal, Umri adalah kampus bermarwah dan bermartabat. Sebagai kampus Islam, pihak perguruan tinggi ingin mahasiswa menunjukkan watak keislamannya di dalam kampus. ”Indikatornya, kalau sudah terdengar azan, segera salat ke mesjid,” paparnya.
Lalu cerminan kedua adalah dalam bentuk tegur sapa. Yaitu menggunakan kata Assalamualaikum. Dari segi eksternal, Umri harus melakukan akselerasi agar sejajar dengan perguruan tinggi yang sudah lama berdiri. Satu di antaranya adalah dengan penguasaan bahasa Inggris.
”Saya ingin di Umri dibentuk english club yang isinya adalah mahasiswa,” katanya. Kemudian yang tak kalah penting adalah penguasaan bahasa Arab. Kalau tak menguasai bahasa, maka tak akan bisa melakukan apa-apa. Karena dunia sudah global. Jika tak sda penguasaan bahasa, ekonomi dalam negeri juga bakal dikuasai investor asing.
Tambahan lain, menurut Mubarak, mahasiswa harus ikut dalam organisasi internal maupun eksternal. Karena itu akan menambah cakrawala berpikir mahasiswa. ”Jangan tidak peduli,” kata dia.
Dalam sambutannya, rektor juga sempat mengapresiasi kreativitas yang dibuat oleh mahasiswa MIPA di media sosial Facebook. ”Saya mengikuti kreativitasnya. Tapi saya memang tidak komen,” ujar Mubarak. ***
Rektor Umri Dr Mubarak MSi berharap pada mahasiswa yang ikut pelatihan agar memperlihatkan kemampuan akademik, kepribadian dan kecerdasan yang berbeda dibanding mahasiswa lainnya. Karena harus disyukuri yang ikut dalam kegiatan ini sangat terbatas.
Harapan lain dari rektor, penerima beasiswa memberi warna pada kehidupan pemuda di Riau, termasuk berkontribusi positif bagi daerah. Jangan sekadar ikut kegiatan. ”Dan yang lebih parah adalah yang sama sekali tak berbuat tapi ikut menggerogoti,” ucap rektor, di Kanpus Umri, Selasa (28/2/2017).
Menurut dia, mahasiswa harus disiplin. Lalu memiliki komitmen dengan waktu. Karena kalau sudah peduli dengan waktu, maka tak ada lagi telat saat kuliah, tak ada lagi negosiasi waktu telat. ”Kalau kuliah, satu detik pun seharusnya tidak boleh telat. Karena waktu ini terlalu pendek untuk disia-siakan,” ujarnya.
Rektor juga meminta mahasiswa selalu menjadi yang terbaik. Untuk jadi yang terbaik, maka harus berpikir bahwa bekerja baik adalah sebuah kewajiban. Kalau pikiran sudah begitu, maka mahasiswa akan berlomba untuk kebaikan.
Masih dalam pidatonya, Dr Mubarak juga menyampaikan upaya Umri untuk mewujudkan atau mencapai Visi Misi 2030, yang tinggal 13 tahun lagi. Menurut rektor, mahasiswa yang kuliah saat ini menjadi indikator sejauh mana perguruan tinggi mencapai visi misi itu.
Dua indikator di antaranya adalah internal dan eksternal. Untuk internal, Umri adalah kampus bermarwah dan bermartabat. Sebagai kampus Islam, pihak perguruan tinggi ingin mahasiswa menunjukkan watak keislamannya di dalam kampus. ”Indikatornya, kalau sudah terdengar azan, segera salat ke mesjid,” paparnya.
Lalu cerminan kedua adalah dalam bentuk tegur sapa. Yaitu menggunakan kata Assalamualaikum. Dari segi eksternal, Umri harus melakukan akselerasi agar sejajar dengan perguruan tinggi yang sudah lama berdiri. Satu di antaranya adalah dengan penguasaan bahasa Inggris.
”Saya ingin di Umri dibentuk english club yang isinya adalah mahasiswa,” katanya. Kemudian yang tak kalah penting adalah penguasaan bahasa Arab. Kalau tak menguasai bahasa, maka tak akan bisa melakukan apa-apa. Karena dunia sudah global. Jika tak sda penguasaan bahasa, ekonomi dalam negeri juga bakal dikuasai investor asing.
Tambahan lain, menurut Mubarak, mahasiswa harus ikut dalam organisasi internal maupun eksternal. Karena itu akan menambah cakrawala berpikir mahasiswa. ”Jangan tidak peduli,” kata dia.
Dalam sambutannya, rektor juga sempat mengapresiasi kreativitas yang dibuat oleh mahasiswa MIPA di media sosial Facebook. ”Saya mengikuti kreativitasnya. Tapi saya memang tidak komen,” ujar Mubarak. ***
