Home > Berita > Inhil

Setelah Diberitakan, Nenek Lumpuh yang Tinggal di Emperan Ruko Langganan Banjir Akhirnya Dapat Perhatian dari Dinas Sosial Indragiri Hilir

Setelah Diberitakan, Nenek Lumpuh yang Tinggal di Emperan Ruko Langganan Banjir Akhirnya Dapat Perhatian dari Dinas Sosial Indragiri Hilir

Kamariah, ibu kandung Udin, termenung di tempat tinggal yang digenangi air tersebut.

Selasa, 28 Februari 2017 20:30 WIB
Muhammad Yusuf
TEMBILAHAN, POTRETNEWS.com - Kamariah (70), ibunda Udin, yang ikut tinggal bersama anaknya di emperan sebuah ruko di kawasan pasar jongkok Tembilahan akhirnya mendapat perhatian Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau. Selasa (28/2/17) Kamariah di jemput oleh Satuan Polisi Pamong Praja Inhil atas permintaan Dinsos agar Kamariah bisa diinapkan di rumah singgah dan dirawat oleh Dinsos.

Sayangnya, pihak Dinsos hanya bisa memberi waktu selama 3 hari. Demikian seperti yang disampaikan Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinsos Inhil, Syaiful Kelana saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (28/2/17).

Menurut dia, dalam jangka 3 hari tersebut, Dinsos bakal menyempatkan untuk mengurus berbagai hal. Salah satunya, mengirim ke rumah jompo di Pekanbaru.“itu pun jika keluarganya menyetujui. Di panti bisa tinggal dalam jangka waktu lama tetapi harus mandiri,” imbuhnya.

Sementara itu, anak Kamariah, Udin (54) mengaku berat pisah dengan orang tuanya. ”Saya masih bisa mengurusi ibu saya, dia lumpuh. Tak bisa hidup mandiri,” tuturnya.

Saat ini, Udin masih tinggal di Jalan Sultan Syarif Kasim, tepat di emperan toko pasar jongkok bagian pedagang PJ paling ujung di sekitar Jalan Abdul Manaf.

Seperti diberitakan sebelumnya, Udin dan ibunya tinggal di emperan ruko yang kondisinya sangat memprihatinkan. Apalagi, saat hujan deras ataupun pasang dalam, lokasi tempat mereka tinggal akan kebanjiran.

Udin yang berprofesi sebagai tukang becak tidak mampu untuk menyewa rumah atau tempat kos-kosan untuk tempat berteduh. Dikatakannya, dengan pendapatan paling besar Rp 30 ribu, jangankan untuk menyewa tempat tinggal, untuk makan saja susah.

"Tiga puluh ribu itu paling banyak dan sangat jarang dapat segitu. Malah sering tak dapat apa-apa, jadi kalau lapar itu biasa, " ungkap lelaki setengah baya ini sambil tersenyum pilu. ***

wwwwww