Pasukan Khusus Segera Diturunkan Menyergap Perambah Hutan Riau yang Makin Nekat dan Canggih

Pasukan Khusus Segera Diturunkan Menyergap Perambah Hutan Riau yang Makin Nekat dan Canggih

Aparat Polda Riau membongkar illegal logging atau pembalakan liar di kawasan Hutan Lindung Rimbang Baling, Kabupaten Kuantan Singingi. (foto: liputan6.com)

Selasa, 31 Januari 2017 19:54 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kantong-kantong perambahan dan illegal logging hutan lindung dan margasatwa yang kian merajalela di Provinsi Riau sudah dikantongi. Pemerintah tengah menyiapkan Operasi Yustisi yang melibatkan TNI dan Polri, bahkan Lanud Roesmin Nurjadin bakal menurunkan pasukan khususnya. Dilansir potretnews.com dari liputan6.com, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsekal Pertama Henri Alfiandi mengaku sudah membahas ini dengan Kapolda Riau Irjen Zulkarnain Adinegara untuk bertindak secepatnya.

"Laporan sudah masuk, di mana-mana saja tempatnya sudah dikantongi," kata penerbang pesawat tempur ini, Senin, 30 Januari 2017. Dia juga menyebut sudah memiliki sejumlah foto udara dari pesawat tempur dan helikopter yang diterbangkan. Pasukan tengah disiapkan dan bisa digerakkan secara tiba-tiba.

Selain menyiapkan pasukan khusus TNI AU atau yang selama ini dikenal dengan Paskhas, Lanud juga menyiapkan Helikopter Superpuma. Penyergapan itu, kata Henri, merupakan reaksi atas perambah liar bandel.

Pasalnya, kata dia, pemciu utama kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau adalah aktivitas perambahan hutan untuk perkebunan, kemudian kayunya diambil. "‎Hutan digunduli dan dibersihkan dengan cara dibakar. Ini sumbernya," kata Henri.

Dia menyebut ada beberapa lokasi yang rawan terjadinya aktivitas perambahan yang masuk ”pengintaian” TNI AU, antara lain di Kabupaten Siak dan Pelalawan. "Paling rawan di sana, apalagi di taman nasional," ucap Danlanud.

Selain itu, strategi lainnya guna mencegah bencana asap agar tidak muncul pada 2017 adalah dengan mengintensifkan modifikasi cuaca untuk memicu hujan turun, terutama di daerah yang mengalami kemarau di Provinsi Riau.

"Dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC), hujan diharapkan bisa turun, sehingga kelembapan tanah terjaga dan tetap basah. Dengan begitu potensi kemudahan terbakar bisa dikurangi," kata dia.

Seperti biasa, TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin juga menyiapkan tim untuk melakukan water bombing (bom air) di titik lahan yang terbakar. Ini upaya bila ke depan terdapat area yang terbakar.

"Di 2017, kondisi kering akan lebih panjang dibanding tahun sebelumnya di Riau, jadi harus ada strategi yang disesuaikan dengan iklim dan cuaca. Ini sinergitas bersama untuk menjaga Riau bebas asap," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Hal itu sebagai antisipasi terjadinya bencana asap karena BMKG memprakirakan awal Februari, Riau memasuki musim kemarau kering. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Hukrim, Lingkungan, Umum, Riau
wwwwww