Gubuk-gubuk Perambah Masih Kokoh Berdiri di Tengah Hutan Taman Nasional Tesso Nilo di Pelalawan

Gubuk-gubuk Perambah Masih Kokoh Berdiri di Tengah Hutan Taman Nasional Tesso Nilo di Pelalawan

Kebakaran lahan dan hutan di Riau. (foto: liputan6.com)

Jum'at, 13 Januari 2017 10:28 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Gubuk-gubuk diduga milik perambah hutan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Provinsi Riau, masih ditemukan berdiri kokoh. Di sekelilingnya terdapat kaplingan tanah yang sudah ditumbuhi sawit dan tersusun rapi. Kondisi tersebut dipotret helikopter jenis Puma yang diterbangkan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Kamis, 12 Januari 2017. Selain sawit, pilot juga menemukan‎ lahan yang dibakar di sekitar kebun sawit untuk membuka lahan baru di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

Menurut Kepala Dinas Operasional Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Kolonel Pnb Firman, helikopter menemukan gubuk dan lokasi kebakaran lahan di dua lokasi. "Pada lokasi pertama dan kedua ditemukan areal yang terbakar dan terlihat gubuk-gubuk di sekitarnya. Ada juga perkebunan sawitnya," ucap Firman, dikutip potretnews.com dari liputan6.com.

Dia menjelaskan, adanya titik api itu disengaja yang sengaja dilakukan penghuni gubuk. Mereka ini diduga sebagai perambah hutan TNTN untuk mengambil kayu dan mengubah kawasan menjadi perkebunan sawit.

Firman menyebutkan, patroli ini dilakukan berdasarkan perintah Komandan Lanud Roemin Nurjadin Pekanbaru Marsekal Pertama TNI Hendri Alfiandi. Perintah ini terkait kemunculan titik api yang terpantau satelit Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam beberapa hari terakhir. "Perintah dari Komandan Lanud untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran," ujar Firman.

Sebelumnya, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Hendri Alfiandi menyatakan kawasan TNTN menjadi fokus patroli. Pasalnya di kawasan hutan konservasi ini masih banyak terdapat perambah dengan cara membakar. "Nantinya kalau ada terlihat orang dan pondok di TNTN, kita akan lakukan operasi," kata Hendri.

Selama ini, aksi perambahan kawasan Tesso Nilo untuk dijadikan perkebunan sawit ‎terungkap berdasarkan pantauan dari udara. ‎Hanya saja ketika petugas menggelar operasi darat, pondok-pondok di dalam kawasan hutan lindung itu sudah kosong. Di lokasi hanya ditemukan jeriken dan perkakas penebang hutan yang kemudian dibakar petugas.

Adapun kawasan Taman Nasional Tesso Nilo adalah rumah bagi 360 flora terbagi dalam 165 marga dan 57 suku. Termasuk pula di dalamnya 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia, dan 18 jenis binatang amfibi.

Tercatat pada 19 Juli 2004, kawasan Tesso Nilo dijadikan tanaman nasional dengan areal seluas 38.576 hektar. Namun pada 19 Oktober 2009, taman nasional tersebut diperluas menjadi 83.068 hektar.

Namun banyaknya warga yang menetap di dalam kawasan hutan lindung ini terancam keberlangsungan sebagai taman nasional. Sebagian besar warga yang tinggal di dalam kawasan TNTN mengganti hutan alam menjadi kebun sawit.

Pengelola Balai Taman Nasional Tesso Nilo di Provinsi Riau mengklaim, sekitar 5.000 hektar lahan telah memiliki sertifikat hak milik (SHM) dan beralih fungsi. Total lebih dari 53.000 hektar hutan alam di kawasan tersebut sudah dirambah.

Sementara, data dari penggiat lingkungan World Wildlife Fund for Nature (WWF) Riau mencatat, sejak 2004 hingga 2015 sudah terdapat 74 ekor gajah mati di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.‎ ***

Editor:
Farid Mansyur

wwwwww