Kesedihan Rahmita Dewi Mengenang Percakapan Terakhir dengan Suaminya, Prajurit TNI Asal Dumai yang Jadi Korban Heli Jatuh di Malinau

Kesedihan Rahmita Dewi Mengenang Percakapan Terakhir dengan Suaminya, Prajurit TNI Asal Dumai yang Jadi Korban Heli Jatuh di Malinau

Rahmita Dewi, istri Sertu Bayu Sadeli Putra, salah satu penumpang helikopter 412 yang jatuh di pegunungan di Kalimantan Utara.

Selasa, 29 November 2016 20:30 WIB
BALIKPAPAN, POTRETNEWS.com - Suasana hening terlihat di kediaman Sertu Bayu Sadeli Putra (28), salah satu korban jatuhnya helikopter 412 di pegunungan di Kalimantan Utara, perbatasan Indonesia-Malaysia. Prajurit TNI AD yang berdinas di bagian mekanik itu meninggalkan istri dan dua anak, yang paling kecil berusia empat bulan. Rumah bertipe 60 meter persegi itu berada di Kampung Lokomotif, RT 04/05, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Di rumah itu, sang istri Rahmita Dewi (28) terus meneteskan air mata saat teringat almarhum suaminya. Juli 2016 lalu, pertemuan terakhir Rahmita dengan almarhum.

Saat itu Bayu pulang, karena menanti kelahiran putra keduanya bernama Rayihan. Selama dua pekan di Bekasi, Bayu kembali bertugas di Tanjung Redeb, Kalimantan Utara. Sertu Bayu Sadeli Putra dipastikan gugur dalam tugas ketika helikopter Bell 412 milik TNI AD yang ditumpanginya jatuh di pegunungan Malinau, Kalimantan Utara.

Bayu merupakan lulusan Pusat Pendidikan Penerbangan Semarang angkatan 2008. “Suami saya bekerja sebagai mekanik di satuannya,” kata Rahmita, Senin (18/11). Biasanya, saat sang suami bebas tugas, kata Rahmita juga, Bayu memiliki waktu dua pekan bersama keluarganya.

Tidak ada firasat aneh terkait bakal kehilangan suami. Tapi, kata Rahmita, beberapa hari sebelum kejadian itu sang suami meminta maaf kepadanya. Bayu juga berpesan untuk menjaga kedua anaknya, Bara Alimsyah (5) dan adiknya Rayihan Artansyah (berusia 4 bulan). “Itu pesan terakhir almarhum,” jelasnya.

Bahkan, kata Rahmita, percakapan terakhir dengan almarhum melalui komunikasi di media sosial, Bayu meminta istrinya mengirimkan foto beserta dokumen lengkap semasa dia bertugas. “Saya sampai sekarang tidak tahu maksud suami meminta foto itu untuk apa? Cuma dia sempat bilang untuk disimpan di HP,” ucapnya.

Namun, Minggu (27/11/2016), komandan Bayu menelepon Rahmita. Dalam pembicaraan itu, sang komandan memberitahu bila Bayu wafat setelah mengalami kecelakaan pesawat saat menjalankan tugas. “Beliau mengabarkan bahwa suami saya gugur saat tugas,” ucapnya seperti dikutip potretnews.com dari prokal.co.

Sontak, Rahmita langsung syok mendengar kabar tersebut. Beruntung saja, kepanikan Rahmita terjaga oleh keluarga. Pihak keluarga berupaya menenangkannya agar menerima keadaan. Malah dorongan semangat kepada Rahmita terus berdatangan agar ikhlas menerima kabar duka tersebut.

Meski sudah tenang, tapi Rahmita mengaku berupaya menghubungi markas suaminya bertugas di Kalimantan. Hal itu dilakukan setelah ibunya memberi kabar adanya informasi dari televisi bahwa helikopter yang ditumpangi suaminya hilang kontak. “Setiap menghubungi, petugas meminta untuk terus bersabar,” kata Rahmita.

Setelah mendapat kepastian itu, kata dia, keluarga meminta jenazah almarhum dibawa langsung ke Dumai, Riau, untuk dimakamkan. Sebab, Dumai merupakan tempat kelahiran dan juga tempat tinggal keluarga besar Bayu. “Rencananya saya akan ke Dumai untuk proses pemakaman, tapi setelah mendapat kabar lanjutan dari komandan suami saya,” tandasnya.

NURBAI TANJUNG: KAMI IKHLAS
Sementara di Dumai, Riau, suasana duka tergambar jelas di rumah Nurbai Tanjung di Gang Pusaka, Jalan Bintan, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota. Rumah ayah dari Sertu Bayu Sadeli Putra tampak ramai dikunjungi sanak saudara dan tetangga. Ada yang terisak menahan tangis, ada pula saling menyabarkan satu sama lain.

Mereka masih menunggu kabar Sertu Bayu yang mengalami kecelakaan helikopter jenis Bell 412 EP milik TNI AD, Kamis (24/11/2016). Belum jelas seperti apa kondisi Bayu, namun keluarga sudah mendapatkan kabar dari istri Sertu Bayu, Mita, jika Sertu Bayu sudah gugur.

Keluarga besar Sertu Bayu Sadeli Putra (28) hingga kini masih menanti kabar, namun segala persiapan sudah dilakukan dan mereka siap menerima apa pun kabar mengenai Sertu Bayu.

“Kami baru dapat kabar Ahad malam. Istri Bayu sudah menelepon, jika anak kami sudah gugur,” ujar Ayah Sertu Bayu, Nurbai Tanjung.

Nurbai Tanjung mengatakan pihak keluarga mengetahui adanya kecelakaan helikopter dari berita. Namun, mereka belum mengetahui nasib dari Sertu Bayu pasca kecelakaan. Baru mengetahui bahwa Bayu gugur dalam tugas usai dikabari istri Bayu.

“Kami ikhlas, memang keluarga meminta dikuburkan di Dumai, di makam pahlawan,” pintanya.

MASUK TES TNI, KELUARGA TIDAK TAHU
Sertu Bayu lahir di Kota Dumai, 11 Agustus 1988 silam. Dia merupakan anak ketujuh dari 11 saudara. Namun dua saudaranya terlebih dahulu wafat. “Waktu dulu pertama dia (Sertu Bayu, Red) masuk tes TNI keluarga tidak tahu, baru saat lulus diberitahu kami,” ujar Delima (61), Ibu Sertu Bayu.

Delima mengatakan, dirinya terakhir kontak dengan sertu Bayu pada 23 Agustus lalu. “Anaknya penurut,” ujar Delima terisak menahan tangis.

Dirinya terakhir berkomunikasi, menanyakan mengapa jarang memberi kabar, Sertu Bayu mengatakan jika dirinya agak sibuk. “Kami ikhlas, mintanya dimakamkan di Makam Pahlawan Dumai,” terangnya.

Adik Bayu, Indah punya firasat mengenai sang abang, Sertu Bayu. Dirinya mengaku merasa didatangi sang abang, bahkan dirinya melihat abangnya ditimpa helikopter. “Bukan mimpi, tapi firasat saja terbayang seperti itu, tapi saya tidak mau cerita,” terangnya.

Dia juga pernah ditegur sang abang, karena pasang DP di BBM tangan terluka. Saat itu sang abang meminta untuk mengganti DP. “Dia bilang, jangan macam-macam. Baik-baik saja, ganti DP kan bagus, baik-baik sekolah,” sebut Indah saat berkomunikasi via BBM. ***

Editor:
Hanafi Adrian

Kategori : Peristiwa, Umum, Dumai
wwwwww