Sebentar Lagi Bertugas di Mabes, Ini 4 Fakta tentang Brigjen Supriyanto yang Belum Banyak Diketahui Selama Menjabat Kapolda Riau

Sebentar Lagi Bertugas di Mabes, Ini 4 Fakta tentang Brigjen Supriyanto yang Belum Banyak Diketahui Selama Menjabat Kapolda Riau

Kapolda Riau Brigjen Supriyanto (no 2 dari kanan) dan Kapolres Rohil AKBP Henry Posma Lubis beserta personel polres setempat makan siang di bawah pohon sawit di sela-sela pemadaman api.

Sabtu, 24 September 2016 21:40 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto ditarik Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menempati posisi baru sebagai Irwil II Itwasum Mabes Polri. Tugas Supriyanto akan dilanjutkan Kapolda Maluku Utara, Brigjen Zulkarnain. Keputusan itu tertuang dalam Telegram Kapolri tertanggal 23 September 2016 kemarin. Ini sedikit banyak memunculkan pertanyaan, lantaran orang nomor satu di kepolisian Riau tersebut baru menjabat sekitar enam bulan, usai dilantik 21 Maret 2016 lalu.

Selama kepemimpinannya, Brigjen Supriyanto kerap dihadapkan berbagai rentetan persoalan. Paling menonjol adalah soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang tak henti-hentinya jadi langganan masyarakat Riau setiap tahunnya.

Bergegas ia menginstruksikan bawahannya untuk menangkap para pelaku. Hasilnya, hingga September ini, Polda Riau sudah menetapkan 93 tersangka pembakar lahan, dua di antaranya adalah perusahaan perkebunan di Siak dan Rokan Hulu (Rohul).

Bahkan hingga saat ini, bencana asap belum ada singgah ke Riau, meski periode pertengahan lalu negeri lancang kuning sempat diterpa kemarau kering dan el nino. Upaya bersama Satgas gabungan itu pun mendapat pujian, termasuk dari Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Lodewyk Pusung.

Di tengah jalan, konsentrasi Supriyanto dalam mencegah Karlahut sedikit terusik soal munculnya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP-3) terhadap 15 perusahaan teruga pembakar lahan, yang sebagian ternyata diputuskan sebelum ia menjabat selaku Kapolda Riau.

Di balik itu semua, ada beberapa kepribadian dan cerita unik dari Brigjen Supriyanto yang jarang diketahui atau terekspose ke publik. Berikut beberapa di antaranya yang berhasil dirangkum.

1. Puasa Senin Kamis dan sering bawa permen jahe.
Brigjen Supriyanto ternyata sering berpuasa Senin Kamis. Kebiasan itu diakuinya sudah dilakukan sejak dulu. Bahkan ia tak sengaja ”kepergok” menahan haus dan lapar saat memimpin pemadaman Karlahut di Rohil. Ketika itu cuaca sangat terik.

Tiba waktu berbuka, ia mengakhiri puasanya dengan meneguk air putih dan memakan permen jahe. Supriyanto mengaku sering membawanya untuk menghindari masuk angin, ditambah lagi area gambut jauh di pelosok dan dia tak sempat makan.

2. Doyan blusukan dadakan.
Berdasarkan catatan, hampir seluruh kabupaten yang rawan karhutla sudah disinggahi kapolda dalam blusukannya. Mulai dari Rohil, Dumai, Bengkalis, Rohul, Kampar hingga Kabupaten Pelalawan. Blusukan itu pun tanpa direncanakan.

Jika ada titik api yang dominan dari laporan satgas, kapolda hari itu juga langsung bergerak memimpin operasi pemadaman agar api tidak meluas, sekaligus memberi motivasi kepada jajarannya di lapangan secara dadakan alias tiba-tiba, bahkan ikut menginap di sana.

Lalu saat pecahnya bentrokan di Kabupaten Kepulauan Meranti antara masyarakat dan polisi, buntut dari tewasnya warga sipil di halaman mapolres. Tengah malam itu juga, Supriyanto ditemani irwasda mendadak turun ke sana guna meredam kemarahan masyarakat.

Saking mendadaknya, speedboat pun disiapkan ala kadarnya. Saat itu kapolda ”nebeng” duduk berdesakan dengan puluhan anggota Brimob yang ikut dikerahkan ke sana untuk pengamanan. Dia juga makan dengan nasi kotak bersama bawahannya.

3. On time alias tepat waktu.
Dia ini bisa dibilang tak pernah molor dari jadwal. Saking ontimenya, tak jarang Supriyanto berada duluan di lokasi acara ketimbang anggotanya. Bahkan saat blusukan ke Rohil, rombongan lainnya ketinggalan karena lewat waktu.

4. Sederhana, rendah hati namun tegas.
Perwira tinggi ini dikenal jajarannya sebagai kapolda yang sederhana dan tidak neko-neko. Saking sederhananya, ia pernah makan dengan nasi tok bareng personelnya. Itu terjadi saat ia ke Tasik Serai, Kabupaten Bengkalis.

Tiba waktu makan siang, kapolda ikut nimbrung dengan bawahannya di lahan gambut. Rupa-rupanya puluhan nasi bungkus yang disajikan ini tanpa lauk. Bukannya marah, yang ada justru gelak tawa. Tidak ada perlakuan spesial, walau jabatannya adalah kapolda.

Dia juga tidak sungkan menggeret selang air saat melihat anggotanya kelelahan berjibaku memadamkan api. Bahkan tanpa sengaja, pakaian dinasnya kesemprot air lumpur oleh anggota tim yang lain hingga basah. Dengan seloroh ia mengatakan, "sengaja dibasahin biar badan adem (kena air, red)".

Lalu saat menghadiri pemakaman dua warga sipil yang tewas terkait kerusuhan di Kepulauan Meranti. Ketika itu kapolda sendiri yang menggotong kedua keranda jenazah hingga ke liang lahat. Menurutnya, ini sebagai wujud ”pikulan” tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan bawahannya.

Namun soal ketegasan, Brigjen Supriyanto juga dikenal tidak pernah sungkan-sungkan. Beberapa pejabat utama kepolisian jadi korban mutasi lantaran dianggap tidak maksimal bekerja melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat. Sisanya dapat sanksi etik hingga pidana. ***

Editor:
Wawan Setiawan

Sumber:
GoRiau.com

Kategori : Politik, Pekanbaru
wwwwww