Home > Berita > Siak

Begini Cara Masyarakat Kampung Pinangsebatang Melestarikan Tradisi ”Melawan” Globalisasi

Begini Cara Masyarakat Kampung Pinangsebatang Melestarikan Tradisi ”Melawan” Globalisasi

Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi hadir pada tradisi Mandi Belimau di Pinangsebatang, baru-baru ini.

Sabtu, 11 Juni 2016 14:42 WIB
Halim
PERAWANG, POTRETNEWS.com - Derasnya arus globalisasi dan informasi bisa mengubah tatanan adat istiadat dan budaya di suatu daerah. Namun bagi masyarakat Kampung Pinangsebatang, Kabupaten Siak, Riau secanggih apa pun kemajuan informasi dan teknologi, tradisi ”Mandi Belimau” tetap dipertahankan, sesuai dengan kondisi zaman. Tradisi Mandi Belimau merupakan budaya masyarakat Melayu Riau setiap menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi mandi bersama ini adalah simbol pembersihan diri umat Islam menghadapi bulan suci Ramadan. Dengan harapan, seorang Muslim siap menjalankan ibadah puasa Ramadan baik secara fisik maupun mental.

Masyarakat Kampung Pinangsebatang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak terus mempertahankan tradisi adat istiadat ini. Kegiatan ini, tidak hanya melestarikan budaya nenek moyang, tetapi ajang silaturahmi, kebersamaan, menjaga kerukunan dan tolerasi warga setempat.

Animo masyarakat menyaksikan tradisi turun-temurun ini setiap tahun semakin tinggi. Pengunjung tidak hanya warga Pinangsebatang, tetapi masyarakat dari segala penjuru di kota industri Perawang, tradisi ini menjadi tujuan wisata lokal.

Tradisi Mandi Belimau yang setiap tahun digelar Kampung Pinangsebatang mendapat apresiasi dari Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi. Orang nomor satu Siak ini langsung turun dan ikut serta mengikuti prosesi Mandi Belimau yang digelar di pinggir Sungai Siak Pujasera Kampung Pinangsebatang Minggu (5/6/2016) silam.

Penghulu Pinangsebatang Bambang Saputra SH mengatakan Mandi Belimau merupakan tradisi masyarakat kampung, menyambut bulan suci Ramadhan. Ia berharap tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun ini, dipertahankan dan bisa menjadi filter budaya asing, yang kian gencar merongrong budaya lokal.

"Kami berharap budaya ini, mendapat perhatian pemerintah Kabupaten Siak. Tradisi ini dipertahankan dan diangkat ke permukaan, agar menjadi filter budaya asing negatif," tutur Bambang, Sabtu (11/06/2016).

Ia juga berharap Pujasera Pinangsebatang yang berada di pinggir sungai dan setiap tahun menjadi tempat pelaksaaan mandi belimau direnovasi agar lebih representatif.

"Kita memohon lapangan pujasera ini bisa difungsikan kembali. Lokasi selain tempat Mandi Belimau, tempat wisata lokal dan perekonomian warga," harapnya.

Bupati Syamsuar menyambut baik tradisi Mandi Belimau. Tradisi ini memperkaya khasanah budaya Siak. Untuk itu, pemerintah berkewajiban melestarikan adat istiadat.

"Ini adalah bagian tradisi kita, dalam hal menyucikan diri dan membersihkan dari noda serta meningkat silaturahmi dan saling bermaaf-maafan dan melaksanakan amal ibadah di bulan Ramadan, sedangkan untuk umat non-Muslim untuk saling menjaga kerukunan antarumat dan toleransi bersama," kata Syamsuar saat membuka Mandi Belimau Bersamo warga Pinangsebatang jelang awal Ramadan, lalu. ***

Kategori : Siak, Peristiwa
wwwwww