Buruh Bongkar Muat di Dumai Tuntut Kompensasi ke PT Chevron yang Tak Dibayar Sejak Tahun 2014
 |
Ilustrasi. |
Kamis, 09 Juni 2016 22:31 WIB
DUMAI, POTRETNEWS.com - Para buruh dari tenaga kerja bongkar muat (TKBM) menuntut kompensasi kepada PT CPI dari pekerjaan bongkar muat barang ke kapal di dermaga khusus NBF PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Tuntutan itu dikemukakan karena para buruh sudah tidak menerima kompensasi sejak disepakati perjanjian adanya dana kompensasi bagi buruh TKBM.Ketua Koperasi TKBM Dumai, Agoes Budianto, Kamis (9/6/2016) mengatakan dalam kesepakatan bersama yang ditandatangani TKBM Pelabuhan Dumai, DPC APBMI Dumai dan Administasi Pelabuhan Dumai.Isi kesepakatan ialah untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja bongkar muat dan keluarga disepakati bahwa Koperasi TKBM Pelabuhan Dumai menerima dana administrasi dari kegiatan bongkar muat barang di dermaga NBF PT CPI sebesar 3,71 persen X Rp13.369 =Rp49,98 per ton dari setiap aktvitas. Dana itu dibayar dengan cara TKBM menerbitkan tagihan kepada PT CPI pada setiap awal bulan dengan melampirkan administrasi kegiatan bongkar muat NBF per bulan.
"Kesepakatan dilakukan sejak tanggal 5 Agustus 2004, namun kompensasi itu terhenti belum ada jawaban dari pihak PT CPI, sejak tahun 2014 sampai dengan 2015,’’ terangnya.
Pihaknya, kata Agoes juga sudah menyurati PT CPI pada tanggal 4 Desember 2015, namun hingga kini pihaknya tidak mendapat tanggapan.
"Masalah ini perlu saya disampaikan kepada publik, karena ini berkaitan dengan hak-hak buruh TKBM yang sudah kita perjuangan dari PT Chevron. Kita sudah pertanyakan kepada pihak PT Chevron melalui Tommy Sibuea, namun sejauh ini tidak ditanggapi," jelas Budi lagi.
Namun Budi tidak menjelaskan berapa besaran angka yang harus dibayarkan PT CPI kepada pihaknya. ’’Angkanya sudah dilampirkan kepada pihak Chevron,’’ jelasnya.
Sementara itu, pihak PT CPI tidak dapat dikonfirmasi, ketika media mendatangi perwakilan PT CPI di dermaga NBF PT CPI, petugas di sana meminta agar wartawan mengkonfirmasi permasalahan tersebut ke kantor PT CPI yang ada di Rumbai Pekanbaru. ***Editor:
Akham Sophian Sumber:
Riaupos.co
"Kesepakatan dilakukan sejak tanggal 5 Agustus 2004, namun kompensasi itu terhenti belum ada jawaban dari pihak PT CPI, sejak tahun 2014 sampai dengan 2015,’’ terangnya.
Pihaknya, kata Agoes juga sudah menyurati PT CPI pada tanggal 4 Desember 2015, namun hingga kini pihaknya tidak mendapat tanggapan.
"Masalah ini perlu saya disampaikan kepada publik, karena ini berkaitan dengan hak-hak buruh TKBM yang sudah kita perjuangan dari PT Chevron. Kita sudah pertanyakan kepada pihak PT Chevron melalui Tommy Sibuea, namun sejauh ini tidak ditanggapi," jelas Budi lagi.
Namun Budi tidak menjelaskan berapa besaran angka yang harus dibayarkan PT CPI kepada pihaknya. ’’Angkanya sudah dilampirkan kepada pihak Chevron,’’ jelasnya.
Sementara itu, pihak PT CPI tidak dapat dikonfirmasi, ketika media mendatangi perwakilan PT CPI di dermaga NBF PT CPI, petugas di sana meminta agar wartawan mengkonfirmasi permasalahan tersebut ke kantor PT CPI yang ada di Rumbai Pekanbaru. ***Editor:
Akham Sophian Sumber:
Riaupos.co
