Pedagang Pasar Kaget Rumbai Mengamuk di Kantor Wali Kota Pekanbaru, Mobil Lurah Rumbai Bukit Digoyang-goyang hingga Nyaris Terbalik

Pedagang Pasar Kaget Rumbai Mengamuk di Kantor Wali Kota Pekanbaru, Mobil Lurah Rumbai Bukit Digoyang-goyang hingga Nyaris Terbalik

Pedagang Pasar Kaget Rumbai usai pertemuan di Kantor Wali Kota Pekanbaru, Senin (11/4/2016).

Senin, 11 April 2016 16:50 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Awalnya kedatangan puluhan warga Rumbai yang tergabung dalam Komunitas "Pasar Kaget" ke Kantor Wali Kota Pekanbaru, Riau, untuk menghadiri undangan dari Camat Rumbai untuk membicarakan prihal kebijakan pemerintah kota (pemko) dalam hal relokasi pasar kaget di Kecamatan Rumbai, Senin (11/4/2016). Namun usai pertemuan, tiba-tiba saja warga mengamuk dan mendatangi sebuah mobil yang sedang parkir, yang ternyata mobil milik Lurah Rumbai Bukit, Tengku Rafli. Dengan emosi para pedagang menggoyang mobil sang lurah hingga nyaris terbalik. Akibatnya, sempat terjadi kericuhan, para pedagang saling dorong, perang mulut dengan puluhan personel Satpol PP yang menghadang para pedagang.

Emosi pedagang meledak disebabkan tidak puas dengan hasil rapat yang telah digelar yang dihadiri Camat Rumbai, Zulheli Arifin Lurah Rumbai Tengku Rafli, Kakan Satpol PP Pekanbaru Zulfahmi Adrian dan pihak Dinas Pasar.

Ismael, salah seorang pedagang pasar kaget mengatakan, kami memang masyarakat biasa, tapi jangan dikira kami buta hukum alias bodoh. Terkait penggusuran atau "relokasi" istilah ala Camat Rumbai, dengan tegas ditolak mereka.

Dikatakan juga oleh Ismael, dalam mengambil kebijakan, Camat Rumbai dituding tidak profesional, dan lebih mengedepankan kekuasaan atau dengan otot. Untuk melakukan penggusuran ”Pasar Kaget” setiap Rabu di Jalan Tengku Kasyim, camat menyuruh para preman dengan kondisi mabuk, sehingga bertindak brutal dan memukul warga dan merusak mobil pick up milik pedagang.

Menurut dia, awalnya camat menyebutkan, pasar yang dibangun di Jalan Tengku Kasyim adalah milik pemko, namun setelah terjadi perlawanan dari pedagang, camat dan lurah menyebutkan pasar tersebut milik Pemuda atau LPM. "Jadi mana yang benar," tandasnya.

Selain itu, kata Ismael, tempat relokasi pasar yang katanya milik pemerintah, pedagang dimintai uang kepada sebesar Rp300 ribu dengan rincian, pendaftaran Rp200 ribu dan bulanan Rp100 bulanan. Anggaran tersebut digunakan ubtuk membangun lapak yang terbuat dari kayu bulat dengan atap tenda biru.

Dia berpendapat, melihat kondisi fisik dan lokasi pasar yang yang jauh dari pemukiman penduduk, bangunan tersebut sama sekali tidak kayak untuk disebut sebagai pasar milik pemerintah.

”Pada hari ini kami membuat surat terbuka dalam bentuk penolakan atas kebijakan Camat Rmbai yang menggusur pesagang pasar kaget. Kami akan menurunkan pedagang lebih banyak untuk melakukan demo. Rabu atau Jumat kita akan turunkan anggota pedagang lebih banyak lagi. Intinya kami tak mau dipindahkan, kami mau di pasar kaget yang lama," tukasnya.

Sementara itu Kepala Satpol PP Zulfahmi Adrian mengatakan sebelumnya di dalam ruang rapat mereka (pedagang, red) sudah menerima hasil rapat. "Tapi nggak tahu kenapa setelah diluar kok mereka menolak lagi. Saya tadi dah sampai ke ruangan, tapi ada insiden makanya saya kembali ke sana lagi," tutur Zulfahmi, sembari mengatakan pemindahan itu hanya untuk sementara sebelum dibuat pasar yang lebih baik.

Camat Rumbai Zulhelmi ketika dikonfirmasi mengakui memang tadi sempat terjadi insiden antara pedagang dan juga camat dan Lurah Rumbai. "Tadi mobil Lurah Rumbai sempat dicegat dan digoyang-goyang. Pak lurahnya kebetulan juga masih di dalam mobil itu," ujarnya. ***

Editor:
Mukhlis

Kategori : Pekanbaru, Umum, Peristiwa
Sumber:Riaueditor.com
wwwwww