Home > Berita > Umum

Pak Izmet Merasa Janggal, Ada Angka yang Ditulis Pakai Pena di Kuitansi Pembayaran IGD RSUD Dumai

Pak Izmet Merasa Janggal, Ada Angka yang Ditulis Pakai Pena di Kuitansi Pembayaran IGD RSUD Dumai

Bukti pembayaran pelayanan medis di IGD RSUD Kota Dumai tampak ganjil. Sebab ada nominal yang ditambahkan dengan pena pada cetakan bukti pembayaran.

Sabtu, 12 Maret 2016 12:51 WIB
DUMAI, POTRETNEWS.com - Walau tidak mendapat perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Dumai, ternyata pasien mesti membayar biaya pelayanan. Jumlahnya pun cukup signifikan. Seperti yang dialami Tengku Izmet pada 2 Maret 2016 lalu. Kala itu Izmet hendak mendapat pelayanan medis di RSUD Dumai. Sebab pada malam itu, istrinya mengalami pendarahan. Pria yang bekerja di satu instansi Pemerintahan Kota Dumai ini langsung membawa istri ke IGD.

Ketika ditanyai tersedianya kamar VIP untuk rawat inap, petugas medis di IGD mengatakan bahwa kamar penuh. Bahkan saat menemani istrinya di IGD, Izmet diminta keluar IGD. Maka ia pun langsung keluar dari ruangan.

Anehnya, ketika ia kembali ke IGD, istrinya telah dipasangi infus. Padahal dari pengakuan petugas medis, kala itu tidak ada kamar untuk rawat inap. Sehingga ia memilih untuk pergi dari rumah sakit plat merah.

Ia langsung merujuk istrinya ke satu rumah sakit swasta di Kota Dumai. Namun Izmet kaget sekali, ketika petugas di IGD menagih uang sebesar Rp 243.000. Padahal ia berada di IGD dalam waktu 10 menit.

"Saya kaget sekali. Tanpa ada apa-apa, kami ternyata membayar juga," ujar Izmet kepada Tribun, Jum'at (11/3/2016).

Izmet mengaku bahwa ia sama sekali tidak menggunakan jaminan kesehatan. Tapi dirinya mengaku tidak pernah berkonsultasi dengan dokter saat berada di IGD. Sebab saat mengantar istrinya, Izmet malah disuruh keluar dari IGD dan mendaftar lebih dulu.

Namun dari bukti pembayaran terdapat item konsultasi dokter sebesar Rp 10.000. Ditambah biaya tindakan sebesar Rp 7.000. Lalu satu item pendaftaran rawat darurat administrator dan administrasi rawat darurat petugas RS, masing-masing sebesar Rp 5.000.

Tapi yang mengejutkan Izmet adalah item tindakan rawat darurat kelompok II perawat atau bidan. Pada bukti pembayaran yang dicetak Pihak RSUD Kota Dumai tercatat Rp 116.000. Keganjilan terlihat pada jumlah yang ditambahkan begitu saja pada bukti pembayaran.

Tampak jelas ada coretan pada item tersebut. Petugas tampak menambah tulisan 100 dengan pena pada item tindakan rawat darurat kelompok II perawat atau bidan. Sehingga total yang mesti dibayar sebagai Rp 243.000.

"Padahal seharusnya dari bukti pembayaran cuma 143.000. Ini malah ditambah pakai pena, ada apa ini," ujarnya kesal. ***

(Mukhlis)
Kategori : Umum, Dumai
Sumber:Tribunpekanbaru.com
wwwwww