Hasil Autopsi Tim Medis BBKSDA Riau Simpulkan Gajah Liar di Balairaja Bengkalis Mati karena Tersetrum Listrik

Hasil Autopsi Tim Medis BBKSDA Riau Simpulkan Gajah Liar di Balairaja Bengkalis Mati karena Tersetrum Listrik

Tim medis dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau ketika melakukan autopsi terhadap gajah liar yang mati. (foto: hipam/detikcom)

Kamis, 04 Februari 2016 15:02 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Tim medis dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sudah selesai melakukan autopsi (nekropsi) terhadap gajah liar yang mati. Hasilnya, dapat dipastikan gajah liar mati karena terkena setrum listrik. Demikian disampaikan dokter hewan (drh) Rini Deswita yang melakukan autopsi terhadap bangkai gajah betina dalam perbincangan dengan detikcom seperti dikutip potretnews.com, Kamis (4/2/2016). Rini menjelaskan, bahwa autopsi dilakukan sejak pukul 10.00 WIB dan baru selesai pada pukul 13.00 WIB.

"Kita baru selesai melakukan autopsi dan lagi istirahat. Usai istirahat, nantinya gajah akan dikuburkan," kata dia. Menurut Rini, hasil autopsi, bagian fisik luar ditemukan bagian belalai ditemukan kulit yang terkelupas karena gosong. Akibatnya, jaringan sel di bagian belalai ada yang matang.

Sedangkan saat dilakukan pembedahan di dalam organ tubuh gajah, lanjut Rini, ditemukan jantung gajah terjadi pembekuan darah. Pembekuan darah ini membuat darah tidak mengalir ke jaringan lain terutama bagian otak gajah.

"Dengan jantung membeku, otomatis saluran darah tidak berjalan. Yang paling pertama terkena bagian otaknya. Tidak adanya saluran darah, membuat jaringan otak kekurangan oksigen dan akhirnya mati," kata Rini.

Dari hasil autopsi ini, Rini memastikan bahwa gajah liar betina usia sekira 20 sampai 30 tahun ini bukan mati karena termakan racun. Kematian gajah liar ini dipastikan terkena setrum listrik.

"Gajah ini matinya di perkebunan warga di belakang rumah. Di lokasi kita temukan kawat yang dialiri listrik. Jadi kematian gajah ini positif karena tersengat listrik," kata Rini.

Karenanya, pihaknya tidak lagi mengambil sampel organ tubuh gajah untuk dikirim ke laboratorium di Sumatera Barat. "Saya kira tidak perlu lagi kita mengambil sampel organ tubuh gajah untuk dibawa ke Leb. Karena sudah dapat kita pastikan mati karena kesetrum lsitrik," kata Rini.

Sementara itu, Koordinator Himpunan Penggiat Alam (Hipam), Zulhasni mengatakan, pihaknya meminta BBKSDA Riau mengusut tuntas atas kematian gajah tersebut.

"Ini ada unsur kesengajaan yang dilakukan warga dengan memasang kawat yang dialiri listrik di perkebunannya. Harusnya, BBKSDA bersama Polri dapat mengusutnya siapa pemilik perkebunan itu," kata Husni sapaan akrab Zulhusni.

Menurutnya, bila kasus ini tidak diusut tuntas, bisa jadi warga menganggap hal yang biasa pemasangan aliran listrik di areal perkebunannya.

"Padahal aliran listrik yang dipasang warga itu kan tidak hanya mengancam satwa, tapi juga bisa manusia. Jadi kami berharap, kasus kematian gajah ini harus diusut tuntas siapa pelaku pemasangan aliran listrik di perkebunan itu," ujar Husni. ***

(Farid Mansyur)
Kategori : Peristiwa, Bengkalis
wwwwww