Setelah Digorok, Rizky Sempat Berjalan 10 Meter dengan Leher Robek dan Akhirnya Tewas Terkapar di Tengah Jalan

Setelah Digorok, Rizky Sempat Berjalan 10 Meter dengan Leher Robek dan Akhirnya Tewas Terkapar di Tengah Jalan

Polisi melakukan olah TKP di lokasi penemuan mayat Rizky

Kamis, 14 Januari 2016 11:08 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Warga Perumahan Pemda Jalan Cemara Kuanda RT3 RW4, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki, Rabu (13/1/2015) dini hari WIB. Pemuda berusia 21 tahun tersebut ditemukan oleh warga dalam kondisi telungkup dengan luka robek di bagian leher. Korban diketahui bernama Rizky Ramadhan, warga asal Agam Sumatera Barat. Korban diduga tewas akibat digorok dengan menggunakan senjata tajam jenis sangkur.

Warga menemukan pemuda itu dalam kondisi tidak bernyawa dan bersimbah darah. Kepalanya masih mengenakan helm warna hitam dan masih memakai kacamata. Bajunya kaos warna hitam dengan celana jeans selutut.

Pantuan di lokasi kejadian, terlihat banyak ceceran darah berserakan di jalan. Kondisi di sekitar lokasi kejadian memang sepi. Di sisi kanan dan kiri jalan tempat korban ditemukan penuh dengan semak. Jarak antara rumah terdekat dengan lokasi kejadian berkisar 50 meter.

Menurut keterangan Fatimah (45), jenazah pemuda itu ditemukan sekitar pukul 01.15 Wib. Saat itu ia terbangun dari tidurnya begitu mendengar suara minta tolong.

Setelah keluar rumah, Fatimah melihat korban sudah tergeletak dengan posisi telungkup. Ia mengenakan baju kaos warna hitam, masih memakai helm dan mengenakan celana jeans selutut warna biru.

"Korban sempat minta tolong, tapi suaranya tidak keras. Suaranya seperti orang mendengkur.Pas kami lihat korban sudah tergeletak dengan kondisi bersimbah darah," kata Fatimah.

Rizky diduga sempat berjalan kaki lebih kurang 10 meter dari lokasi pertama ia dibacok.

Dugaan ini diperkuat dengan adanya ceceran darah pertama yang diduga menjadi tempat eksekusi menuju ke arah rumah warga. Hanya berjarak sekitar 15 meter dari rumah Fatimah, pemuda itu roboh.

"Betul, dengan kondisi berlumuran darah korban sempat berjalan kaki minta tolong warga. Korban sempat berjalan kaki sekitar 10 meter. Karena kehabisan darah, ia tumbang di tengah jalan," kata Nur Aini, warga lainnya.

Menurut keterangan Aini, pemuda itu pertama kali ditemukan oleh petugas keamanan perumahan. Seperti biasa, setiap pukul 01.00 WIB, petugas keamanan yang diketahui bernama Ilyas berkeliling komplek perumahan untuk melakukan patroli sambil memukul tiang listrik.

Saat melintas di ruas jalan yang sepi Ilyas melihat seorang pria yang tidak dikenal sedang menghidupkan sepeda motor. Beberapa kali menstarter sepeda motornya, tidak kunjung hidup. Merasa ada yang janggal, Ilyas lantas memanggil temanya di pos.

"Tapi pas sampai di sini (lokasi pembunuhan) pria itu sudah tidak ada. Ketika ia melihat ke arah selatan, petugas keamanan itu melihat ada sesosok tubuh tergeletak," tutur Aini.

Turunkan Anjing Pelacak

Kabar penemuan mayat tersebar dengan cepat. Warga berkerumun di lokasi kejadian. Aparat kepolisian yang tiba sekitar pukul 02.00 WIB langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengevakuasi jenazah.

Selanjutnya, petugas kepolisian dari Polresta Pekanbaru dan Polsek Tampan menyebar ke sejumlah lokasi untuk memburu pelaku. Seekor anjing pelacak dari Unit Satwa Polda Riau juga diturunkan untuk memburu pelaku.

Setelah dilakukan pengembangan di lapangan, polisi berhasil menemukan satu unit sepeda motor yang diduga milik korban.

Sepeda motor Yamaha Vixion BM 4810 AG yang sudah dimodifikasi tersebut ditemukan di kompleks Perumahan Griya Cipta, Jalan Cipta Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian pembunuhan.

"Tadi ada warga yang menelpon ke Polsek Tampan. Memberitahukan ada sepeda motor yang dipenuhi dengan bercak-bercak darah di perumahan mereka. Mendapat laporan itu kita langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengembangan. Saat ini anggota kita masih dilokasi tempat ditemukanya sepeda motor tersebut," kata Kapolsek Tampan Kompol Ari Setyawan Wibowo, Rabu.

Selain menemukan sepeda motor yang dipenuhi dengan bercak darah, pihak kepolisian kembali menemukan barang bukti baru. Sebuah tas yang berisi sarung senjata tajam jenis sangkur, pahat dan baju kemeja lengan panjang.

Tas tersebut ditemukan di samping rumah warga di Perumahan Griya Cipta, Jalan Cipta Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi pembunuhan. Tidak jauh dari lokasi ditemukanya sepeda motor korban.

Anjing pelacak dikerahkan, mengendus-endus barang bukti tersebut. Anjing kemudian berputar-putar di sekeliling rumah, tapi kemudian seperti kehilangan jejak.

Berdasarkan deteksi yang dilakukan anjing pelacak, polisi menduga ada dua kemungkinan. Pertama pelaku ada di dalam rumah. Kemudian kemungkinan kedua pelaku meninggalkan lokasi dengan menggunakan kendaraan.

"Kalau dari tempat ditemukan tas pelaku berjalan kaki, anjing pelacak bisa mendeteksi kemana arahnya. Tapi kalau pakai kendaraan, anjing pelacak tidak bisa melacaknya, jadi jejaknya terputus sampai di tempat penemuan tas itu saja," kata Kompol Ari Setyawan. ***

(wawan setiawan)
Sumber:tribunpekanbaru.com
wwwwww