Home > Berita > Siak

Selama Bertahun-tahun, Ratusan Hektar Lahan Warga Kandis Siak Diduga Tercemar Limbah Minyak Mentah PT Chevron

Selama Bertahun-tahun, Ratusan Hektar Lahan Warga Kandis Siak Diduga Tercemar Limbah Minyak Mentah PT Chevron

Ilustrasi limbah minyak mentah. (foto: kaltara.prokal.co)

Selasa, 10 November 2015 01:57 WIB
SIAK SRI INDRAPURA, POTRETNEWS.com - Sedikitnya 500 hektar lahan masyarakat di Dusun Garut, Desa Belutu, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Riau, diduga tercemar minyak mentah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Kendati berlangsung bertahun-tahun, 150 kepala keluarga (KK) yang memiliki lahan kebun sawit sudah sering meminta tanggung jawab pihak PT CPI, namun sampai saat ini keinginan itu belum disikapi perusahaan pengelola minyak terbesar di Indonesia tersebut.

"Selain merusak kualitas tanah dan sumber daya air, pencemaran minyak mentah PT CPI juga berdampak sosio ekonomi terhadap kehidupan warga yang lahannya tercemar. Sudah berkali-kali masalah ini disampaikan kepada pihak PT CPI, tapi belum disikapi sampai saat ini," kata Koordinator Forum Perjuangan Masyarakat Korban Pencemaran Minyak Mentah (FPMKPMM) PT CPI Ginonggom Simanjuntak seperti dikutip potretnews.com dari GoRiau.com, Sabtu (7/11/2015).

Sekitar awal Oktober lalu, imbuh mantan Anggota DPRD Siak ini, warga kembali menggelar demonstrasi di Kantor PT CPI di Kecamatan Minas, menuntut agar limbah minyak mentah segera ditanggulangi.

Kemudian, FPMKPMM juga menyurati Bupati Siak dan Gubernur Riau. Lalu, pada 24 Oktober 2015, digelar pertemuan di Kecamatan Minas, yang dihadiri Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, BLH Siak, PT CPI dan masyarakat.

"Hasilnya, tak ada jawaban dari PT CPI, mereka beralasan tak punya dana untuk menanggulangi masalah limbah ini. PT CPI juga menjanjikan akhir bulan November ini ada jawabannya, kita tunggu saja," ujar Ginonggom.

Dia menjelaskan, FPMKPMM merupakan forum yang dipercaya warga yang lahan kebun sawitnya menjadi korban limbah minyak mentah PT CPI. Ginonggom berjanji akan terus memperjuangkan hak masyarakat agar diselesaikan oleh PT CPI.

"Kita juga berharap pemerintah segera turun tangan meminta tanggung jawab PT CPI sebagaimana yang dilakukan terhadap PT Minarak Lapindo dalam menanggani kasus lumpur lapindo di Sidoardjo, Provinsi Jawa Timur. Wakil rakyat yang duduk di DPRD Siak selama ini juga belum bersikap, kita tak mengerti juga, apa mereka belum tahu, pura-pura tak tahu atau tak mau tahu," kritiknya.

Humas PT CPI Tiva Permata sudah berkali-kali dihubungi, sepanjang Sabtu (7/11/2015) untuk mengkonfirmasi terkait keluhan warga Kandis terhadap limbah minyak mentah PT CPI, namun handphone-nya dalam keadaan aktif tidak pernah diangkat.

Saat disampaikan persoalan itu melalui short message service (SMS), Tiva menjawab agar pertanyaan disampaikan lebih rinci.

"Minta tolong lebih diperinci pertanyaannya, agar jawabannya juga tepat. Ini masalah apa ya, pencemaran seperti apakah yang dimaksud? Dimana letak persisnya? Kapan? Insya Allah akan saya carikan informasinya setelah mendapat kejelasan," kata Tiva sesuai SMS yang diterima, Sabtu (7/11/2015).

Mengingat cukup panjang untuk dijelaskan, dicoba membalas SMS Tiva dan berharap meluangkan waktu bicara sebentar agar dapat menjelaskan permasalahan dengan rinci, namun SMS itu hingga Senin (9/11/2015) sore diterbitkannya berita ini, belum ditanggapi Tiva.***

(Akham Sophian)
Kategori : Siak, Lingkungan
Sumber:GoRiau.com
wwwwww