Home > Berita > Umum

Gara-gara Asap, Singapura Boikot Tisu Produksi PT Asian Pulp and Paper

Gara-gara Asap, Singapura Boikot Tisu Produksi PT Asian Pulp and Paper

Para turis memakai masker di Singapura.

Senin, 12 Oktober 2015 14:43 WIB
.
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Sejumlah supermarket di Singapura menarik produk kertas dan tisu buatan Asian Pulp and Paper (APP) dan empat perusahaan lain asal Indonesia. Hal ini merupakan buntut kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap.

Surat kabar Singapura, Strait Times memberitakan, supermarket yang telah menarik tisu itu adalah NTUC FairPrice, Sheng Siong, dan Prime Supermarket. Sementara Dairy Farm Group yang mengoperasikan gerai 7-Eleven, Cold Storage, dan Giant, juga pemilik jaringan Ikea, Unity Pharmacy serta Watsons masih akan menghabiskan stok di gudang mereka tapi telah menghentikan impor.

Aksi ini dilakukan setelah keluar sikap Singapore Environment Council (SEC) yang mencabut sementara sertifikat hijau kepada Universal Sovereign Trading yang merupakan distributor APP di Singapura. SEC menuding APP dan empat perusahaan lain telah turut merusak yang menyebabkan kebakaran hutan dan kabut asap.

"Kami melakukan langkah ini sebagai perusahaan yang taat aturan sembari menunggu informasi dan hasil investigasi lanjutan dari otoritas terkait," kata Direktur Eksekutif NTUC FairPrice Seah Kian Peng seperti dikutip Strait Times, Kamis pekan lalu.

Namun, tuduhan itu dibantah Suhendra Wiriadinata, Direktur Asia Pulp & Paper (APP). Suhendra bilang, perusahaannya tidak melakukan aksi perusakan atau pembakaran hutan. "APP tegas tidak mendukung kebakaran hutan," ujar Suhendra melalui pesan singkat, Senin, 12 Oktober 2015.

Soal pencabutan sertifikat hijau, Suhendra mengklaim telah berkoordinasi dengan otoritas Singapura untuk menanggapi permintaan data dan informasi sesuai tenggat waktu. APP juga mengundang otoritas Singapura berkunjung ke APP untuk menyaksikan penerapan kebijakan tanpa bakar.

"Kebakaran hutan adalah isu yang sangat rumit, pemerintah Singapura dan Indonesia masih menyelidikinya," kata Suhendra.

Adapun Liana Bratasida, Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), meminta Singapura tak terburu-buru memboikot produk mereka. "Belum ada bukti," katanya. ***
(***)
Kategori : Umum, Lingkungan
Sumber:tempo.co
wwwwww