Ajaib! Tanggal 26 September Pasien di Pekanbaru Dinyatakan Meninggal karena Covid-19, padahal Tanggal 28 Ny W Masih Hidup dan Swab-nya Negatif

Ajaib! Tanggal 26 September Pasien di Pekanbaru Dinyatakan Meninggal karena Covid-19, padahal Tanggal 28 Ny W Masih Hidup dan <i>Swab</i>-nya Negatif

Ilustrasi/INTERNET

Kamis, 08 Oktober 2020 09:38 WIB
Rachdinal

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Siapa yang tidak kesal ketika anggota keluarga meninggal dunia akibat virus corona atau Covid-19, padahal hasil swab justru negatif. Itu pula yang kini dialami oleh Zulkardi beserta anggota keluarganya yang lain.

Bagaimana tidak, tanpa data valid pihak RS Islam Ibnu Sina Kota Pekanbaru menyatakan orang tuanya yang tengah dirawat di rumah sakit itu meninggal akibat Covid-19.

Sontak, Zulkardi pun teringat dengan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko baru-baru ini yang menuding banyak tenaga medis di rumah sakit sengaja menambah-nambah jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 dengan pasien non-Covid demi mengeruk keuntungan.

Ucapan Moeldoko itulah yang menjadi dasar menyampaikan fakta kebenaran kepada pihak RSI Ibnu Sina. ”Atas nama keluarga pasien saya mengatakan bahwa kuat dugaan data-data almarhum telah dimanipulasi oleh rumah sakit tersebut dengan menyatakan meninggal karena Covid-19. Anehnya almarhum orang tua saya berdasarkan data Dinas Kesehatan Pekanbaru meninggal pada tanggal 26 September, padahal almarhumah meninggal pada 28 September,” ungkap Zulkardi kepada potretnews.com, Rabu (7/10/2020).

Malah kata Zulkardi, jika mengacu data yang di-update oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19, orang tuanya yang berinisial Ny W ditulis meninggal karena Covid-19 pada (30/9). Lalu dirinya mendatangi ke pemakaman khusus jenazah Covid-19 guna mempertanyakan kepada petugas pemakaman apakah pada tanggal tersebut ada memakamkan almarhum keluarganya tersebut.

”Kita langsung datangi ke pemakaman untuk bertanya kepada petugas pemakaman, ternyata petugas pemakaman mengaku tidak ada memakamkan jenazah atas nama Wirsyamsiwarti pada tanggal 30 September. Pernyatan petugas itu bahkan ditulis di atas meterai 6000,” ucap Zulkardi.

Zulkardi mengklaim dia dan keluarga memiliki data-data akurat yang menguatkan kalau almarhum orang tuanya meninggal tidak karena Covid-19.

”Hasil swab test kan sudah jelas, dua kali almarhumah ditest namun hasilnya negatif, tetapi mengapa dilaporkan dan diumumkan oleh rumah sakit serta Satgas kalau almarhumah meninggal karena Covid-19, ini ada apa?” dirinya bertanya.

Keanehan lain yang dilakukan pihak rumah sakit, ungkap Zulkardi, RSI Ibnu Sina menginformasikan kalau data orang tuanya sudah dikirimkan lewat media WhatsApp dan mengatakan bahwa yang melakukan kesalahan input data adalah pihak Dinas Kesehatan (Kota Pekanbaru).

”Seharusnya jangan dikirimkan lewat pesan WhatsApp dong. Ini kan laporan negara, akibatnya fatal, jadinya tetangga mengira betul kalau almarhumah orang tua kami meninggal karena Covid-19. Padahal seharusnya kami bisa memakamkan keluarga kami secara normal bukan dengan protokol Covid-19,” ujarnya.

Potretnews.com telah berupaya mengonfirmasi hal ini kepada pihak RSI Ibnu Sina dengan menghubungi nomor telepon seluler 081177069xx. Suara perempuan di seberang telepon menyebut dirinya sebagai Humas RSI Ibnu Sina. Namun saat ditanya nama, suaranya terdengar samar.

”Ini konfirmasi kan? Jangan ditulis dulu,” tuturnya tanpa menjelaskan kapan pihaknya memberi penjelasan lebih lanjut. ***

Catatan Redaksi: Pada Jumat (9/10/2020) pagi pukul 9.30 redaksi mengubah judul agar lebih mudah dipahami. Judul sebelumnya adalah ”Teledor! Sudahlah Hasil Swab Negatif, Pasien di Pekanbaru Malah Diumumkan Meninggal karena Covid-19 saat Korban Masih Hidup”.

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww