Cerita Korban Selamat Tragedi KM ”Sinar Bangun”; Ditendangi Penumpang Lain karena Berebut Ban Pelampung

Cerita Korban Selamat Tragedi KM ”Sinar Bangun”; Ditendangi Penumpang Lain karena Berebut Ban Pelampung

Korban KM Sinar Bangun Suhendra. (foto: iNews)

Selasa, 19 Juni 2018 17:36 WIB
SAMOSIR, POTRETNEWS.com - Tragedi Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang terbalik dan karam di perairan Danau Toba menjadi kabar duka yang mendalam bagi masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Puluhan penumpang hingga 1x24 jam masih dinyatakan menghilang dalam peristiwa tersebut. Di antara ratusan penumpang, salah satu yang beruntung yakni Suhendra (22) warga Pematangsiantar. Dia selamat setelah ditolong kapal warga setempat dan dibawa ke daratan. Selanjutnya, dia menjalani penanganan medis di Puskesmas Simarmata, Kabupaten Samosir, Sumut.

Setelah berangsur pulih, Suhendra membagi ceritanya setelah menjadi saksi hidup karamnya kapal yang diperkirakan membawa 130 penumpang. Dia menjadi penumpang kapal bersama lima kerabatnya yang lain.

Saat naik ke lantai tiga di KM Sinar Bangun, dia mengaku kaget melihat banyaknya penumpang. Sekira 20 menit kapal bertolak dari Pelabuhan Simanindo menuju Pelabuhan Tiga Ras cuaca sangat buruk. Ombak begitu tinggi dan angin bertiup kencang. Dia merasakan kapal terus bergerak tak seimbang sepanjang perjalanan.

”Saya sempat tanya ke orang yang sudah biasa, apa perjalanan masih jauh. Kemudian dijawab sekitar 300 meter lagi, sudah dekat,” ucapnya.

Tak berapa lama, kapal dihantam ombak hingga oleng ke kanan. Para penumpang mulai panik. Suhendra melihat sepeda motor yang diperkirakan sejumlah 50-an unit di bagian bawah jatuh semuanya saat oleng dan terdorong ke bahu kapal bagian kanan.

”Memang motornya tidak penuh, jadi saat kapal oleng semua jatuh dan tertumpuk di bagian kanan kapal. Kalau penuh, mungkin kapal bisa seimbang. Karena berat sebelah, tiba-tiba kapal terbalik ke kanan. Saya rasa kapal sudah over kapasitas,” ujarnya, dilansir potretnews.com dari inews.id.

Suhendra melihat sudah banyak penumpang yang berjatuhan di atas air. Saat itu dia melihat ban pelampung dan langsung meraihnya. Dia juga menyelamatkan seorang rekannya.

"Teman saya disepak (tendang) karena semuanya saling rebutan ban pelampung, mereka panik. Saya langsung tarik dia ke ban. Kami terus ditendangi oleh dua lainnya. Padahal kalau mereka tak panik, satu ban itu bisa untuk empat orang, biar hanya untuk pegangan tangan saja. Tak lama satu orang hilang entah ke mana dan satunya lagi diselamatkan kapal fery,” tuturnya dengan bibir bergetar.

Setelah bertahan untuk mendapat pertolongan, akhirnya mereka diselamatkan oleh kapal seorang warga. Mereka kemudian dibawa ke Puskesmas Simarmata untuk mendapat penanganan medis.

Perawat di Puskesmas Simarmata Yanti Pasaribu mengatakan, sejumlah korban selamat yang dievakuasi kedinginan dan menggigil. Beberapa menangis dan trauma atas kejadian yang baru dialaminya. Petugas kesehatan langsung melakukan tindakan awal dengan mengganti pakaian dan memakaikan selimut.

”Semua dalam kondisi lemah dan lemas. Kami rawat mereka, yang luka terbuka dijahit, ada yang patah tulang langsung dirujuk,” ujarnya.

Diketahui, KM Sinar Bangun merupakan kapal penyeberangan dari Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun. Kapal kayu itu tenggelam di Danau Toba, sekitar satu mil dari Dermaga Tigaras Senin (18/6/2018) pukul 17.30 WIB. Hingga saat ini, proses evakuasi penumpang masih berlangsung. Kapal kayu tersebut diduga mengangkut sedikitnya 130 penumpang. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa, Umum
wwwwww