Home > Berita > Riau

”Lihatlah Pak, Rupat Sudah Luluh Lantak…”

”Lihatlah Pak, Rupat Sudah Luluh Lantak…”

Masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Mahasiswa dan Masyarakat Bela Riau mendatangi Kantor DPRD Riau.

Jum'at, 27 Oktober 2017 09:11 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Sedikitnya 100 orang masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Mahasiswa dan Masyarakat Bela Riau mendatangi Kantor DPRD Riau, berunjuk rasa terkait penolakan terhadap beroperasinya perusahaan HTI di tempat mereka, yakni di Kepulauan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Kamis (26/10/2017). Masyarakat kemudian disambut dan diterima di ruang medium DPRD Riau, oleh anggota DPRD Riau, Hasmi Setiadi dan Solikhin Dahlan.

Dalam kesempatan itu, masyarakat menyampaikan, bahwa mereka sangat berharap agar pihak pemerintah tetap konsisten untuk membela rakyat, dan menjaga kelestarian lingkungan, dan melakukan upaya paksa kepada perusahaan HTI, untuk patuh terhadap aturan dan perundang-undangan.

Jika perusahaan tidak mematuhi aturan yang berlaku, maka pemerintah diminta menindak tegas dan memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak taat hukum tersebut.

Sehingga Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 17 tahun 2017 dapat terealisasi sebagaimana mestinya.

Apalagi menurut mereka kawasan gambut di Rupat, ada 90 persen seluruhnya.

Selain itu, Pemprov Riau juga diminta untuk satu suara dengan pemerintah pusat, dalam menertibkan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI), tentang pengelolaan dan perlindungan hutan serta pengelolaan ekosistem gambut.

Dilansir potretnews.com dari tribunnews.com, salah seorang tokoh masyarakat, Herman menyampaikan, sebagai warga Pulau Rupat, pihaknya sangat banyak dirugikan dan terzolimi dengan hadir dan beroperasionalnya anak perusahaan HTI di Rupat.

"Kami di sini mewakili semua desa yang ada di Kepulauan Rupat. Kami merasa dizolimi. Banyak hal yang kami rasakan sampai saat ini. Misalnya, kami sejak dulu tidak pernah banjir. Pada tahun 2016 lalu, masyarakat kami kebanjiran. Setelah kami lihat, penyebabnya adalah kanal perusahaan tidak punya pembuangan, sehingga terjadi banjir tersebut," kata Herman.

Tokoh masyarakat lainnya, Farid mengatakan, banyak masyarakat saat ini yang kesusahan karena beroperasinya anak perusahaan HTI di sana.

"Sejak dibangun kanal perusahaan di lahan gambut, wilayah kami digenangi air. Kami sangat kesusahan. Air di sana tidak bisa lagi kami minum, karena airnya masam. Lihatlah Pak, sekarang Rupat sudah luluh lantak," ujar Farid tak kuasa menahan air matanya.

Sejumlah pemuda Rupat yang hadir dalam pertemuan tersebut juga tampak tak kuasa menahan air matanya, sambil bercerita kesulitan yang mereka rasakan bersama keluarga, di tengah lahan gambut yang sudah rusak.

Masyarakat dan mahasiswa kemudian menyerahkan video dan foto, serta berkas yang menggambarkan kerusakan di Pulau Rupat saat ini. Anggota DPRD Riau, Hasmi Setiadi berjanji akan menindaklanjuti hal tersebut nantinya, dan akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. ***

Editor:
Jaka Abdillah

wwwwww